Kemenag Luncurkan Program Transformasi Digital Pendidikan Madrasah
loading...
A
A
A
“Kementerian Agama membina 8,4 juta peserta didik, lebih 709 ribu pendidik, dan 124 ribu tenaga kependidikan. Akun ini terdaftar dalam [email protected]. Sampai hari ini sudah lebih 50% akun digital yang telah diaktivasi,” jelas Umar.
“Domain ini dikelola secara mandiri oleh Kementerian Agama sebagai layanan yang dilaksanakan sesuai struktur organisasi dan SOP pendidikan Madrasah di bawah binaan Kementerian Agama,” lanjutnya.
Dengan aktifnya akun digital tersebut, kata Umar, maka aplikasi teknologi untuk pendidikan dapat dimanfaatkan oleh seluruh warga Madrasah. Aplikasi tersebut antara lain: Kalender, Catatan Ringkasan, Penyimpanan Data, Web Personal, dan lainnya. Google Calendar misalnya, fasilitas ini dapat dimanfaatkan untuk pengelolaan pembelajaran (pengaturan, peringatan, perencanaan). Ada juga layanan “Keep” untuk membuat catatan- catatan penting secara bersamaan pada setiap tahapan proses pembelajaran.
Fasilitas lainnya adalah “Drive”, layanan penyimpanan data dengan kapasitas tidak terbatas. Ada juga Google site yang merupakan fasilitas website personal dan dapat dimanfaatkan dengan mudah dan cepat untuk mengkomunikasikan hasil pembelajaran dan kreativitasnya. Tersedia juga fasilitas komunikasi (chatting dan video conference) yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran layaknya tatap muka. “Guru dapat mengajar sampai 100 kelas secara bersamaan; seluruh proses komunikasi terekam dan dapat dilacak,” terangnya.
Dalam platform ini, lanjut Umar, Google juga melengkapi teknologi untuk proses pembelajaran dengan Kelas Maya dan Aplikasi Produktivitas. Kelas Maya (Google Classroom) adalah layanan ruang kelas untuk pembelajaran asinkron dengan panduan bagi pendidik dan peserta didik dalam melakukan tahapan proses pembelajaran. Google Classroom juga memiliki fasilitas kolaborasi dan tautan yang dapat digunakan membangun materi ajar dan proses pembelajaran pada beberapa kelas secara bersamaan; mengerjakan proyek secara kelompok; menjadi ruang diskusi untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman. “Ini akan meningkatkan daya tampung peserta didik,” tuturnya.
Fasilitas lainnya berupa alat produktivitas, yaitu aplikasi memproduksi konten baik berupa tulisan, tabel maupun presentasi. Contoh sederhana dari pemanfaatan aplikasi-aplikasi tersebut, peserta didik dapat mengerjakan secara bersama sama dalam satu file (kolaborasi).
“Dengan mengintegrasikan proses dan berbagi sumber daya serta pemanfaatan teknologi melalui strategi transformasi digital yang tepat, Kemenag yakin sinergi ini merupakan jalan cepat dalam membangun SDM dengan empat keunggulan keterampilan abad 21, yaitu kolaborasi, komunikasi, berpikir kritis dan kreatif,” kata Umar.
“Dengan mengacu pada standar kompetensi global, kami ingin ikut mempersiapkan generasi muda Madrasah Indonesia yang siap memasuki realitas kerja global dan kehidupan abad 21,” sambungnya.
Terpisah, Ketua Project Management Unit (PMU) Realizing Education’s Promise- Madrasah Education Quality Reform (REP-MEQR), Abdullah Faqih menambahkan, rintisan kerjasama program ini sudah dimanfaatkan dalam pelaksanaan Bimtek e-RKAM (Rencana Kerja dan Anggaran Madrasah berbasis Elektronik). Bimtek yang dilakukan sejak Agustus 2020 ini sudah menggunakan ekosistem G-Suite for Education.
“Platform program ini sudah digunakan dan dirasakan manfaatnya untuk mendukung kelancaran pelaksanaan program di tengah tantangan pandemi. Ada lebih dari 1000 peserta yang terdiri dari Tim Inti Provinsi/Fasilitator e-RKAM Tingkat Provinsi dan Tim Inti Kabupaten/Kota/Fasilitator e-RKAM Tingkat Kab/Kota yang sudah menggunakan layanan ini,” tandasnya, dan pada tahap berikutnya akan dilanjutkan untuk Tim Inti Madrasah yang berjumlah +/- 46.000 peserta.
