Tim Riset UKWMS Kembangkan Mesin Produk Silase, Komoditas Pakan Ternak Meningkat

Kamis, 25 Juli 2024 - 13:25 WIB
loading...
A A A
"Hal ini tentunya tidak efektif karena mengandalkan tenaga manusia sepenuhnya dan sangat dimungkinkan pengadukan tidak merata antara pencampuran bahan cacahan dengan larutan mikroorganisme sehingga akan mempengaruhi hasil fermentasi dan kualitas hasil silase pakan ternaknya. Proses pengantongan (packaging) ke dalam karung plastik berukuran panjang tinggi dan ketebalan masing masing 60 cm x 10cm x 0,8 cm dan penimbangan berat @ 30 kg juga masih dilakukan dengan manual," paparnya.

Sebelumnya, PT Agro Indah Permata 21 (PT AIP 21) mulai mengembangkan biomassa hijauan batang sorgum menjadi silase/ pakan ternak ruminansia sejak tahun 2020.

Namun, saat ini mitra Dunia Usaha Dunia Industri(DUDI) belum dapat memenuhi permintaan (demand) kebutuhan silase pakan ternak karena keterbatasan kapasitas dan teknologi proses produksi silase pakan ternak.

Sejak tahun 2014, PT AIP 21 telah mengembangkan tanaman sorgum (Sorghum bicolor L. Moench) di lahan seluas ±200 hektar yang tersebar di daerah Banten, Subang dan Majalengka. Biji sorgum diolah menjadi bahan pangan berupa tepung dan beras sorgum.

Selain bijinya, hijauan (biomassa) batang sorgum dapat mencapai 44-55 ton per hektarnya yang dapat dimanfaatkan untuk bahan baku silase pakan ternak.

Pada Desember 2020, PT AIP 21 mulai mengembangkan biomassa batang sorgum menjadi silase/pakan ternak ruminansia. Saat ini, permintaan pasar mencapai ±50 ton/harinya dan prospek bisnis yang semakin meningkat di mana harga silase pakan ternak berkisar Rp1600,00 - Rp2000,00 / kilogramnya.

"Namun saat ini mitra DUDI belum dapat memenuhi permintaan (demand) kebutuhan silase pakan ternak karena keterbatasan kapasitas dan teknologi proses produksi silase pakan ternak. Beberapa pekerjaan dalam proses produksi yang semula masih dikerjakan secara manual seperti teknologi /kapasitas mesin chopper yang hanya berkapasitas maksimum ±7-8 ton proses pencacahan hijauan batang sorghum perhari, proses pencampuran maupun pengantongannya beralih ke teknologi mesin produksi, " sambung Yuliati.

Dengan mesin implementasi rangkaian paket teknologi di kondisi pabrik saat ini di PT AIP 21, lanjut Yuliati, produksi pakan ternak mampu meningkat antara 40 hingga 50 ton perhari. "Selain itu saat kemarau, ketersediaan pakan juga akan terpenuhi," tandasnya.
(nnz)
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2832 seconds (0.1#10.140)