Perpusnas Gaungkan Inklusi Sosial di Ajang Internasional
loading...
A
A
A
Selanjutnya, Indonesia melalui Perpusnas melanjutkan program ini dengan tajuk program TPBIS. “Karena program ini mempunyai dampak yang baik secara nasional, maka pemerintah menjadikannya sebagai Prioritas Nasional dan untuk pertama kalinya menjadi bagian dari Prioritas Nasional,” tuturnya.
Sepanjang 2018 hingga 2024, program TPBIS telah menjangkau 2.691 perpustakaan umum di 38 provinsi. Salah satu praktik baik program TPBIS yang telah dilakukan adalah di Magelang, Jawa Tengah. Program ini disebut memberikan pengaruh baik bagi masyarakat sekitar yaitu perpustakaan lebih dikenal dan mendapat kepercayaan dari masyarakat, serta pergeseran perspektif pengembangan sumber daya manusia telah menempatkan fungsi perpustakaan secara lebih proporsional.
Terkait konferensi internasional, menurutnya, hal ini memiliki makna penting sebagai sarana untuk mendapatkan wawasan baru terkait peran perpustakaan dalam memberikan manfaat yang lebih besar kepada masyarakat.
Adapun The 30th General CDNLAO 2024 mengusung tema besar “Perpustakaan dan Keberlanjutan” yang dihadiri oleh perwakilan dari Tiongkok, Yordania, Thailand, Indonesia, Jepang, Sri Lanka, Korea Selatan, Brunei Darussalam, Myanmar, Singapura, Kuwait, Vietnam, Malaysia, Uni Emirat Arab, Qatar, dan India.
Konferensi CDNLAO berfokus pada tiga tema utama yaitu peran perpustakaan dalam mendukung tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs), perpustakaan hijau dan keberlanjutan lingkungan dan mendidik masyarakat tentang keberlanjutan melalui perpustakaan.
Konferensi ini mencerminkan keragaman budaya dan sosial di kawasan Asia dan Oseania, sekaligus mendorong kolaborasi antarperpustakaan untuk menciptakan masa depan yang lebih berkelanjutan bagi masyarakat global.
Sepanjang 2018 hingga 2024, program TPBIS telah menjangkau 2.691 perpustakaan umum di 38 provinsi. Salah satu praktik baik program TPBIS yang telah dilakukan adalah di Magelang, Jawa Tengah. Program ini disebut memberikan pengaruh baik bagi masyarakat sekitar yaitu perpustakaan lebih dikenal dan mendapat kepercayaan dari masyarakat, serta pergeseran perspektif pengembangan sumber daya manusia telah menempatkan fungsi perpustakaan secara lebih proporsional.
Terkait konferensi internasional, menurutnya, hal ini memiliki makna penting sebagai sarana untuk mendapatkan wawasan baru terkait peran perpustakaan dalam memberikan manfaat yang lebih besar kepada masyarakat.
Adapun The 30th General CDNLAO 2024 mengusung tema besar “Perpustakaan dan Keberlanjutan” yang dihadiri oleh perwakilan dari Tiongkok, Yordania, Thailand, Indonesia, Jepang, Sri Lanka, Korea Selatan, Brunei Darussalam, Myanmar, Singapura, Kuwait, Vietnam, Malaysia, Uni Emirat Arab, Qatar, dan India.
Konferensi CDNLAO berfokus pada tiga tema utama yaitu peran perpustakaan dalam mendukung tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs), perpustakaan hijau dan keberlanjutan lingkungan dan mendidik masyarakat tentang keberlanjutan melalui perpustakaan.
Konferensi ini mencerminkan keragaman budaya dan sosial di kawasan Asia dan Oseania, sekaligus mendorong kolaborasi antarperpustakaan untuk menciptakan masa depan yang lebih berkelanjutan bagi masyarakat global.
(nnz)