Sejarah Sumpah Pemuda 1928 dan Deretan Tokoh di Baliknya
loading...
A
A
A
JAKARTA - Peringatan Hari Sumpah Pemuda ke-96 jatuh pada hari ini, Senin (28/10/2024). Adapun tema yang diambil pada peringatan tahun ini adalah Maju Bersama Indonesia Raya.
Hari Sumpah Pemuda yang dirayakan setiap tahunnya ini sebagai pengingat bangsa Indonesia atas sejarah perjuangan seluruh elemen pemuda Indonesia yang telah menebar semangat jiwa patriotisme dan menyatukan visi kebangsaan.
Baca juga: 4 Contoh Teks Amanat Pembina Upacara Hari Sumpah Pemuda 2024 sesuai Tema Maju Bersama Indonesia Raya
Suatu komitmen kebangsaan bersama yang menjadi jati diri bangsa hingga saat ini yaitu bertumpah darah satu Tanah Air Indonesia, berbangsa satu bangsa Indonesia, dan menjunjung bahasa persatuan bahasa Indonesia.
Peringatan Hari Sumpah Pemuda ke-96 tahun 2024 dengan tema Maju Bersama Indonesia Raya Ini mengandung pesan bahwa untuk kejayaan Indonesia di masa depan yang berbudaya kemajuan harus dilakukan secara bersama-sama oleh segenap elemen bangsa hingga kondisi Indonesia menjadi bangsa yang memainkan peran besar dalam konteks kancah pergaualan Internasional.
Baca juga: Sumpah Pemuda 2.0 Melawan Politik Dinasti Patut Didukung
Pembangunan kepemudaan untuk mewujudkna kemajuan Indonesia dibutuhkan kolaborasi, sinergi dan kebersamaan antar stakeholders kepemudaan baik di pusat maupun di daerah.
Dikutip dari laman Museum Pendidikan Nasional UPI, sejarah Sumpah Pemuda tepatnya diawali melalui rapat yang digelar pada 12 Agustus 1928. Para tokoh yang terlibat yaitu Katjasoengkana (Pemoeda Indonesia) Pembantu III: R.C.L. Senduk (Jong Celebes) Pembantu IV: Johannes Leimena (Jong Ambon) Pembantu V: Mohammad Rochjani Soe`oed (Pemoeda Kaoem Betawi).
Baca juga: Ikrarkan Sumpah Pemuda 2.0, Ketua BEM UI: Akhir Pemerintahan Jokowi Tidak Taat Konstitusi!
Agenda Kongres Pemuda II menghasilkan Sumpah Pemuda Kongres Pemuda II digelar di tiga gedung yang berbeda dalam kurun satu hari dua malam, yakni pada 27-28 Oktober 1928.
1. Rapat pertama dalam agenda Kongres Pemuda 2 diadakan pada Sabtu, 27 Oktober 1928 di Gedung Katholieke Jongenlingen Bond, Lapangan Banteng.
a. Ketua Kongres Pemuda 2 Soegondo Djojopoespito membuka kongres itu dengan pidato pembuka pada pukul 20.00 WIB.
Ada beberapa poin penting yang disampaikan oleh dia, seperti tentang pentingnya kongres pemuda, sejarah organisasi pemuda, pendidikan, perbedaan Kongres Pemuda 1 dan 2, dan sebagainya.
b. Pidato Mohammad Amir Mohammad Amir, asisten psikiatri di STOVIA, merupakan penyampai pidato pertama dalam agenda Kongres Pemuda Kedua.
c. Pidato para perwakilan organisasi pemuda. Selain Dr. Mohammad Amir, sejumlah perwakilan organisasi pemuda lainnya juga turut menyumbang pidato di agenda Kongres Pemuda tersebut.
d. Mohammad Yamin menyampaikan pidato berjudul “Persatuan dan Kesatuan”, yang mengulas tentang pentingnya persatuan untuk kebangsaan.
Agenda Kongres Pemuda pada hari kedua meliputi:
a. Agenda Kongres Pemuda 2 hari kedua dibuka oleh wakil ketua, Djoko Marsaid, pada pukul 07.30 WIB. Inoe Martakoesoema, salah satu tokoh penting dalam Sumpah Pemuda (Kongres Pemuda 2), juga turut menyumbang ide soal pendidikan anak.
