Teknologi Efektif Dukung Proses Belajar Mengajar Siswa, Ini 3 Syarat yang Harus Dipenuhi
loading...
A
A
A
RIAU - Optimalisasi penggunaan teknologi pendidikan dalam mendukung proses belajar mengajar harus berdasarkan tiga prinsip dasar yakni memudahkan, asyik digunakan (compatible), dan mampu menyalurkan kreativitas. Optimalisasi teknologi pendidikan diperlukan untuk melihat kebutuhan siswa dalam pembelajaran dengan teknologi terbaru.
Demikian diungkapkan Kepala Bidang Pembinaan SMK Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Riau Arden Simeru saat menjadi narasumber dalam webinar literasi digital yang digelar Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bersama Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Riau di Kabupaten Kampar, Rabu (28/2/2024).
Arden Simeru mengatakan, teknologi pembelajaran merupakan usaha sistematis dalam merancang, melaksanakan, dan mengevaluasi keseluruhan proses belajar untuk suatu tujuan pembelajaran khusus. Dalam prosesnya akan melibatkan orang, prosedur, ide, peralatan, dan organisasi untuk menganalisis masalah.
”Teknologi pembelajaran bisa berarti suatu proses yang terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi untuk mengatasi masalah belajar dan menciptakan pembelajaran yang efektif,” tutur Arden dalam diskusi online yang dipandu moderator Theodora Mayang dalam keterangan resminya, Rabu (28/2/2024).
Dalam webinar bertajuk ”Teknologi untuk Mendukung Proses Belajar dan Mengajar”, Arden menambahkan, teknologi pembelajaran berupaya untuk merangsang (memacu) dan menumbuhkan (memicu) belajar.
”Artinya, menekankan pada hasil belajar dan menjelaskan bahwa belajar adalah tujuannya, sedangkan pembelajaran adalah sarana untuk mencapai tujuan tersebut,” pungkasnya.
Webinar untuk segmen pendidikan yang melibatkan para siswa sebagai peserta itu diikuti secara nobar oleh beberapa sekolah menengah (SMP) di Riau. Di antaranya, SMP IT Cendekia Multazam, SMPN 1 Siak Hulu, SMPN 10 Tapung, SMPIT Al-Ikhsan, SMPS IT Al Husna Kubang, SMPN 6 Siak Hulu, SMPN 1 Kampar Kiri, SMP IT IBS Riau, dan SMPN 3 Siak Hulu.
Dari perspektif keamanan digital, Dosen Universitas Islam Negeri Sayyid Ali Rahmatullah, Deny Yudiantoro memaparkan sejumlah keunggulan pemanfaatan teknologi. Salah satunya, membantu guru untuk membuat siswa memahami pelajaran dengan lebih mudah.
”Kemudian, siswa lebih tertarik untuk belajar, mengajar di mana saja dan kapan saja, mempermudah sistem administrasi di institusi pendidikan, memungkinkan kolaborasi antar-guru,” jelas Deny.
Narasumber lain artis Roland International Mia Marcellina berpesan, penggunaan teknologi digital dalam pembelajaran harus tetap memperhatikan nilai-nilai budaya dan nilai Pancasila.
”Transformasi digital sama dengan transformasi budaya, dan harus memiliki corak profesional dan kompetitif, networking dan kolaboratif, memelihara dan menjaga budaya lama, menerapkan dan membangun budaya baru dengan hal yang positif, serta menerapkan nilai kebudayaan di ruang digital,” ujar Mia.
Untuk diketahui, program #literasidigitalkominfo tahun ini mulai bergulir pada Februari 2024. Berkolaborasi dengan Siber Kreasi dan 142 mitra jejaring seperti akademisi, perusahaan teknologi, serta organisasi masyarakat sipil, program Kemenkominfo ini membidik segmen pendidikan dan segmen kelompok masyarakat sebagai peserta.
Meningkatkan kecakapan warga masyarakat menuju Indonesia yang #MakinCakapDigital menjadi penting, karena – menurut hasil survei Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) – pengguna internet di Indonesia pada 2024 telah mencapai 221,5 juta jiwa dari total populasi 278,7 juta jiwa penduduk Indonesia.
