Mahasiswa UGM Teliti Pengaruh Weton Terhadap Prestasi Akademik, Bagaimana Hasilnya?
loading...
A
A
A
JAKARTA - TIM PKM-RSH UGM meneliti pengaruh weton terhadap proses pencapaian prestasi akademik mahasiswa. Penelitin ini melibatkan 100 responden yakni mahasiswa UGM yang berasal dari suku Jawa.
Tim Program Kreativitas Mahasiswa bidang Riset Sosial Humaniora (PKM-RSH) Universitas Gadjah Mada (UGM) ini diketuai Laras Tristant. Sedangkan anggota tim ialah Muhammad Fernanda Dhiyaul Hak (FIB), Nurvania Rachmah (FIB), dan Sutan Adam Kusuma Tanaka (Filsafat) serta dibimbing Fahmi Prihantoro. Tim juga juga menyusun langkah mitigasi dalam meningkatkan kesadaran mahasiswa UGM.
Laras menjelaskan, lunturnya kebudayaan Jawa di tengah-tengah masyarakat menjadi dasar mengapa penelitian dengan tema ini diangkat. Salah satu kebudayaan yang terancam punah adalah pertanggalan Jawa kuno yang dikenal dengan istilah weton.
Baca juga: 3 Beasiswa di UGM yang Masih Membuka Pendaftaran hingga November 2023
Weton saat ini dipahami hanya sebagai penentuan hari baik untuk melakukan acara-acara tertentu contohnya adalah penentuan hari pernikahan dan sering dihubungkan dengan hal-hal yang gaib atau mistis. Kondisi ini diperkuat dengan adanya film-film horor yang bertemakan weton didalamnya.
Sementara itu, budaya pertanggalan weton bukan sebatas ramalan, kecocokan, penentuan hari baik saja, tetapi dalam konsep weton pada kebiasaan masyarakat Jawa dulu juga digunakan sebagai rahan untuk meningkatkan keberuntungan dalam meraih suatu pencapaian. Weton ialah produk budaya Jawa berlandaskan kebiasaan masyarakat Jawa dalam menggunakan ilmu titen atau ilmu dalam melihat situasi di alam sekitar.
Baca juga: Menteri Basuki Hadiri Wisuda Anaknya di UGM, Wisudawan Rebutan Selfie
“Berangkat dari fenomena tersebut, kami mengangkat topik weton untuk melihat keterhubungan antara sistem pertanggalan Jawa kuno dengan proses pencapaian di kehidupan sehari-hari,” katanya, dikutip dari laman UGM, Selasa (7/11/2023).
Laras menyampaikan, ia dan tim mencoba menghubungkan antara kepercayaan weton dengan proses pencapaian prestasi akademik. Selain itu mereka melakukan penyusunan langkah mitigasi guna membantu masyarakat dalam mengambil tindakan terhadap sebuah tafsir kepercayaan sebagai peningkatan kualitas diri
Penelitian melibatkan 100 responden yang merupakan mahasiswa UGM yang berasal dari suku Jawa. Mereka menghasilkan tiga langkah mitigasi untuk meningkatkan kesadaran mahasiswa dalam proses pencapaian prestasi akademik berupa motivasi, pengingat, dan peringatan.
Berdasarkan hasil penjabaran weton Laras menyampaikan seseorang dengan sifat bawaan positif bisa menjadikan tafsiran sebagai motivasi untuk mendorong proses pencapaian prestasi akademik. Sedangkan sifat bawaan yang cenderung negatif dapat digunakan sebagai peringatan untuk mengantisipasi hal buruk yang kemungkinan bisa terjadi pada individu dalam hal akademik.
Sementara, sifat bawaan seimbang antara baik dan buruknya dapat digunakan sebagai pengingat pada individu untuk digunakan sebagai motivasi atau sebagai peringatan bagi diri sendiri.
Tim Program Kreativitas Mahasiswa bidang Riset Sosial Humaniora (PKM-RSH) Universitas Gadjah Mada (UGM) ini diketuai Laras Tristant. Sedangkan anggota tim ialah Muhammad Fernanda Dhiyaul Hak (FIB), Nurvania Rachmah (FIB), dan Sutan Adam Kusuma Tanaka (Filsafat) serta dibimbing Fahmi Prihantoro. Tim juga juga menyusun langkah mitigasi dalam meningkatkan kesadaran mahasiswa UGM.
Mencoba Melestarikan Budaya Jawa
Laras menjelaskan, lunturnya kebudayaan Jawa di tengah-tengah masyarakat menjadi dasar mengapa penelitian dengan tema ini diangkat. Salah satu kebudayaan yang terancam punah adalah pertanggalan Jawa kuno yang dikenal dengan istilah weton.
Baca juga: 3 Beasiswa di UGM yang Masih Membuka Pendaftaran hingga November 2023
Weton saat ini dipahami hanya sebagai penentuan hari baik untuk melakukan acara-acara tertentu contohnya adalah penentuan hari pernikahan dan sering dihubungkan dengan hal-hal yang gaib atau mistis. Kondisi ini diperkuat dengan adanya film-film horor yang bertemakan weton didalamnya.
Sementara itu, budaya pertanggalan weton bukan sebatas ramalan, kecocokan, penentuan hari baik saja, tetapi dalam konsep weton pada kebiasaan masyarakat Jawa dulu juga digunakan sebagai rahan untuk meningkatkan keberuntungan dalam meraih suatu pencapaian. Weton ialah produk budaya Jawa berlandaskan kebiasaan masyarakat Jawa dalam menggunakan ilmu titen atau ilmu dalam melihat situasi di alam sekitar.
Baca juga: Menteri Basuki Hadiri Wisuda Anaknya di UGM, Wisudawan Rebutan Selfie
“Berangkat dari fenomena tersebut, kami mengangkat topik weton untuk melihat keterhubungan antara sistem pertanggalan Jawa kuno dengan proses pencapaian di kehidupan sehari-hari,” katanya, dikutip dari laman UGM, Selasa (7/11/2023).
Hasil Penelitian
Laras menyampaikan, ia dan tim mencoba menghubungkan antara kepercayaan weton dengan proses pencapaian prestasi akademik. Selain itu mereka melakukan penyusunan langkah mitigasi guna membantu masyarakat dalam mengambil tindakan terhadap sebuah tafsir kepercayaan sebagai peningkatan kualitas diri
Penelitian melibatkan 100 responden yang merupakan mahasiswa UGM yang berasal dari suku Jawa. Mereka menghasilkan tiga langkah mitigasi untuk meningkatkan kesadaran mahasiswa dalam proses pencapaian prestasi akademik berupa motivasi, pengingat, dan peringatan.
Berdasarkan hasil penjabaran weton Laras menyampaikan seseorang dengan sifat bawaan positif bisa menjadikan tafsiran sebagai motivasi untuk mendorong proses pencapaian prestasi akademik. Sedangkan sifat bawaan yang cenderung negatif dapat digunakan sebagai peringatan untuk mengantisipasi hal buruk yang kemungkinan bisa terjadi pada individu dalam hal akademik.
Sementara, sifat bawaan seimbang antara baik dan buruknya dapat digunakan sebagai pengingat pada individu untuk digunakan sebagai motivasi atau sebagai peringatan bagi diri sendiri.
(nnz)