Pelajar Butuh Pendidikan Literasi untuk Tangkal Dampak Negatif Dunia Digital
loading...
A
A
A
JAKARTA - Budaya digital mampu mengubah bentuk perilaku, norma, dan nilai-nilai yang berkaitan dengan teknologi digital dalam kehidupan sehari-hari.
Anak-anak perlu dijauhkan dari dampak negatif budaya digital, yakni kecanduan digital, kejahatan siber, perundungan (cyber bullying), dan informasi palsu (hoaks).
Karena itu era digital butuh literasi dalam berbudaya digital. Literasi akan memungkinkan individu memanfaatkan informasi secara efektif, menyiapkan individu dalam menghadapi teknologi masa depan.
”Dunia digital mampu memperluas jaringan dan interaksi sosial, akses ke berbagai alat dan platform untuk mengekspresikan kreativitas secara digital, maupun cara bekerja, berbelanja, mencari informasi, mengakses hiburan, hingga akses global pengetahuan dan pembelajaran,” jelas Kepala Bidang Pembinaan Ketenagaan Dikbudpora Kabupaten Lombok Utara, Bambang Siswanto dalam webinar literasi digital yang digelar Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo), Kamis (19/10/2023).
Diskusi virtual bertajuk ”Kreatif di Dunia Digital Sejak Dini” merupakan kerja sama antara Kantor Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) dan Dikbudpora Kabupaten Lombok Utara untuk komunitas pendidikan di wilayah Bali-Nusa Tenggara.
Bambang mengatakan, dunia digital (internet) telah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan manusia. Perkembangan dunia digital kini telah mempengaruhi cara berinteraksi, kreativitas, pendidikan, dan perubahan gaya hidup keseharian manusia.
Bambang menjelaskan, perkembangan dan tren budaya digital ditandai dengan munculnya media sosial, live streaming, e-commerce dan augmented reality (AR) atau penggunaan teknologi dalam industri, pendidikan, hiburan, gaming maupun pemesaran.
”Anak-anak perlu dijauhkan dari dampak negatif budaya digital. Ajarkan penggunaan media digital secara positif, kreatif, dan bertanggung jawab,” urai Bambang
Diskusi untuk meningkatkan literasi dan pemahaman terkait teknologi digital bagi komunitas pendidikan itu, diikuti secara nobar oleh siswa dari berbagai sekolah menengah di Lombok Timur (Lotim). Di antaranya, SMPN 1 Kayangan, SMPN 2 Kayangan, SMPN 1 Gangga, SMPN 2 Gangga, SMPN 3 Gangga, SMP Islam Babussalam, dan SMAN 2 Labuapi.
Dari perspektif kecakapan digital, influencer Ana Livian menambahkan, kreativitas digital perlu ditanamkan kepada anak sejak dini agar mereka memiliki kompetensi kecakapan digital.
”Penanaman kecakapan digital sejak dini, membantu mereka dalam pemanfaatan media digital yang kreatif. Misalnya, menjadi konten kreator, pelaku e-commerce, gamer, konsultan IT, programmer, social media specialist, digital marketing, dan lainnya,” kata Ana.
Narasumber lain drummer kelompok musik Hijau Daun, Rio Aries Kusnanto menuturkan, anak-anak perlu diajarkan cara memanfaatkan media digital dengan aman. Salah satunya, yakni dengan menerapkan autentifikasi dua faktor (F2A) dan mengajarkannya kepada mereka.
”Jangan lupa, ajarkan membuat password yang aman, tidak menggunakan nama anak, orang tua, atau tanggal lahir. Perkenalkan kepada mereka adanya kejahatan dan penipuan online,” pungkasnya.
Anak-anak perlu dijauhkan dari dampak negatif budaya digital, yakni kecanduan digital, kejahatan siber, perundungan (cyber bullying), dan informasi palsu (hoaks).
Karena itu era digital butuh literasi dalam berbudaya digital. Literasi akan memungkinkan individu memanfaatkan informasi secara efektif, menyiapkan individu dalam menghadapi teknologi masa depan.
”Dunia digital mampu memperluas jaringan dan interaksi sosial, akses ke berbagai alat dan platform untuk mengekspresikan kreativitas secara digital, maupun cara bekerja, berbelanja, mencari informasi, mengakses hiburan, hingga akses global pengetahuan dan pembelajaran,” jelas Kepala Bidang Pembinaan Ketenagaan Dikbudpora Kabupaten Lombok Utara, Bambang Siswanto dalam webinar literasi digital yang digelar Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo), Kamis (19/10/2023).
Diskusi virtual bertajuk ”Kreatif di Dunia Digital Sejak Dini” merupakan kerja sama antara Kantor Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) dan Dikbudpora Kabupaten Lombok Utara untuk komunitas pendidikan di wilayah Bali-Nusa Tenggara.
Bambang mengatakan, dunia digital (internet) telah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan manusia. Perkembangan dunia digital kini telah mempengaruhi cara berinteraksi, kreativitas, pendidikan, dan perubahan gaya hidup keseharian manusia.
Bambang menjelaskan, perkembangan dan tren budaya digital ditandai dengan munculnya media sosial, live streaming, e-commerce dan augmented reality (AR) atau penggunaan teknologi dalam industri, pendidikan, hiburan, gaming maupun pemesaran.
”Anak-anak perlu dijauhkan dari dampak negatif budaya digital. Ajarkan penggunaan media digital secara positif, kreatif, dan bertanggung jawab,” urai Bambang
Diskusi untuk meningkatkan literasi dan pemahaman terkait teknologi digital bagi komunitas pendidikan itu, diikuti secara nobar oleh siswa dari berbagai sekolah menengah di Lombok Timur (Lotim). Di antaranya, SMPN 1 Kayangan, SMPN 2 Kayangan, SMPN 1 Gangga, SMPN 2 Gangga, SMPN 3 Gangga, SMP Islam Babussalam, dan SMAN 2 Labuapi.
Dari perspektif kecakapan digital, influencer Ana Livian menambahkan, kreativitas digital perlu ditanamkan kepada anak sejak dini agar mereka memiliki kompetensi kecakapan digital.
”Penanaman kecakapan digital sejak dini, membantu mereka dalam pemanfaatan media digital yang kreatif. Misalnya, menjadi konten kreator, pelaku e-commerce, gamer, konsultan IT, programmer, social media specialist, digital marketing, dan lainnya,” kata Ana.
Narasumber lain drummer kelompok musik Hijau Daun, Rio Aries Kusnanto menuturkan, anak-anak perlu diajarkan cara memanfaatkan media digital dengan aman. Salah satunya, yakni dengan menerapkan autentifikasi dua faktor (F2A) dan mengajarkannya kepada mereka.
”Jangan lupa, ajarkan membuat password yang aman, tidak menggunakan nama anak, orang tua, atau tanggal lahir. Perkenalkan kepada mereka adanya kejahatan dan penipuan online,” pungkasnya.
(wyn)