Pidato Soenario tentang kepanduan yang menjelaskan pentingnya nasionalisme dan demokrasi selain gerakan kepanduan. Pada rapat ketiga kedudukan R.M. Djoko Marsaid sebagai wakil ketua Kongres Pemuda Kedua digantikan oleh Soedjono Djoened Pusponegoro.
Baca juga: Peringati Hari Sumpah Pemuda, Komunitas Seni Budaya Paroki Kelapa Gading Gelar Lenong Kestra Yu Niti
Djoko Marsaid mengundurkan diri dari rapat karena ada perbedaan pendapat tentang fusi organisasi. Ia menyampaikan lagi tentang persatuan bangsa Indonesia dengan mengutip buku Ramayana dan Mahabharata. Pidato penutup Untuk mengakhiri agenda kongres pemuda ini, Soegondo menyampaikan pidato penutup sebelum hasil putusan kongres dibacakan.
Hasil Kongres Pemuda 2 Hasil dan putusan kongres itu kemudian dibacakan oleh ketua. Dikutip dari buku Sumpah pemuda: Latar Belakang Sejarah dan Pengaruhnya bagi Pergerakan Nasional (2008), hasil Kongres Pemuda 2 memutuskan bahwa kaum Pemuda Indonesia mengakui: Menjunjung bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia wajib dipakai dalam perkumpulan dan pergaulan anak Indonesia karena dalam kongres itu juga bisa dipakai buat mengeluarkan perasaan kebangsaan.
Setelah keputusan kongres dibacakan, para pemuda kemudian mengucapkan ikrar bersejarah yaitu Pertama, Kami putra dan putri Indonesia mengaku bertumpah darah yang satu, tanah Indonesia. Kedua Kami putra dan putri Indonesia, mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia. Ketiga, Kami putra dan putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia.
Demikian sejarah Sumpah Pemuda 1928 dan siapa saja tokoh dibaliknya. Semoga informasi ini bermanfaat bagi pembaca setia SINDOnews.
Lihat Juga: Mendikdasmen Abdul Mu'ti: Sumpah Pemuda Tonggak Penting dalam Perjuangan Indonesia Meraih Kemerdekaan
Hari Sumpah Pemuda yang dirayakan setiap tahunnya ini sebagai pengingat bangsa Indonesia atas sejarah perjuangan seluruh elemen pemuda Indonesia yang telah menebar semangat jiwa patriotisme dan menyatukan visi kebangsaan.
Baca juga: 4 Contoh Teks Amanat Pembina Upacara Hari Sumpah Pemuda 2024 sesuai Tema Maju Bersama Indonesia Raya
Suatu komitmen kebangsaan bersama yang menjadi jati diri bangsa hingga saat ini yaitu bertumpah darah satu Tanah Air Indonesia, berbangsa satu bangsa Indonesia, dan menjunjung bahasa persatuan bahasa Indonesia.
Peringatan Hari Sumpah Pemuda ke-96 tahun 2024 dengan tema Maju Bersama Indonesia Raya Ini mengandung pesan bahwa untuk kejayaan Indonesia di masa depan yang berbudaya kemajuan harus dilakukan secara bersama-sama oleh segenap elemen bangsa hingga kondisi Indonesia menjadi bangsa yang memainkan peran besar dalam konteks kancah pergaualan Internasional.
Baca juga: Sumpah Pemuda 2.0 Melawan Politik Dinasti Patut Didukung
Pembangunan kepemudaan untuk mewujudkna kemajuan Indonesia dibutuhkan kolaborasi, sinergi dan kebersamaan antar stakeholders kepemudaan baik di pusat maupun di daerah.
Sejarah Sumpah Pemuda dan Tokoh di Baliknya
Dikutip dari laman Museum Pendidikan Nasional UPI, sejarah Sumpah Pemuda tepatnya diawali melalui rapat yang digelar pada 12 Agustus 1928. Para tokoh yang terlibat yaitu Katjasoengkana (Pemoeda Indonesia) Pembantu III: R.C.L. Senduk (Jong Celebes) Pembantu IV: Johannes Leimena (Jong Ambon) Pembantu V: Mohammad Rochjani Soe`oed (Pemoeda Kaoem Betawi).
