TIM PKM UKI Ajari Warga Cawang Ubah Limbah Plastik Jadi Produk Bernilai Tinggi
loading...
A
A
A
JAKARTA - TIM PKM UKI melakukan sosialisasi daur ulang limbah plastik menjadi campuran paving block di Kelurahan Cawang, Jakarta. Kegiatan ini melibatkan komunitas Masyarakat Peduli Sampah (MALISA) dalam mengembangkan usaha mandiri masyarakatnya.
Tim Pemberdayaan Kemitraan Masyarakat (PKM) Universitas Kristen Indonesia (UKI) ini terdiri dari sejumlah dosen Teknik. Mereka membuat sendiri mesin pencacah plastik, yang kemudian hasil cacahan limbah plastik tersebut dijadikan sebagai bahan campuran pembuatan paving block.
Baca juga: Bantu Usaha Warga, Dosen UKI Olah Sekam Padi Jadi Paving Block
Kegiatan PKM yang terdiri dari sosialisasi, pengajaran penggunaan mesin dan proses pembuatan paving block menggunakan cacahan pelastik ini, dapat terlaksana berkat bantuan dana hibah program Pengabdian kepada Masyarakat Kemendikbudristek 2024.
PKM diketuai Agnes Sri Mulyani dari Program Studi Teknik Sipil, dan dibantu oleh tim yang terdiri dari beberapa dosen dan mahasiswa dari Program studi Teknik Sipil dan Program Studi Teknik Mesin di Universitas Kristen Indonesia.
Baca juga: Perkuat Kolaborasi Internasional, UKI Undang Dosen Asal Belanda
Adapun dosen yang tergabung adalah Setiyadi dari Program Studi Teknik Sipil, Medyawanti Pane dari Program Studi Teknik Mesin, Sudarno P Tampubolon dari Program Studi Teknik Sipil, Serta, Agnes Louisa Debora, Doroti Krislei Laia, dan Yonathan Bewamati Zendrato yang merupakan tiga mahasiswa dari Program Studi Teknik Sipil, turut serta dalam menyukseskan kegiatan PKM ini.
Sudarno sebagai Tim Pelaksana Lapangan menjelaskan, bahwa awal kemunculan ide pembuatan mesin pencacah plastik ini dilakukan sebagai upaya pengurangan sampah plastik yang cukup banyak di Kelurahan Cawang, sekaligus memanfaatkan limbah plastik menjadi suatu produk yang memiliki nilai jual lebih.
“PKM ini didasari, yang pertama adalah karena limbah plastik yang berada di Kelurahan Cawang sudah cukup banyak. Yang kedua disana sudah ada Komunitas Masyarakat Peduli Sampah (MALISA) yang hanya mengumpulkan sampah plastik, yang kemudian dibersihkan dan langsung dijual tanpa diproses terlebih dahulu," ujarnya menjelaskan ide awal kegiatan ini, Selasa (26/22/2024).
Limbah plastik yang dikumpulkan itu kemudian dicacah menjadi partikel kecil dengan ukuran paling besar hanya 1 cm yang kemudian dicampur menjadi bahan campuran pembuatan paving block.
Dalam proyek ini diperlukan partikel limbah plastik berukuran kecil. Untuk itu, mesin pencacah yang digunakan adalah hasil buatan dan modifikasi sendiri.
Mesin yang dibawa tim PKM UKI merupakan ciptaan dari tim Prodi Teknik Mesin dan Teknik Sipil UKI yang dipimpin langsung oleh Medyawanti Pane, dimana ia juga yang mendesain dan membuat langsung mesin tersebut dengan bantuan timnya yang merupakan mahasiswa dari Prodi Teknik Mesin.
Hasilnya, mesin yang diciptakan itu mampu menghasilkan potongan – potongan limbah plastik sekecil mungkin. Sehingga partikel plastik yang dihasilkan dapat dijadikan sebagai bahan pengganti pasir, yang merupakan salah satu bahan pembuatan paving block.
Tidak hanya menjadi produk yang ramah lingkungan, namun paving block yang dihasilkan dapat digunakan pada area parkir, area taman, area jalan, ataupun parkiran umum. Dimana paving block yang dihasilkan dalam proyek ini memiliki mutu B dan C (12,5-20 MPa).
