Sastra Masuk Kurikulum Dikritisi, Kemendikbudristek Siap Perbaiki Buku Panduan
loading...
A
A
A
Anindito melanjutkan, pihaknya juga akan terus membuka pintu untuk semua masukan. Kritik dan saran dapat disampaikan melalui laman buku.kemdikbud.go.id. Dia berjanji semua masukan akan membantu agar program ini dapat terus diperbaiki dan diimplementasikan dengan efektif.
“Saya rasa kita semua sepakat bahwa karya sastra dapat menjadi bahan belajar yang penting dan perlu dipelajari oleh lebih banyak murid,” katanya. Dia berharap berbagai perangkat ini dapat mendorong dan membantu guru memilih karya sastra yang sesuai untuk mengasah minat baca dan mengembangkan literasi muridnya.
Sastrawan sekaligus salah satu kurator dalam Program Sastra Masuk Kurikulum, Okky Madasari menyampaikan bahwa perlu kemampuan mendalam untuk memahami sebuah karya sastra. Oleh karena itu, pelajaran sastra diyakini akan mendorong siswa berpikir secara kritis.
Okky menjelaskan, dalam proses kurasi pihaknya berangkat dari kriteria Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5). Dalam proses itu, kata dia, para kurator melihat sebuah nilai yang dapat diambil dari kegiatan belajar mengajar melalui Pelajaran dengan buku ajar karya sastra.
“Karya sastra adalah ruang interpretasi dan ada peran guru untuk memantik diskusi dengan para murid. Sehingga ini akan meningkatkan daya pikir kritis dan kami meyakini ini sejalan dengan tujuan dari kurikulum itu sendiri,” pungkasnya.
“Saya rasa kita semua sepakat bahwa karya sastra dapat menjadi bahan belajar yang penting dan perlu dipelajari oleh lebih banyak murid,” katanya. Dia berharap berbagai perangkat ini dapat mendorong dan membantu guru memilih karya sastra yang sesuai untuk mengasah minat baca dan mengembangkan literasi muridnya.
Sastrawan sekaligus salah satu kurator dalam Program Sastra Masuk Kurikulum, Okky Madasari menyampaikan bahwa perlu kemampuan mendalam untuk memahami sebuah karya sastra. Oleh karena itu, pelajaran sastra diyakini akan mendorong siswa berpikir secara kritis.
Okky menjelaskan, dalam proses kurasi pihaknya berangkat dari kriteria Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5). Dalam proses itu, kata dia, para kurator melihat sebuah nilai yang dapat diambil dari kegiatan belajar mengajar melalui Pelajaran dengan buku ajar karya sastra.
“Karya sastra adalah ruang interpretasi dan ada peran guru untuk memantik diskusi dengan para murid. Sehingga ini akan meningkatkan daya pikir kritis dan kami meyakini ini sejalan dengan tujuan dari kurikulum itu sendiri,” pungkasnya.
(nnz)