Guru Didorong Ciptakan Lingkungan Pembelajaran yang Holistik

Kamis, 05 Desember 2024 - 07:26 WIB
loading...
Guru Didorong Ciptakan...
Peran strategis guru dalam membentuk generasi unggul. Bukan sekedar mengajar, namun juga menjadi pemimpin dalam perjalanan siswa menuju masa depannya. Foto/SINDOnews.
A A A
JAKARTA - Ketua Eksekutif Komisi UNESCO Indonesia Itje Chodidjah menekankan peran strategis guru dalam membentuk generasi unggul. Bukan sekedar mengajar, namun juga menjadi pemimpin dalam perjalanan siswa menuju masa depannya.

Hal ini disampaikan Itje pada Mentari X ASTA National Conference 2024, sebuah forum inspiratif bertema “Leading Your Students Towards Global Competitiveness” yang dihelat Mentari Group bersama ASTA Ilmu Publishing.

Baca juga: Riwayat Pendidikan Prof Heri Hermansyah, Rektor UI yang Baru Saja Dilantik

Itje menggarisbawahi pentingnya mengintegrasikan wawasan global dan keterampilan multikultural ke dalam proses pembelajaran. Hal ini menjadi kunci agar siswa mampu bersaing di tingkat internasional sekaligus berkontribusi di berbagai bidang di panggung global.

Sebagai arsitek masa depan siswa, guru harus membimbing mereka melalui metodologi pembelajaran berbasis global yang adaptif dan inovatif. Ia juga mengingatkan bahwa literasi digital adalah aspek penting yang perlu dikenalkan kepada anak-anak.

Bukan hanya sekadar kemampuan mengakses informasi, tetapi juga memanfaatkan teknologi secara bijak dan bertanggung jawab, sehingga siswa dapat memahami peran mereka dalam masyarakat dunia yang saling terhubung.

Itje juga mendorong guru untuk terus mengembangkan diri demi menciptakan lingkungan pembelajaran yang holistik. Selain mendukung pertumbuhan akademik siswa, guru juga perlu membangun karakter mereka melalui pendekatan yang kontekstual.

Misalnya dalam hal numerasi, tidak hanya soal angka atau matematika, tetapi tentang melatih kemampuan pemecahan masalah yang relevan dalam kehidupan nyata.

Guru perlu memastikan siswa memahami konteks di balik data dan angka, alih-alih hanya menerima informasi
mentah tanpa makna.

Sebagai pendidik, Itje mengingatkan bahwa tugas guru bukan sekadar menanyakan, “Apakah kalian mengerti pelajaran ini?” tetapi lebih kepada, “Apakah penjelasan saya mudah dipahami?” Refleksi menjadi elemen penting dalam mendidik, memberikan ruang bagi guru untuk mengevaluasi dampak dari setiap tindakan, serta merancang
langkah-langkah yang lebih baik untuk ke depannya.

Guru juga berperan dalam membentuk daya tahan mental siswa, mempersiapkan mereka menghadapi tantangan kehidupan. Pendidikan tidak bisa dilakukan dengan berpura-pura, karena anak-anak membutuhkan kehadiran guru yang otentik dan tulus.

“Pendidik tidak boleh berpura-pura, karena anak-anak itu tidak palsu,” tegas Itje.

Selain itu, Itje juga menyoroti bahwa tindakan pimpinan sekolah juga sangat memengaruhi kinerja guru, yang pada akhirnya berdampak pada kualitas Pendidikan secara keseluruhan.

Guru harus menjaga etika dan integritasnya untuk menjadi teladan bagi anak-anak yang mereka didik. Itje juga menegaskan bahwa Pendidikan adalah kebaikan tanpa batas, sebuah kebutuhan fundamental yang membentuk karakter, memberikan harapan, dan membuka jalan menuju masa depan yang lebih
baik.

“Pendidikan adalah makanan jiwa,” tutup Itje, mengingatkan bahwa sekolah adalah tempat suci di mana generasi muda dipersiapkan untuk menjalani kehidupan yang lebih baik melalui bimbingan pendidik yang tulus, profesional, dan inovatif.

Acara yang diikuti 445 pimpinan sekolah dan tim pengajar dari 155 sekolah berbagai kota di Indonesia ini menjadi wadah untuk berbagi wawasan, praktik terbaik, dan strategi inovatif dalam pendidikan yang relevan dengan kebutuhan abad ke-21.

Selain Itje acara ini menghadirkan Tiar Sugiarti pengajar dan trainer Sain Mentari Group, membahas bagaimana rasa ingin tahu alami siswa dapat dibangkitkan melalui pembelajaran berbasis inkuiri.

Kemudian Wahyudi seorang praktisi pendidikan karakter yang membawakan topik “Inovasi Pembelajaran Literasi Berbasis Experiential Learning yang Menyenangkan”.

Lalu Rusiati Yo praktisi pendidikan karakter yang mengisi sesi dengan tema “Penguatan Karakter dan Kompetensi melalui Pembelajaran yang Inovatif dan Kontekstual”.
(nnz)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2025 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1765 seconds (0.1#10.24)