Dear Para Mahasiswa, Ini Kunci Kemenangan di Era Industri 4.0
loading...
A
A
A
Saat ini dunia sedang menghadapi world war 4.0 yang ditandai dengan kemajuan teknologi yang dihasilkan oleh sains, yang juga banyak menggantikan peran manusia, sekaligus mengatasi keterbatasan sumber daya. Dengan sains dan teknologi pula, kualitas kehidupan meningkat bersamaan dengan munculnya masalah-masalah baru yang berkaitan dengan dunia yang hyper-real, seperti perundungan dan ketidakadilan, mental health, hingga inflasi global.
"Hebatnya, umat manusia memiliki kemampuan merasa dan berpikir, sehingga mampu mengembangkan inovasi terus-menerus untuk bertahan dalam menghadapi masalah-masalah yang ada,” ucap akademisi dan praktisi bisnis terkemuka Prof. Renald Khasali dalam orasi ilmiah Dies Natalis ke-58 dan Wisuda Semester Genap TA 2023/2024 Universitas Pancasila (UP).
Ia menyatakan dunia sedang mengalami kelangkaan untuk pekerjaan-pekerjaan tertentu yang tidak melulu dapat diselesaikan oleh teknologi. Maka ini menjadi peluang bagi para wisudawan untuk berkiprah di kancah global, asalkan memiliki etos kerja dan mau belajar. Teknologi yang algoritmik juga memungkinkan pekerjaan menjadi lebih kasual, fleksibel, lebih kreatif, dan bertumpu pada data yang saling terhubung.
Oleh karena itu, ungkapnya bangsa yang besar merupakan hasil kerja gabungan antara study dan learning, yang menghasilkan etos kerja yang beretika dalam pembangunan bangsa.
Sementara itu wisuda ini menjadi puncak rangkaian dari Dies Natalis ke-58. Dalam kesempatan tersebut, UP meluluskan 1486 Wisudawan yang berasal dari Program Studi D3/S1/S2/S3 dan Apoteker. Dalam sambutannya, Rektor UP, Prof. Marsudi Wahyu Kisworo, IPU, menyampaikan bahwa “momen wisuda ini merupakan bentuk tanggung jawab dan komitmen Universitas Pancasila atas kepercayaan orang tua dan masyarakat, untuk mendidik dan menghasilkan lulusan yang berketuhanan dan berkemanusiaan, memiliki keunggulan ilmu, serta nilai moral dan etik serta mendorong lulusan Universitas Pancasila agar menjadi pemimpin yang adaptif, produktif, inovatif, dan kontributif, dalam menghadapi tantangan kompleks menuju Indonesia Emas 2045”.
Prof Marsudi, memaparkan saat ini UP telah memiliki 34 Guru Besar dan memiliki sejumlah prestasi yakni sebagai peringkat 117 dari 3.842 perguruan tinggi di Indonesia, posisi ke-32 dari 145 Kampus berkelanjutan di Indonesia, dan peringkat ke-14 PTS dengan Skor SINTA Tertinggi Se-Indonesia Tahun 2024.
Selain itu 80% prodi di UP telah terakreditasi Unggul dan A. UP juga memiliki kerja sama dengan 192 mitra dalam negeri dan 23 mitra luar negeri.
Untuk selanjutnya ungkap Rektor Marsudi, UP akan menuju status hebat. Untuk meraih hal tersebut, pihaknya akan mengajukan akreditasi dan pemeringkatan skala Internasional. Ia menargetkan UP akan masuk dalam jajaran 500 universitas besar di dunia.
"Kalau PT kita masuk di 500 besar saja, maka alumni kita akan mudah bekerja di seluruh dunia. Apalagi dunia sekarang negara maju angka fertilitas menurun sehingga kekurangan tenaga kerja, "ujarnya.
Selain itu ia juga akan mendorong mahasiswa memiliki keahlian berbasis STEM yaitu Science, Technology, Engineering, and Mathematics. Ia mengatakan di era saat ini, memang terjadi disrupsi lapangan kerja sebesar 30 juta namun di saat yang sama juga muncul 60 juta lapangan kerja, yang tentunya memerlukan kreativitas.
"Hebatnya, umat manusia memiliki kemampuan merasa dan berpikir, sehingga mampu mengembangkan inovasi terus-menerus untuk bertahan dalam menghadapi masalah-masalah yang ada,” ucap akademisi dan praktisi bisnis terkemuka Prof. Renald Khasali dalam orasi ilmiah Dies Natalis ke-58 dan Wisuda Semester Genap TA 2023/2024 Universitas Pancasila (UP).
Ia menyatakan dunia sedang mengalami kelangkaan untuk pekerjaan-pekerjaan tertentu yang tidak melulu dapat diselesaikan oleh teknologi. Maka ini menjadi peluang bagi para wisudawan untuk berkiprah di kancah global, asalkan memiliki etos kerja dan mau belajar. Teknologi yang algoritmik juga memungkinkan pekerjaan menjadi lebih kasual, fleksibel, lebih kreatif, dan bertumpu pada data yang saling terhubung.
Oleh karena itu, ungkapnya bangsa yang besar merupakan hasil kerja gabungan antara study dan learning, yang menghasilkan etos kerja yang beretika dalam pembangunan bangsa.
Sementara itu wisuda ini menjadi puncak rangkaian dari Dies Natalis ke-58. Dalam kesempatan tersebut, UP meluluskan 1486 Wisudawan yang berasal dari Program Studi D3/S1/S2/S3 dan Apoteker. Dalam sambutannya, Rektor UP, Prof. Marsudi Wahyu Kisworo, IPU, menyampaikan bahwa “momen wisuda ini merupakan bentuk tanggung jawab dan komitmen Universitas Pancasila atas kepercayaan orang tua dan masyarakat, untuk mendidik dan menghasilkan lulusan yang berketuhanan dan berkemanusiaan, memiliki keunggulan ilmu, serta nilai moral dan etik serta mendorong lulusan Universitas Pancasila agar menjadi pemimpin yang adaptif, produktif, inovatif, dan kontributif, dalam menghadapi tantangan kompleks menuju Indonesia Emas 2045”.
Prof Marsudi, memaparkan saat ini UP telah memiliki 34 Guru Besar dan memiliki sejumlah prestasi yakni sebagai peringkat 117 dari 3.842 perguruan tinggi di Indonesia, posisi ke-32 dari 145 Kampus berkelanjutan di Indonesia, dan peringkat ke-14 PTS dengan Skor SINTA Tertinggi Se-Indonesia Tahun 2024.
Selain itu 80% prodi di UP telah terakreditasi Unggul dan A. UP juga memiliki kerja sama dengan 192 mitra dalam negeri dan 23 mitra luar negeri.
Untuk selanjutnya ungkap Rektor Marsudi, UP akan menuju status hebat. Untuk meraih hal tersebut, pihaknya akan mengajukan akreditasi dan pemeringkatan skala Internasional. Ia menargetkan UP akan masuk dalam jajaran 500 universitas besar di dunia.
"Kalau PT kita masuk di 500 besar saja, maka alumni kita akan mudah bekerja di seluruh dunia. Apalagi dunia sekarang negara maju angka fertilitas menurun sehingga kekurangan tenaga kerja, "ujarnya.
Selain itu ia juga akan mendorong mahasiswa memiliki keahlian berbasis STEM yaitu Science, Technology, Engineering, and Mathematics. Ia mengatakan di era saat ini, memang terjadi disrupsi lapangan kerja sebesar 30 juta namun di saat yang sama juga muncul 60 juta lapangan kerja, yang tentunya memerlukan kreativitas.