OTC Bali Dukung Sinergi Pemerintah untuk Perlindungan Siswa PKL di Luar Negeri
loading...
A
A
A
Wayan Redi mengatakan, OTC Bali konsisten melaksanakan PKL ke luar negeri sejak 2018. Hingga hari ini, tercatat sudah 7.000 siswa merasakan pengalaman PKL dan bekerja di luar negeri. Bermodalkan akreditasi A secara kelembagaan, OTC Bali juga menjalin kerja sama dengan beberapa negara untuk pengiriman peserta didik.
"Kepercayaan masyarakat terhadap OTC Bali setiap tahun meningkat. Bisa dilihat dari jumlah siswa, di mana lembaga lain jarang bisa mencapai 3.000 per tahunnya. Hari ini saja, pendaftaran di OTC Bali lebih dari 3.000. Mungkin 2025/2026, saya prediksi siswa latih kita di angka 3.500 sampai 4.000-an," ujar dia.
Selain luasnya jaringan kerja sama dengan sejumlah negara untuk PKL luar negeri, Wayan Redi menyebut OTC Bali juga dipilih karena menawarkan penempatan dengan gaji menarik bagi siswa PKL. Sebagai contohnya di Taiwan. Di sini, siswa PKL berpeluang digaji Rp10 juta hingga Rp25 juta per bulan.
"Inipun sudah bersih karena sudah ditanggung tempat tinggal dan makan sehari-hari. Cuma, masalah di lapangan, tidak semua siswa kami memiliki biaya untuk berangkat PKL ke luar negeri. Sehingga kami punya solusi. Kami buatkan koperasi simpan pinjam, kalau mereka belum mampu secara finansial, bisa kami support," dia menambahkan.
Wayan Redi berharap ke depan pemerintah berkenan memberikan bantuan pendanaan untuk skema pinjaman bagi siswa LKP yang ingin PKL atau bekerja di luar negeri. Dengan demikian, siswa LKP kurang mampu pun memiliki kesempatan yang sama untuk mengubah nasib di luar negeri.
"Kalau kita kalkulasi, kalau ada lembaga yang mau meminjamkan, mereka untung. Ketika mereka di sana dalam satu tahun PKL, mereka bisa membawa tabungan Rp70-100 juta bersih," kata Wayan Redi.
"Kepercayaan masyarakat terhadap OTC Bali setiap tahun meningkat. Bisa dilihat dari jumlah siswa, di mana lembaga lain jarang bisa mencapai 3.000 per tahunnya. Hari ini saja, pendaftaran di OTC Bali lebih dari 3.000. Mungkin 2025/2026, saya prediksi siswa latih kita di angka 3.500 sampai 4.000-an," ujar dia.
Selain luasnya jaringan kerja sama dengan sejumlah negara untuk PKL luar negeri, Wayan Redi menyebut OTC Bali juga dipilih karena menawarkan penempatan dengan gaji menarik bagi siswa PKL. Sebagai contohnya di Taiwan. Di sini, siswa PKL berpeluang digaji Rp10 juta hingga Rp25 juta per bulan.
"Inipun sudah bersih karena sudah ditanggung tempat tinggal dan makan sehari-hari. Cuma, masalah di lapangan, tidak semua siswa kami memiliki biaya untuk berangkat PKL ke luar negeri. Sehingga kami punya solusi. Kami buatkan koperasi simpan pinjam, kalau mereka belum mampu secara finansial, bisa kami support," dia menambahkan.
Wayan Redi berharap ke depan pemerintah berkenan memberikan bantuan pendanaan untuk skema pinjaman bagi siswa LKP yang ingin PKL atau bekerja di luar negeri. Dengan demikian, siswa LKP kurang mampu pun memiliki kesempatan yang sama untuk mengubah nasib di luar negeri.
"Kalau kita kalkulasi, kalau ada lembaga yang mau meminjamkan, mereka untung. Ketika mereka di sana dalam satu tahun PKL, mereka bisa membawa tabungan Rp70-100 juta bersih," kata Wayan Redi.
(nnz)
Lihat Juga :