Jalan Terjal Anak Panti Asuhan Asal Tasik Meraih Beasiswa LPDP di UI
loading...
A
A
A
Untuk menambah biaya pengobatan, Anas bekerja sebagai tukang bersih-bersih rumah kos dengan upah Rp25.000 per kamar. Akibat harus membagi waktu dengan bekerja untuk berobat inilah membuat proses kelulusannya menjadi molor dan tak sesuai target semula terencana tepat delapan semester.
Selepas lulus sarjana, Anas sempat melakukan pengabdian ke panti asuhan yang telah menampungnya dan turut membiayai kehidupannya itu. Kegiatannya adalah mengajar di Madrasah Aliyah menjadi guru pelajaran sejarah dan sejarah kebudayaan Islam serta turut memobilisasi untuk berbagai kegiatan di panti asuhan selama Juli 2020 hingga Desember 2021 atau di masa pandemi Covid-19 itu.
Di tahun-tahun setelahnya, Anas mencoba peruntungannya untuk mendaftar beasiswa LPDP. Bukan hal yang tiba-tiba, sebenarnya sedari 2017 Anas sudah mengincar untuk dapat melanjutkan kuliah. Lalu pada 2022, Anas dengan dibantu orang-orang baik di sekitarnya memberanikan diri untuk mendaftar. Walaupun track record prestasinya tak diragukan, Anas sadar dia memiliki kekurangan khususnya di Bahasa Inggris.
Anas akhirnya diterima di UI melalui program Beasiswa Prasejahtera dari LPDP yang sengaja dipilihnya.
Minatnya meneruskan studi sejarah lantaran ingin menjadi sejarawan di bidang politik Islam, migrasi, dan ketenagakerjaan. Di mana itu adalah subjek-subjek yang lekat dengan kehidupannya.
Kini tesis yang sedang dikerjakannya adalah sejarah politik Islam dengan subjek gerakan Darul Islam. Ia tertarik dengan topik ini karena gerakannya yang memiliki akar dari peristiwa masa lalu baik lokal dan global, serta dampaknya yang paling ekstrim terhadap aksi-aksi teror di Tanah Air.
Lihat Juga: MNC Peduli dan RS TMC Gelar Bakti Sosial Operasi Bibir Sumbing di Tasikmalaya, Warga Antusias
Melanjutkan S2 dengan Beasiswa Prasejahtera dari LPDP
Selepas lulus sarjana, Anas sempat melakukan pengabdian ke panti asuhan yang telah menampungnya dan turut membiayai kehidupannya itu. Kegiatannya adalah mengajar di Madrasah Aliyah menjadi guru pelajaran sejarah dan sejarah kebudayaan Islam serta turut memobilisasi untuk berbagai kegiatan di panti asuhan selama Juli 2020 hingga Desember 2021 atau di masa pandemi Covid-19 itu.
Di tahun-tahun setelahnya, Anas mencoba peruntungannya untuk mendaftar beasiswa LPDP. Bukan hal yang tiba-tiba, sebenarnya sedari 2017 Anas sudah mengincar untuk dapat melanjutkan kuliah. Lalu pada 2022, Anas dengan dibantu orang-orang baik di sekitarnya memberanikan diri untuk mendaftar. Walaupun track record prestasinya tak diragukan, Anas sadar dia memiliki kekurangan khususnya di Bahasa Inggris.
Anas akhirnya diterima di UI melalui program Beasiswa Prasejahtera dari LPDP yang sengaja dipilihnya.
Minatnya meneruskan studi sejarah lantaran ingin menjadi sejarawan di bidang politik Islam, migrasi, dan ketenagakerjaan. Di mana itu adalah subjek-subjek yang lekat dengan kehidupannya.
Kini tesis yang sedang dikerjakannya adalah sejarah politik Islam dengan subjek gerakan Darul Islam. Ia tertarik dengan topik ini karena gerakannya yang memiliki akar dari peristiwa masa lalu baik lokal dan global, serta dampaknya yang paling ekstrim terhadap aksi-aksi teror di Tanah Air.
Lihat Juga: MNC Peduli dan RS TMC Gelar Bakti Sosial Operasi Bibir Sumbing di Tasikmalaya, Warga Antusias
(nnz)