“Domain ini dikelola secara mandiri oleh Kementerian Agama sebagai layanan yang dilaksanakan sesuai struktur organisasi dan SOP pendidikan Madrasah di bawah binaan Kementerian Agama,” lanjutnya.
Dengan aktifnya akun digital tersebut, kata Umar, maka aplikasi teknologi untuk pendidikan dapat dimanfaatkan oleh seluruh warga Madrasah. Aplikasi tersebut antara lain: Kalender, Catatan Ringkasan, Penyimpanan Data, Web Personal, dan lainnya. Google Calendar misalnya, fasilitas ini dapat dimanfaatkan untuk pengelolaan pembelajaran (pengaturan, peringatan, perencanaan). Ada juga layanan “Keep” untuk membuat catatan- catatan penting secara bersamaan pada setiap tahapan proses pembelajaran.
Fasilitas lainnya adalah “Drive”, layanan penyimpanan data dengan kapasitas tidak terbatas. Ada juga Google site yang merupakan fasilitas website personal dan dapat dimanfaatkan dengan mudah dan cepat untuk mengkomunikasikan hasil pembelajaran dan kreativitasnya. Tersedia juga fasilitas komunikasi (chatting dan video conference) yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran layaknya tatap muka. “Guru dapat mengajar sampai 100 kelas secara bersamaan; seluruh proses komunikasi terekam dan dapat dilacak,” terangnya.
Dalam platform ini, lanjut Umar, Google juga melengkapi teknologi untuk proses pembelajaran dengan Kelas Maya dan Aplikasi Produktivitas. Kelas Maya (Google Classroom) adalah layanan ruang kelas untuk pembelajaran asinkron dengan panduan bagi pendidik dan peserta didik dalam melakukan tahapan proses pembelajaran. Google Classroom juga memiliki fasilitas kolaborasi dan tautan yang dapat digunakan membangun materi ajar dan proses pembelajaran pada beberapa kelas secara bersamaan; mengerjakan proyek secara kelompok; menjadi ruang diskusi untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman. “Ini akan meningkatkan daya tampung peserta didik,” tuturnya.
Fasilitas lainnya berupa alat produktivitas, yaitu aplikasi memproduksi konten baik berupa tulisan, tabel maupun presentasi. Contoh sederhana dari pemanfaatan aplikasi-aplikasi tersebut, peserta didik dapat mengerjakan secara bersama sama dalam satu file (kolaborasi).
“Dengan mengintegrasikan proses dan berbagi sumber daya serta pemanfaatan teknologi melalui strategi transformasi digital yang tepat, Kemenag yakin sinergi ini merupakan jalan cepat dalam membangun SDM dengan empat keunggulan keterampilan abad 21, yaitu kolaborasi, komunikasi, berpikir kritis dan kreatif,” kata Umar.
“Dengan mengacu pada standar kompetensi global, kami ingin ikut mempersiapkan generasi muda Madrasah Indonesia yang siap memasuki realitas kerja global dan kehidupan abad 21,” sambungnya.
Terpisah, Ketua Project Management Unit (PMU) Realizing Education’s Promise- Madrasah Education Quality Reform (REP-MEQR), Abdullah Faqih menambahkan, rintisan kerjasama program ini sudah dimanfaatkan dalam pelaksanaan Bimtek e-RKAM (Rencana Kerja dan Anggaran Madrasah berbasis Elektronik). Bimtek yang dilakukan sejak Agustus 2020 ini sudah menggunakan ekosistem G-Suite for Education.
“Platform program ini sudah digunakan dan dirasakan manfaatnya untuk mendukung kelancaran pelaksanaan program di tengah tantangan pandemi. Ada lebih dari 1000 peserta yang terdiri dari Tim Inti Provinsi/Fasilitator e-RKAM Tingkat Provinsi dan Tim Inti Kabupaten/Kota/Fasilitator e-RKAM Tingkat Kab/Kota yang sudah menggunakan layanan ini,” tandasnya, dan pada tahap berikutnya akan dilanjutkan untuk Tim Inti Madrasah yang berjumlah +/- 46.000 peserta.