Viral Kisah Chamimah Adik Wapres Try Sutrisno Jadi Guru dengan Gaji Rp300 Ribu
loading...
A
A
A
JAKARTA - Viral di berbagai media sosial sosok Chamimah yang merupakan adik Wakil Presiden ke-6 RI Try Sutrisno. Ia bertahan menjadi guru PAUD meski hanya digaji Rp300 ribu sebulan.
Di tengah derasnya arus tuntutan kehidupan, kisah para guru honorer yang bertahan dengan gaji ratusan ribu per bulan menjadi potret nyata dedikasi tanpa pamrih.
Baca juga: Gaji Guru Honorer di Indonesia, Upah di Bawah Rp500 Ribu hingga Terjerat Pinjol
Mereka rela mengorbankan kenyamanan demi mendidik generasi penerus bangsa, meskipun bayaran yang diterima jauh dari layak.
Salah satunya seorang nenek bernama Chamimah yang saat ini berusia 82 tahun namun tengah menjadi sorotan karena meskipun sudah memasuki usia senja namun masih mengajar.
Baca juga: Berusia 78 Tahun, Adik Kandung Wakil Presiden Try Sutrisno Selesaikan Pendidikan Sarjana
Dikutip dari berbagai sumber, Chamimah mengaku hanya menerima gaji sebesar Rp300 ribu per bulan. Gaji itu rela ia terima per bulannya karena Taman Kanak-Kanak (TK) tempat ia mengajar dikelola secara mandiri oleh perangkat RW di Kawasan Kedung Doro, Surabaya.
Nama tempat TK Chamimah mengajar adalah TK Masa Putra Bhakti dan ia mengajar sejak tahun 1963 atau sudah sekitar 61 tahun lamanya. Belakangan diketahui bahwa ia adalah adik kandung mantan Wapres RI Try Sutrisno.
Dikutip dari laman Universitas Muhammadiyah Surabaya (UM Surabaya), Chamimah adalah menjadi wisudawan tertua pada Wisuda ke-46 UM Surabaya tahun 2020 lalu.
Nenek berusia 82 tahun itu menjadi sosok inspiratif karena meski usianya tak lagi muda namun semangatnya tak kalah dengan wisudawan lainnya.
Chamimah yang lahir pada 1 September 1942 ini mengambil jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). Ia menjadi wisudawan tertua UM Surabaya di usia 78 tahun.
Warga Surabaya ini lulus dengan tugas akhir berjudul Kecerdasan Bahasa Anak Usia Dini Kelompok A TK Masa Putra Bhakti Surabaya Tahun Pelajaran 2019-2020.
Baca juga: Kisah Pilu Guru Honorer Pulau Terluar di Lombok Berjuang demi Cerdaskan Anak Bangsa
“Semangat belajar dan kepatriotan turun dari kakak saya, sehingga Alhamdulillah saya menamatkan studi di PG PAUD UM Surabaya” ujarnya, dikutip dari laman UM Surabaya, Selasa (3/12/2024).
Meski tak lagi muda namun semangat Chamimah untuk kuliah sungguh luar biasa. Ia mengaku selama kuliah tidak pernah membolos. Kalaupun ia tak hadir itu karena ia sedang sakit saja. Rajinnya ia kuliah karena ia merasa didukung dengan staf yang siap mendampingi juga fasilitas belajar yang nyaman.
“Saya juga punya banyak teman yang mungkin usianya seperti anak dan cucu saya, namun justru mereka yang memotivasi saya untuk terus belajar dan menyelesaikan studi tepat Waktu," ungkapnya.
Dia juga bercerita bahwa, sejak 1963 ia mengajar di TK Masa Putra Bhakti Surabaya. Ia pun bersyukur akhirnya mampu menyelesaikan studi di usia senja. "Tidak ada kata terlambat selama kita bertekad bersungguh-sungguh untuk belajar," pesan Chamimah.
Di tengah derasnya arus tuntutan kehidupan, kisah para guru honorer yang bertahan dengan gaji ratusan ribu per bulan menjadi potret nyata dedikasi tanpa pamrih.
Baca juga: Gaji Guru Honorer di Indonesia, Upah di Bawah Rp500 Ribu hingga Terjerat Pinjol
Mereka rela mengorbankan kenyamanan demi mendidik generasi penerus bangsa, meskipun bayaran yang diterima jauh dari layak.
Salah satunya seorang nenek bernama Chamimah yang saat ini berusia 82 tahun namun tengah menjadi sorotan karena meskipun sudah memasuki usia senja namun masih mengajar.
Baca juga: Berusia 78 Tahun, Adik Kandung Wakil Presiden Try Sutrisno Selesaikan Pendidikan Sarjana
Dikutip dari berbagai sumber, Chamimah mengaku hanya menerima gaji sebesar Rp300 ribu per bulan. Gaji itu rela ia terima per bulannya karena Taman Kanak-Kanak (TK) tempat ia mengajar dikelola secara mandiri oleh perangkat RW di Kawasan Kedung Doro, Surabaya.
Nama tempat TK Chamimah mengajar adalah TK Masa Putra Bhakti dan ia mengajar sejak tahun 1963 atau sudah sekitar 61 tahun lamanya. Belakangan diketahui bahwa ia adalah adik kandung mantan Wapres RI Try Sutrisno.
Wisudawan Tertua UM Surabaya
Dikutip dari laman Universitas Muhammadiyah Surabaya (UM Surabaya), Chamimah adalah menjadi wisudawan tertua pada Wisuda ke-46 UM Surabaya tahun 2020 lalu.
Nenek berusia 82 tahun itu menjadi sosok inspiratif karena meski usianya tak lagi muda namun semangatnya tak kalah dengan wisudawan lainnya.
Chamimah yang lahir pada 1 September 1942 ini mengambil jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). Ia menjadi wisudawan tertua UM Surabaya di usia 78 tahun.
Warga Surabaya ini lulus dengan tugas akhir berjudul Kecerdasan Bahasa Anak Usia Dini Kelompok A TK Masa Putra Bhakti Surabaya Tahun Pelajaran 2019-2020.
Baca juga: Kisah Pilu Guru Honorer Pulau Terluar di Lombok Berjuang demi Cerdaskan Anak Bangsa
“Semangat belajar dan kepatriotan turun dari kakak saya, sehingga Alhamdulillah saya menamatkan studi di PG PAUD UM Surabaya” ujarnya, dikutip dari laman UM Surabaya, Selasa (3/12/2024).
Meski tak lagi muda namun semangat Chamimah untuk kuliah sungguh luar biasa. Ia mengaku selama kuliah tidak pernah membolos. Kalaupun ia tak hadir itu karena ia sedang sakit saja. Rajinnya ia kuliah karena ia merasa didukung dengan staf yang siap mendampingi juga fasilitas belajar yang nyaman.
“Saya juga punya banyak teman yang mungkin usianya seperti anak dan cucu saya, namun justru mereka yang memotivasi saya untuk terus belajar dan menyelesaikan studi tepat Waktu," ungkapnya.
Dia juga bercerita bahwa, sejak 1963 ia mengajar di TK Masa Putra Bhakti Surabaya. Ia pun bersyukur akhirnya mampu menyelesaikan studi di usia senja. "Tidak ada kata terlambat selama kita bertekad bersungguh-sungguh untuk belajar," pesan Chamimah.
(nnz)