Dalam proyek ini juga, tim PKM bekerja sama dengan mitra utama mereka yaitu Masyarakat Peduli Sampah (MALISA). Selain itu, tim PKM dibantu juga oleh pengurus Kelurahan Cawang itu sendiri. Terlepas dari bantuan dan kerja sama yang dilakukan, tantangan dalam PKM ini tidak dapat dihindari.
Tantangan terbesar yang tim PKM hadapi adalah berkaitan dengan pembuatan mesin pencacah. Hal tersebut dikarenakan, partikel potongan limbah plastik yang dihasilkan sebagai campuran bahan paving block harus berukuran kecil dan memiliki tekstur halus.
Tim PKM telah melakukan banyak evaluasi dan juga modifikasi ulang alat pencacah yang dinilai kurang menghasilkan ukuran potongan yang diinginkan, hingga akhirnya mendapat hasil yang sesuai.
Sudarno berharap dengan adanya PKM dan sosialisasi ini masyarakat mengerti akan bahayanya sampah plastik dan mendapatkan wawasan baru yang kemudian meningkatkan wirausaha mereka.
“Dengan memberikan wawasan dan pelatihan kepada masyarakat, tentang bagaimana sampah plastik yang sudah mereka kumpulkan selama ini dapat diolah menjadi salah satu campuran atau material pembuatan paving block, sehingga MALISA ini juga dapat meningkatkan wirausaha mereka sehingga penghasilan mereka pun dapat bertambah” ujar Sudarno.
Oky Setiawan, Ketua MALISA merasa terbantu dengan adanya sosialisasi pemanfaatan limbah plastik menjadi bahan campuran paving block. Mereka mendapatkan pengetahuan baru dalam memanfaatkan limbah plastik menjadi sesuatu yang berguna bahkan memiliki nilai jual yang lebih tinggi daripada langsung menjual limbah plastik tanpa diolah terlebih dulu.
"Harapan kita semoga limbah plastik ini dapat berkurang dengan kita membuat paving block dengan campuran limbah plastik dan juga masyarakat bisa membuka wirausaha yang bermodalkan bahan ekonomis dan mudah didapat"
Dengan kerja kerasnya, Tim PKM UKI telah berhasil melalui proses panjang yang tentunya tidak mudah. Mulai dari seleksi yang ketat dalam mendapatkan hibah pendanaan sampai akhirnya berhasil merancang mesin pencacah plastik, mensosialisasikan, dan melakukan pelatihan kepada masyarakat peduli sampah di kelurahan Cawang, sebagai pengembangan wirausaha yang mereka jalankan.
MG/ Devina
Tim Pemberdayaan Kemitraan Masyarakat (PKM) Universitas Kristen Indonesia (UKI) ini terdiri dari sejumlah dosen Teknik. Mereka membuat sendiri mesin pencacah plastik, yang kemudian hasil cacahan limbah plastik tersebut dijadikan sebagai bahan campuran pembuatan paving block.
Baca juga: Bantu Usaha Warga, Dosen UKI Olah Sekam Padi Jadi Paving Block
Kegiatan PKM yang terdiri dari sosialisasi, pengajaran penggunaan mesin dan proses pembuatan paving block menggunakan cacahan pelastik ini, dapat terlaksana berkat bantuan dana hibah program Pengabdian kepada Masyarakat Kemendikbudristek 2024.
PKM diketuai Agnes Sri Mulyani dari Program Studi Teknik Sipil, dan dibantu oleh tim yang terdiri dari beberapa dosen dan mahasiswa dari Program studi Teknik Sipil dan Program Studi Teknik Mesin di Universitas Kristen Indonesia.
Baca juga: Perkuat Kolaborasi Internasional, UKI Undang Dosen Asal Belanda
Adapun dosen yang tergabung adalah Setiyadi dari Program Studi Teknik Sipil, Medyawanti Pane dari Program Studi Teknik Mesin, Sudarno P Tampubolon dari Program Studi Teknik Sipil, Serta, Agnes Louisa Debora, Doroti Krislei Laia, dan Yonathan Bewamati Zendrato yang merupakan tiga mahasiswa dari Program Studi Teknik Sipil, turut serta dalam menyukseskan kegiatan PKM ini.
Sudarno sebagai Tim Pelaksana Lapangan menjelaskan, bahwa awal kemunculan ide pembuatan mesin pencacah plastik ini dilakukan sebagai upaya pengurangan sampah plastik yang cukup banyak di Kelurahan Cawang, sekaligus memanfaatkan limbah plastik menjadi suatu produk yang memiliki nilai jual lebih.
