Perkuat Pesantren, Para Santri Diharapkan Lebih Kreatif dan Inovatif
loading...
A
A
A
JAKARTA - Ketua Perkumpulan Kader Bangsa, Dimas Oky Nugroho yang juga pendiri Gerakan Anak Muda Punya Usaha (AMPUH), menekankan pentingnya para santri untuk belajar dan memulai berwirausaha. Berwirausaha di masa pandemi justru menjadi pilihan yang tepat namun harus dilakukan secara lebih kreatif dan inovatif.
(Baca juga: Syarief Hasan Sebut Jangan Ragukan Jiwa Pancasila Para Santri)
"Selain untuk memperkuat ekonomi secara individu, berwirausaha juga pada gilirannya dapat memperkuat pesantren secara kolektif," kata Dimas saat mensosialisasikan Gerakan AMPUH di Pondok Pesantren Miftahul Muta'alimin, Babakan, Cirebon, Jawa Barat, Senin (10/08/2020).
(Baca juga: Hampir 10 Ribu Santri Digembleng Jadi Wirausahawan)
Dalam kunjungan tersebut, Dimas juga menekankan pentingnya menjalankan protokol kesehatan dalam kondisi adaptasi kebiasaan baru di mana aktivitas sosial ekonomi masyarakat mulai digerakkan secara berhati-hati. Menurut Dimas, anak muda yang saat ini populasinya berjumlah besar harus menjadi pelopor pemulihan ekonomi.
"Santri anak muda menjadi sangat krusial dalam situasi saat ini. Ketika situasi ekonomi menurun akibat dampak pandemi, pesantren dan ekonomi masyarakat di sekitar pesantren bisa mulai dibangkitkan dengan berbagai ikhtiar bersama," ucapnya dalam acara diskusi yang dilakukan secara phyisical distancing tersebut.
"Santri punya multi bakat dan potensi untuk menggerakkan ekonomi di lingkungannya, mencoba menjadi entrepreneur yang menghidupkan potensi perekonomian di lingkungan pesantren," tambahnya.
Dimas menjelaskan, Gerakan AMPUH yang didirikannya tahun 2015 lalu. Dimas yang juga pendiri Diskusi Kopi dan Ruang Berbagi ini bercerita Gerakan AMPUH adalah wadah bagi anak-anak muda untuk memulai inisiatif berwirausaha secara kolaboratif.
"Gerakan AMPUH bertujuan untuk membuat lebih banyak anak-anak muda mandiri dan berkapasitas, mendorong kelas menengah yang berkualitas, peduli dan bertanggung jawab dengan kemajuan negara-bangsanya," ujar mantan Staf Khusus Kantor Staf Presiden ini.
Sementara itu, pimpinan Pondok Pesantren Miftahul Muta'alimin Cirebon KH Muhammad Nuruzzaman menilai, meski memiliki potensi tapi akses santri untuk menghidupkan perekonomian di lingkungannya masih minim.
Menurutnya, santri harus diberikan akses konkret dan keterampilan yang berkelanjutan untuk bisa mencetak wirausaha dari kalangan santri yang pada gilirannya dapat memajukan ekonomi pesantren.
"Akses permodalan dan pelatihan baik dari swasta maupun pemerintah saya rasa dibutuhkan untuk para santri agar bisa memaksimalkan potensi di pesantren," katanya.
Dia menyambut positif adanya kolaborasi antara pesantren yang ia pimpin dengan Gerakan AMPUH. "AMPUH yang berisikan wirausaha muda, apalagi melek digital, bisa menjadi mitra pesantren dalam hal sharing knowledge. Dan, hal ini tentu menjadi langkah positif bagi para santri untuk bertransformasi menjadi wirausaha yang memiliki akses informasi, kapasitas dan jaringan secara lebih luas," ucapnya.
KH Muhammad Nuruzzaman adalah sosok tokoh muda Nahdliyin yang menjadi generasi baru kepemimpinan pesantren yang berdiri sejak 1715 dan saat ini memiliki 15 ribu santri tersebut.