Baca juga: Ikrarkan Sumpah Pemuda 2.0, Ketua BEM UI: Akhir Pemerintahan Jokowi Tidak Taat Konstitusi!
Agenda Kongres Pemuda II menghasilkan Sumpah Pemuda Kongres Pemuda II digelar di tiga gedung yang berbeda dalam kurun satu hari dua malam, yakni pada 27-28 Oktober 1928.
1. Rapat pertama dalam agenda Kongres Pemuda 2 diadakan pada Sabtu, 27 Oktober 1928 di Gedung Katholieke Jongenlingen Bond, Lapangan Banteng.
a. Ketua Kongres Pemuda 2 Soegondo Djojopoespito membuka kongres itu dengan pidato pembuka pada pukul 20.00 WIB.
Ada beberapa poin penting yang disampaikan oleh dia, seperti tentang pentingnya kongres pemuda, sejarah organisasi pemuda, pendidikan, perbedaan Kongres Pemuda 1 dan 2, dan sebagainya.
b. Pidato Mohammad Amir Mohammad Amir, asisten psikiatri di STOVIA, merupakan penyampai pidato pertama dalam agenda Kongres Pemuda Kedua.
c. Pidato para perwakilan organisasi pemuda. Selain Dr. Mohammad Amir, sejumlah perwakilan organisasi pemuda lainnya juga turut menyumbang pidato di agenda Kongres Pemuda tersebut.
d. Mohammad Yamin menyampaikan pidato berjudul “Persatuan dan Kesatuan”, yang mengulas tentang pentingnya persatuan untuk kebangsaan.
Agenda Kongres Pemuda pada hari kedua meliputi:
a. Agenda Kongres Pemuda 2 hari kedua dibuka oleh wakil ketua, Djoko Marsaid, pada pukul 07.30 WIB. Inoe Martakoesoema, salah satu tokoh penting dalam Sumpah Pemuda (Kongres Pemuda 2), juga turut menyumbang ide soal pendidikan anak.
Pidato Soenario tentang kepanduan yang menjelaskan pentingnya nasionalisme dan demokrasi selain gerakan kepanduan. Pada rapat ketiga kedudukan R.M. Djoko Marsaid sebagai wakil ketua Kongres Pemuda Kedua digantikan oleh Soedjono Djoened Pusponegoro.
Baca juga: Peringati Hari Sumpah Pemuda, Komunitas Seni Budaya Paroki Kelapa Gading Gelar Lenong Kestra Yu Niti
Djoko Marsaid mengundurkan diri dari rapat karena ada perbedaan pendapat tentang fusi organisasi. Ia menyampaikan lagi tentang persatuan bangsa Indonesia dengan mengutip buku Ramayana dan Mahabharata. Pidato penutup Untuk mengakhiri agenda kongres pemuda ini, Soegondo menyampaikan pidato penutup sebelum hasil putusan kongres dibacakan.
Hasil Kongres Pemuda 2 Hasil dan putusan kongres itu kemudian dibacakan oleh ketua. Dikutip dari buku Sumpah pemuda: Latar Belakang Sejarah dan Pengaruhnya bagi Pergerakan Nasional (2008), hasil Kongres Pemuda 2 memutuskan bahwa kaum Pemuda Indonesia mengakui: Menjunjung bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia wajib dipakai dalam perkumpulan dan pergaulan anak Indonesia karena dalam kongres itu juga bisa dipakai buat mengeluarkan perasaan kebangsaan.
Setelah keputusan kongres dibacakan, para pemuda kemudian mengucapkan ikrar bersejarah yaitu Pertama, Kami putra dan putri Indonesia mengaku bertumpah darah yang satu, tanah Indonesia. Kedua Kami putra dan putri Indonesia, mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia. Ketiga, Kami putra dan putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia.
Demikian sejarah Sumpah Pemuda 1928 dan siapa saja tokoh dibaliknya. Semoga informasi ini bermanfaat bagi pembaca setia SINDOnews.
Lihat Juga: Mendikdasmen Abdul Mu'ti: Sumpah Pemuda Tonggak Penting dalam Perjuangan Indonesia Meraih Kemerdekaan
(nnz)