“PKM ini didasari, yang pertama adalah karena limbah plastik yang berada di Kelurahan Cawang sudah cukup banyak. Yang kedua disana sudah ada Komunitas Masyarakat Peduli Sampah (MALISA) yang hanya mengumpulkan sampah plastik, yang kemudian dibersihkan dan langsung dijual tanpa diproses terlebih dahulu," ujarnya menjelaskan ide awal kegiatan ini, Selasa (26/22/2024).
Limbah plastik yang dikumpulkan itu kemudian dicacah menjadi partikel kecil dengan ukuran paling besar hanya 1 cm yang kemudian dicampur menjadi bahan campuran pembuatan paving block.
Dalam proyek ini diperlukan partikel limbah plastik berukuran kecil. Untuk itu, mesin pencacah yang digunakan adalah hasil buatan dan modifikasi sendiri.
Mesin yang dibawa tim PKM UKI merupakan ciptaan dari tim Prodi Teknik Mesin dan Teknik Sipil UKI yang dipimpin langsung oleh Medyawanti Pane, dimana ia juga yang mendesain dan membuat langsung mesin tersebut dengan bantuan timnya yang merupakan mahasiswa dari Prodi Teknik Mesin.
Hasilnya, mesin yang diciptakan itu mampu menghasilkan potongan – potongan limbah plastik sekecil mungkin. Sehingga partikel plastik yang dihasilkan dapat dijadikan sebagai bahan pengganti pasir, yang merupakan salah satu bahan pembuatan paving block.
Tidak hanya menjadi produk yang ramah lingkungan, namun paving block yang dihasilkan dapat digunakan pada area parkir, area taman, area jalan, ataupun parkiran umum. Dimana paving block yang dihasilkan dalam proyek ini memiliki mutu B dan C (12,5-20 MPa).
Dalam proyek ini juga, tim PKM bekerja sama dengan mitra utama mereka yaitu Masyarakat Peduli Sampah (MALISA). Selain itu, tim PKM dibantu juga oleh pengurus Kelurahan Cawang itu sendiri. Terlepas dari bantuan dan kerja sama yang dilakukan, tantangan dalam PKM ini tidak dapat dihindari.
Tantangan terbesar yang tim PKM hadapi adalah berkaitan dengan pembuatan mesin pencacah. Hal tersebut dikarenakan, partikel potongan limbah plastik yang dihasilkan sebagai campuran bahan paving block harus berukuran kecil dan memiliki tekstur halus.
Tim PKM telah melakukan banyak evaluasi dan juga modifikasi ulang alat pencacah yang dinilai kurang menghasilkan ukuran potongan yang diinginkan, hingga akhirnya mendapat hasil yang sesuai.
Sudarno berharap dengan adanya PKM dan sosialisasi ini masyarakat mengerti akan bahayanya sampah plastik dan mendapatkan wawasan baru yang kemudian meningkatkan wirausaha mereka.
“Dengan memberikan wawasan dan pelatihan kepada masyarakat, tentang bagaimana sampah plastik yang sudah mereka kumpulkan selama ini dapat diolah menjadi salah satu campuran atau material pembuatan paving block, sehingga MALISA ini juga dapat meningkatkan wirausaha mereka sehingga penghasilan mereka pun dapat bertambah” ujar Sudarno.
Oky Setiawan, Ketua MALISA merasa terbantu dengan adanya sosialisasi pemanfaatan limbah plastik menjadi bahan campuran paving block. Mereka mendapatkan pengetahuan baru dalam memanfaatkan limbah plastik menjadi sesuatu yang berguna bahkan memiliki nilai jual yang lebih tinggi daripada langsung menjual limbah plastik tanpa diolah terlebih dulu.
"Harapan kita semoga limbah plastik ini dapat berkurang dengan kita membuat paving block dengan campuran limbah plastik dan juga masyarakat bisa membuka wirausaha yang bermodalkan bahan ekonomis dan mudah didapat"
Dengan kerja kerasnya, Tim PKM UKI telah berhasil melalui proses panjang yang tentunya tidak mudah. Mulai dari seleksi yang ketat dalam mendapatkan hibah pendanaan sampai akhirnya berhasil merancang mesin pencacah plastik, mensosialisasikan, dan melakukan pelatihan kepada masyarakat peduli sampah di kelurahan Cawang, sebagai pengembangan wirausaha yang mereka jalankan.
MG/ Devina
(nnz)