Hadapi Tekanan di Lingkungan Kerja, KGSB Bekali Guru Cara Menjaga Kesehatan Mental
loading...
A
A
A
Meluangkan waktu untuk istirahat, berbagi cerita dengan rekan, dan menjaga hubungan baik dengan keluarga adalah beberapa cara ampuh untuk mengatasi rasa lelah yang berlebihan. Dengan langkah-langkah sederhana ini, guru bisa tetap fokus, penuh energi, dan terus bersemangat dalam menginspirasi generasi penerus.
“Burnout pada guru tak hanya tentang lelah fisik, tetapi juga tekanan emosional yang seringkali terabaikan. Salah satu cara mencegahnya adalah dengan mengenali batas diri dan mencari dukungan dari lingkungan sekitar. Ketika guru merasa didukung dan memiliki waktu untuk istirahat, mereka akan lebih mampu menghadapi tantangan mengajar dengan tenang dan penuh energi.” ujar Naila.
Kesehatan mental guru memegang peran krusial dalam menentukan kualitas pembelajaran di sekolah. Guru yang stabil secara emosional dan mampu mengelola stres dapat menciptakan suasana belajar yang lebih baik dan produktif bagi siswa. Webinar ini juga memberikan strategi bagi para guru untuk menjaga kesehatan mental dan memastikan lingkungan belajar yang kondusif.
Webinar ini merupakan bagian dari upaya berkelanjutan KGSB untuk memberdayakan tenaga pendidik di seluruh Indonesia. Melalui dukungan Program Studi Psikologi, FISIP, Universitas Brawijaya dan Tupperware Indonesia, KGSB menunjukkan komitmennya tidak hanya pada pengembangan kompetensi akademik, tetapi juga pada kesejahteraan psikologis para pendidik. Kolaborasi ini diharapkan dapat membantu para guru untuk memahami pentingnya menjaga kesehatan mental mereka.
Head of Marketing PT Tupperware Indonesia, Maretta Ria Netty menyebut pihaknya mendukung acara ini sebagai bagian dari tanggung jawab sosial perusahaan dalam bidang pendidikan.
“Kami terus memperhatikan aspek-aspek yang dapat memperbaiki kualitas pendidikan di Indonesia. Menjaga kesehatan mental guru merupakan salah satu aspek penting dalam proses belajar mengajar. Tupperware Indonesia berkomitmen untuk mendukung kegiatan ini dan sangat senang dapat berkolaborasi dengan KGSB serta Program Studi Psikologi, FISIP, Universitas Brawijaya,” pungkas Maretta.
“Burnout pada guru tak hanya tentang lelah fisik, tetapi juga tekanan emosional yang seringkali terabaikan. Salah satu cara mencegahnya adalah dengan mengenali batas diri dan mencari dukungan dari lingkungan sekitar. Ketika guru merasa didukung dan memiliki waktu untuk istirahat, mereka akan lebih mampu menghadapi tantangan mengajar dengan tenang dan penuh energi.” ujar Naila.
Kesehatan mental guru memegang peran krusial dalam menentukan kualitas pembelajaran di sekolah. Guru yang stabil secara emosional dan mampu mengelola stres dapat menciptakan suasana belajar yang lebih baik dan produktif bagi siswa. Webinar ini juga memberikan strategi bagi para guru untuk menjaga kesehatan mental dan memastikan lingkungan belajar yang kondusif.
Kolaborasi untuk Kesejahteraan Mental Guru
Webinar ini merupakan bagian dari upaya berkelanjutan KGSB untuk memberdayakan tenaga pendidik di seluruh Indonesia. Melalui dukungan Program Studi Psikologi, FISIP, Universitas Brawijaya dan Tupperware Indonesia, KGSB menunjukkan komitmennya tidak hanya pada pengembangan kompetensi akademik, tetapi juga pada kesejahteraan psikologis para pendidik. Kolaborasi ini diharapkan dapat membantu para guru untuk memahami pentingnya menjaga kesehatan mental mereka.
Head of Marketing PT Tupperware Indonesia, Maretta Ria Netty menyebut pihaknya mendukung acara ini sebagai bagian dari tanggung jawab sosial perusahaan dalam bidang pendidikan.
“Kami terus memperhatikan aspek-aspek yang dapat memperbaiki kualitas pendidikan di Indonesia. Menjaga kesehatan mental guru merupakan salah satu aspek penting dalam proses belajar mengajar. Tupperware Indonesia berkomitmen untuk mendukung kegiatan ini dan sangat senang dapat berkolaborasi dengan KGSB serta Program Studi Psikologi, FISIP, Universitas Brawijaya,” pungkas Maretta.
(wyn)