Cerita Asrul, Bikin Bangga Mendiang Orang Tua karena Lulus dari Unair dengan KIP Kuliah

Selasa, 18 Juni 2024 - 13:22 WIB
loading...
Cerita Asrul, Bikin...
Ini adalah cerita wisudawan Universitas Airlangga (Unair) Asrul Rochim. Foto/Unair.
A A A
JAKARTA - Ini adalah cerita wisudawan Universitas Airlangga (Unair) Asrul Rochim. Asrul adalah penerima KIP Kuliah yang baru saja lulus dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unair.

Kartu Indonesia Pintar (KIP) Kuliah adalah bantuan pembiayaan pendidikan dari Kemendikbudristek ke mahasiswa yang kuliah di PTN dan PTS.

Baca juga: Dulu Terkendala Biaya, KIP Kuliah Wujudkan Mimpi Aby dan Tunjung Lolos IISMA

KIP Kuliah dulunya bernama Beasiswa Bidikmisi yang hingga 2024 ini sudah tersalurkan bantuan untuk melanjutkan pendidikan bagi 200 ribu mahasiswa.

Fokus penyaluran KIP Kuliah adalah calon mahasiswa dari keluarga kurang mampu. Asrul Rochim yang memiliki keterbatasan finansial ini adalah salah satu penerimanya.

Baca juga: Kisah Roy, 17 Kali Gagal Masuk Fakultas Kedokteran Kini Jadi Wisudawan Berprestasi Unair

Asrul bercerita, ayah dan ibunya saat ini telah meninggal dunia. Dulu ayahnya hanya seorang tukang tambal ban dengan penghasilan tidak menentu. Sedangkan ibunya hanya ibu rumah tangga yang kala itu sedang sakit.

“Ayah saya tukang tambal ban di pinggir jalan. Ibu saya ibu rumah tangga dan saat itu sedang sakit. Saat ini keduanya telah meninggal dunia,” ucap Asrul, dikutip dari laman Unair, Selasa (18/6/2024).

Baca juga: Unesa-UNP Terdepan, Ini 20 PTN Penerima Peserta KIP Kuliah Terbanyak di UTBK-SNBT 2024

Kedua mendiang orang tuanya memang ingin Asrul meraih cita-cita setinggi langit. Sadar dengan kemampuan orang tuanya, ia pun bertekad kuliah melalui jalur nasional dengan pendanaan dari pemerintah.

Hingga ia pun mendaftar ke jalur SBMPTN (kini SNBT, Seleksi Nasional Berdasarkan Tes) dengan Kartu Indonesia Pintar (KIP) Kuliah.

Baca juga: Begini Syarat Daftar Jalur Mandiri PTN dan PTS Gunakan KIP Kuliah 2024

Kata Asrul penghasilan sang ayah saat itu pas-pasan dan hanya cukup untuk makan sehari-hari. Namun berkat tekadnya yang kuat, permasalahan ekonomi tak menghentikan mimpi Asrul untuk berkuliah.

“Saya merupakan seorang sarjana pertama di keluarga. Saya sangat bahagia meskipun orang tua saya telah tiada. Tapi saya percaya bahwa beliau pasti bangga,” katanya bangga.

Bagi Asrul beasiswa yang ia dapatkan sangat membantunya dalam menjalani perkuliahan. Selain tidak membayar Uang Kuliah Tunggal (UKT), Asrul juga mendapatkan beberapa bantuan pembiayaan lainnya yang menunjang operasionalnya selama kuliah sampai lulus di Unair.

Sejumlah tunjangan yang dinikmati wisudawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unair ini adalah untuk transportasi, biaya makan, biaya untuk membeli peralatan penunjang kuliah, sampai kebutuhan lainnya.

“Terima kasih kepada kakak-kakak yang setia mendampingi saya dan mengantarkan sampai wisuda. Terima kasih Bapak, Ibu anakmu ini sudah jadi sarjana," tuturnya.

"Terima kasih Unair semoga semakin jaya, dan ilmu yang kami miliki bisa membawa manfaat bagi masyarakat,” pungkas dia.

Sementara Rektor Unair Mohammad Nasih menjelaskan, para penerima beasiswa memiliki kesempatan melanjutkan studi pada jenjang magister di Unair.

Beasiswa ini memerlukan berbagai persyaratan seperti lulusan Unair, berasal dari keluarga kurang mampu, sosok sarjana pertama bagi keluarga, dan memiliki Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) yang cukup.

“Bagi lulusan Unair yang berasal dari keluarga kurang mampu, indikatornya memiliki KIP Kuliah. Kalau yang bersangkutan sarjana pertama di keluarga dan punya IPK yang cukup. Kami menyediakan beasiswa untuk melanjutkan kuliah pada jenjang S2,” tutup rektor.
(nnz)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1661 seconds (0.1#10.140)