Ia juga mengelola berbagai unit usaha kolaboratif berbasis pesantren tradisional, mulai dari sektor pendidikan, pangan, usaha kopi, batik, IT, penerbitan dan berbagai inisiatif penelitian sosial dan pemikiran. Nuruzzaman selama ini juga dikenal sebagai pakar dan penggiat kebangsaan dan anti radikalisme.
(Baca juga: Syarief Hasan Sebut Jangan Ragukan Jiwa Pancasila Para Santri)
"Selain untuk memperkuat ekonomi secara individu, berwirausaha juga pada gilirannya dapat memperkuat pesantren secara kolektif," kata Dimas saat mensosialisasikan Gerakan AMPUH di Pondok Pesantren Miftahul Muta'alimin, Babakan, Cirebon, Jawa Barat, Senin (10/08/2020).
(Baca juga: Hampir 10 Ribu Santri Digembleng Jadi Wirausahawan)
Dalam kunjungan tersebut, Dimas juga menekankan pentingnya menjalankan protokol kesehatan dalam kondisi adaptasi kebiasaan baru di mana aktivitas sosial ekonomi masyarakat mulai digerakkan secara berhati-hati. Menurut Dimas, anak muda yang saat ini populasinya berjumlah besar harus menjadi pelopor pemulihan ekonomi.
"Santri anak muda menjadi sangat krusial dalam situasi saat ini. Ketika situasi ekonomi menurun akibat dampak pandemi, pesantren dan ekonomi masyarakat di sekitar pesantren bisa mulai dibangkitkan dengan berbagai ikhtiar bersama," ucapnya dalam acara diskusi yang dilakukan secara phyisical distancing tersebut.
"Santri punya multi bakat dan potensi untuk menggerakkan ekonomi di lingkungannya, mencoba menjadi entrepreneur yang menghidupkan potensi perekonomian di lingkungan pesantren," tambahnya.
Dimas menjelaskan, Gerakan AMPUH yang didirikannya tahun 2015 lalu. Dimas yang juga pendiri Diskusi Kopi dan Ruang Berbagi ini bercerita Gerakan AMPUH adalah wadah bagi anak-anak muda untuk memulai inisiatif berwirausaha secara kolaboratif.
"Gerakan AMPUH bertujuan untuk membuat lebih banyak anak-anak muda mandiri dan berkapasitas, mendorong kelas menengah yang berkualitas, peduli dan bertanggung jawab dengan kemajuan negara-bangsanya," ujar mantan Staf Khusus Kantor Staf Presiden ini.
Sementara itu, pimpinan Pondok Pesantren Miftahul Muta'alimin Cirebon KH Muhammad Nuruzzaman menilai, meski memiliki potensi tapi akses santri untuk menghidupkan perekonomian di lingkungannya masih minim.
Menurutnya, santri harus diberikan akses konkret dan keterampilan yang berkelanjutan untuk bisa mencetak wirausaha dari kalangan santri yang pada gilirannya dapat memajukan ekonomi pesantren.
"Akses permodalan dan pelatihan baik dari swasta maupun pemerintah saya rasa dibutuhkan untuk para santri agar bisa memaksimalkan potensi di pesantren," katanya.
Dia menyambut positif adanya kolaborasi antara pesantren yang ia pimpin dengan Gerakan AMPUH. "AMPUH yang berisikan wirausaha muda, apalagi melek digital, bisa menjadi mitra pesantren dalam hal sharing knowledge. Dan, hal ini tentu menjadi langkah positif bagi para santri untuk bertransformasi menjadi wirausaha yang memiliki akses informasi, kapasitas dan jaringan secara lebih luas," ucapnya.
KH Muhammad Nuruzzaman adalah sosok tokoh muda Nahdliyin yang menjadi generasi baru kepemimpinan pesantren yang berdiri sejak 1715 dan saat ini memiliki 15 ribu santri tersebut.
Ia juga mengelola berbagai unit usaha kolaboratif berbasis pesantren tradisional, mulai dari sektor pendidikan, pangan, usaha kopi, batik, IT, penerbitan dan berbagai inisiatif penelitian sosial dan pemikiran. Nuruzzaman selama ini juga dikenal sebagai pakar dan penggiat kebangsaan dan anti radikalisme.
(maf)