JAKARTA - Guru Besar Pendidikan Agama Islam Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, Prof. Abdul Mu'ti menilai, materi Pendidikan Agama Islam yang ada saat ini mesti mendapat pembaruan. Menurutnya, pembaruan itu mendesak untuk dilakukan.
"Ada urgensi dan signifikansi pembaruan Pendidikan Agama Islam," kata Mu'ti dalam pidato pengukuhan dirinya sebagai Guru Besar Bidang Ilmu Pendidikan Agama Islam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Rabu (2/9/2020). (Baca juga: Dikukuhkan Jadi Guru Besar, Abdul Mu’ti Dorong PAI Inklusif-Pluralis )
Menurutnya, urgensi itu karena melihat minimnya rasa pluralitas atau hidup bersama yang dimiliki siswa jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA). Dalam penelitian yang dilakukan Pusat Pengkajian Islam dan Masyarakat (PPIM) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, kata Mu'ti, siswa SMA kerap melakukan tindakan intoleran.
"Intoleransi disebabkan oleh beberapa faktor. Antara lain materi pendidikan agama Islam, pengaruh pan-islamisme guru agama, kinerja pemerintah, dan media-media internet," terangnya.
Menurut Mu'ti, muatan pembelajaran tentang toleransi di bangku sekolah masih sangat minim. Guru agama lebih dominan memberikan materi akidah dan akhlak yang formal. (Baca juga: Kampus Diminta Segera Update No HP Dosen-Mahasiswa untuk Bantuan Kuota )
Akibatnya, banyak siswa yang melakukan tindakan intoleransi kepada kelompok minoritas. Padahal, dalam Islam tidak diajarkan rivalitas dan permusuhan betapapun masyarakat hidup dengan agama yang berbeda-beda.
"Untuk hidup rukun, diperlukan model pendidikan agama Islam yang pluralis. Dikembangkan di atas lima nilai pluralis yang ada di dalam Alquran. Yaitu, ketuhanan, kebebasan, keterbukaan, kebersamaan, dan kerja sama," pungkas Mu'ti.
"Ada urgensi dan signifikansi pembaruan Pendidikan Agama Islam," kata Mu'ti dalam pidato pengukuhan dirinya sebagai Guru Besar Bidang Ilmu Pendidikan Agama Islam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Rabu (2/9/2020). (Baca juga: Dikukuhkan Jadi Guru Besar, Abdul Mu’ti Dorong PAI Inklusif-Pluralis )
Menurutnya, urgensi itu karena melihat minimnya rasa pluralitas atau hidup bersama yang dimiliki siswa jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA). Dalam penelitian yang dilakukan Pusat Pengkajian Islam dan Masyarakat (PPIM) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, kata Mu'ti, siswa SMA kerap melakukan tindakan intoleran.
"Intoleransi disebabkan oleh beberapa faktor. Antara lain materi pendidikan agama Islam, pengaruh pan-islamisme guru agama, kinerja pemerintah, dan media-media internet," terangnya.
Menurut Mu'ti, muatan pembelajaran tentang toleransi di bangku sekolah masih sangat minim. Guru agama lebih dominan memberikan materi akidah dan akhlak yang formal. (Baca juga: Kampus Diminta Segera Update No HP Dosen-Mahasiswa untuk Bantuan Kuota )
Baca Juga:
Akibatnya, banyak siswa yang melakukan tindakan intoleransi kepada kelompok minoritas. Padahal, dalam Islam tidak diajarkan rivalitas dan permusuhan betapapun masyarakat hidup dengan agama yang berbeda-beda.
"Untuk hidup rukun, diperlukan model pendidikan agama Islam yang pluralis. Dikembangkan di atas lima nilai pluralis yang ada di dalam Alquran. Yaitu, ketuhanan, kebebasan, keterbukaan, kebersamaan, dan kerja sama," pungkas Mu'ti.
(mpw)

Berita Terkait
- PTM di Jakarta, Kadisdik Jakarta Izin Melanggar Rekomendasi KPAI
- 80 Persen Sekolah di Tangsel Siap Gelar Pembelajaran Tatap Muka
- Kasus Korupsi Dana BOS dan BOP 2018 Sebesar Rp7,8 Miliar, Kejari Jakbar Tetapkan 2 Tersangka
- Persiapan PTM, Pemda Harus Sediakan Transportasi Khusus untuk Siswa
- Sekolah Tatap Muka Harus Digelar untuk Hindari Risiko 'Lost Generation'
- Anggota Komisi X DPR Ini Tetap Kekeh Minta PTM Digelar, Ini Alasannya
- Ujian Nasional Ditiadakan, Penilaian Kelulusan Siswa Kewenangan Sekolah
- UN Kembali Ditiadakan, Penilaian Kelulusan Siswa Kewenangan Sekolah
- KPAI Minta Pembelajaran Tatap Muka Tak Diterapkan untuk PAUD
- Disdik: 90 Persen Sekolah di Makassar Siap Gelar Pembelajaran Tatap Muka
TULIS KOMENTAR ANDA!
Berita Rekomendasi
- Francesca Kembalikan Valentino Rossi Temukan Jati Dirinya
- Nathalie Holscher Tersinggung Dengar Pengakuan Sule yang Anggap Lina Jubaedah Sosok Perempuan Terbaik
- Larangan Mudik Dikritik, Netizen: Andaikan Lebaran Bareng Pilkada
- Kapal Selam Nanggala-402 Hilang, Ini Daftar Tragedi Kapal Selam Dunia
- Diduga Kerap Terima Pungli, Wali Kota Bobby Nasution Copot Lurah Sidorame Timur
- Mobil Mewah Terperangkap di Jalur Transjakarta Gandaria, Sopir Bus Ogah Mundur
- 6 Kelompok OPM Berkumpul di Kabupaten Puncak, Maskapai Swasta Belum Berani Mengudara di Beoga