Mengutip survei yang dirilis APJII, tingkat penetrasi internet Indonesia pada 2024 menyentuh angka 79,5 persen. Dibandingkan periode sebelumnya, ada peningkatan 1,4 persen. Terhitung sejak 2018, penetrasi internet Indonesia mencapai 64,8 persen. Kemudian naik secara berurutan menjadi 73,7 persen pada 2020, 77,01 persen pada 2022, dan 78,19 persen pada 2023.
Demikian diungkapkan Kepala Bidang Pembinaan SMK Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Riau Arden Simeru saat menjadi narasumber dalam webinar literasi digital yang digelar Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bersama Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Riau di Kabupaten Kampar, Rabu (28/2/2024).
Arden Simeru mengatakan, teknologi pembelajaran merupakan usaha sistematis dalam merancang, melaksanakan, dan mengevaluasi keseluruhan proses belajar untuk suatu tujuan pembelajaran khusus. Dalam prosesnya akan melibatkan orang, prosedur, ide, peralatan, dan organisasi untuk menganalisis masalah.
”Teknologi pembelajaran bisa berarti suatu proses yang terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi untuk mengatasi masalah belajar dan menciptakan pembelajaran yang efektif,” tutur Arden dalam diskusi online yang dipandu moderator Theodora Mayang dalam keterangan resminya, Rabu (28/2/2024).
Dalam webinar bertajuk ”Teknologi untuk Mendukung Proses Belajar dan Mengajar”, Arden menambahkan, teknologi pembelajaran berupaya untuk merangsang (memacu) dan menumbuhkan (memicu) belajar.
”Artinya, menekankan pada hasil belajar dan menjelaskan bahwa belajar adalah tujuannya, sedangkan pembelajaran adalah sarana untuk mencapai tujuan tersebut,” pungkasnya.
Webinar untuk segmen pendidikan yang melibatkan para siswa sebagai peserta itu diikuti secara nobar oleh beberapa sekolah menengah (SMP) di Riau. Di antaranya, SMP IT Cendekia Multazam, SMPN 1 Siak Hulu, SMPN 10 Tapung, SMPIT Al-Ikhsan, SMPS IT Al Husna Kubang, SMPN 6 Siak Hulu, SMPN 1 Kampar Kiri, SMP IT IBS Riau, dan SMPN 3 Siak Hulu.
Dari perspektif keamanan digital, Dosen Universitas Islam Negeri Sayyid Ali Rahmatullah, Deny Yudiantoro memaparkan sejumlah keunggulan pemanfaatan teknologi. Salah satunya, membantu guru untuk membuat siswa memahami pelajaran dengan lebih mudah.
”Kemudian, siswa lebih tertarik untuk belajar, mengajar di mana saja dan kapan saja, mempermudah sistem administrasi di institusi pendidikan, memungkinkan kolaborasi antar-guru,” jelas Deny.
Narasumber lain artis Roland International Mia Marcellina berpesan, penggunaan teknologi digital dalam pembelajaran harus tetap memperhatikan nilai-nilai budaya dan nilai Pancasila.
”Transformasi digital sama dengan transformasi budaya, dan harus memiliki corak profesional dan kompetitif, networking dan kolaboratif, memelihara dan menjaga budaya lama, menerapkan dan membangun budaya baru dengan hal yang positif, serta menerapkan nilai kebudayaan di ruang digital,” ujar Mia.
Untuk diketahui, program #literasidigitalkominfo tahun ini mulai bergulir pada Februari 2024. Berkolaborasi dengan Siber Kreasi dan 142 mitra jejaring seperti akademisi, perusahaan teknologi, serta organisasi masyarakat sipil, program Kemenkominfo ini membidik segmen pendidikan dan segmen kelompok masyarakat sebagai peserta.
Meningkatkan kecakapan warga masyarakat menuju Indonesia yang #MakinCakapDigital menjadi penting, karena – menurut hasil survei Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) – pengguna internet di Indonesia pada 2024 telah mencapai 221,5 juta jiwa dari total populasi 278,7 juta jiwa penduduk Indonesia.
Mengutip survei yang dirilis APJII, tingkat penetrasi internet Indonesia pada 2024 menyentuh angka 79,5 persen. Dibandingkan periode sebelumnya, ada peningkatan 1,4 persen. Terhitung sejak 2018, penetrasi internet Indonesia mencapai 64,8 persen. Kemudian naik secara berurutan menjadi 73,7 persen pada 2020, 77,01 persen pada 2022, dan 78,19 persen pada 2023.
(wyn)