Trobosan Baru, Kemendikbud Perluas Kemitraan Pendidikan Tinggi Vokasi dengan UMKM

Minggu, 27 September 2020 - 09:40 WIB
loading...
Trobosan Baru, Kemendikbud...
Kemendikbud membuka peluang kemitraan pendidikan tinggi vokasi dengan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Foto/Ist
A A A
JAKARTA - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) ingin memperluas kemitraan pendidikan tinggi vokasi (PTV). Jika sebelumnya kemitraan fokus pada dunia usaha dan insustri, Kemendikbud kini membuka peluang kemitraan pendidikan tinggi vokasi dengan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).

Direktur Kemitraan dan Penyelarasan Dunia Usaha dan Dunia Industri (Dit Mitras DUDI) Kemendikbud, Ahmad Saufi mengatakan, UMKM berkontribusi menyerap hampir 97 persen lapangan pekerjaan. Sedangkan, ada lebih dari 2.200 pendidikan tinggi vokasi yang setiap tahun menghasilkan angkatan kerja baru. (Baca juga: Edukasi Minim, Ini Penjelasan Ahli soal Gempa Kuat di Zona Megathrust )

"Para lulusan pendidikan vokasi ini harus bisa diterima sebagai tenaga kerja di dunia usaha dan dunia industri. Sedangkan kita punya peluang besar di UMKM sebagai bagian dari unit usaha. UMKM bahkan menyumbang 60,34 persen PDB nasional. Artinya, jika kita membangun UMKM, maka kita juga ikut membangun ekonomi nasional," tutur Saufi melalui keterangan elektronik yang diterima SINDOnews, Sabtu (26/9/2020).

Menurut Saufi, peluang kemitraan dengan UMKM masih belum secara masif diterapkan oleh pendidikan tinggi vokasi. Tahun ini, Dit Mitras DUDI telah meluncurkan Program Penguatan Kemitraan Pendidikan Tinggi Vokasi dengan Industri, Dunia Usaha, dan Dunia Kerja (IDUKA). (Baca juga: UGM Ciptakan GeNose, Alat Deteksi COVID-19 Kurang dari 2 Menit )

Melalui program ini, pendidikan tinggi vokasi penerima program akan mendapatkan dana yang harus dimanfaatkan untuk pengembangan dan pendampingan UMKM. Beberapa kemitraan yang dilakukan, di antaranya transfer ilmu pengetahuan dan teknologi, pengembangan produk, penyelesaian masalah di UMKM, serta peningkatan kompetensi SDM di UMKM dan pendidikan tinggi vokasi.

Saufi menjelaskan, kemitraan pendidikan tinggi vokasi dengan UMKM berbasis pada konsep keterkaitan dan kecocokan (link and match), sehingga kedua belah pihak sama-sama mendapatkan keuntungan. Pendidikan tinggi vokasi bertugas untuk berbagi ilmu dan pengetahuan serta mendampingi usaha mikro dan kecil. Sedangkan, di level usaha menengah dan besar dapat dimanfaatkan PTV sebagai tempat magang bagi para mahasiswa.

"Kami sebagai katalisator dan fasilitator dalam kemitraan dan penyelarasan memberikan pendanaan kepada pendidikan tinggi untuk berpikir bersama memecahkan masalah yang dialami UMKM. Pendidikan tinggi vokasi memiliki sumber daya keilmuan dalam bidang pengolahan, pengemasan, pengawetan, hingga pendistribusian produk yang bisa dibagikan kepada UMKM," papar Saufi.

Politeknik Negeri Bali (PNB), kata Saufi, menjadi salah satu politeknik yang memiliki pola kemitraan, baik dengan UMKM maupun industri besar. Pada sektor UMKM, PNB mengembangkan kemitraan dengan berbagai UMKM dengan menggandeng Badan Usaha Milik Desa (Bumdes). Sedangkan, pada industri besar, saat ini PNB membangun kerja sama dengan Hotel Kempinski dalam pengembangan kurikulum, magang, hingga perekrutan lulusan.

Selain PNB, Sekolah Vokasi Institut Pertanian Bogor (SV IPB) yang merupakan penerima Program Penguatan Kemitraan Pendidikan Tinggi Vokasi dengan IDUKA turut menggandeng UMKM sebagai mitra. Kemitraan dalam bentuk modernisasi fasilitas praktik, capacity building sumber daya manusia vokasi dan UMKM, penguatan kelembagaan UMKM, dan pemanfaatan digital marketing pada pemasaran produk ternak unggas di Kabupaten Bogor. IPB memiliki inkubator bisnis untuk mempercepat hilirisasi produk ke pasar.

Tahun depan, Direktorat Mitras DUDI merencanakan program penguatan riset terapan dan inkubator bisnis. Dengan program ini, pendidikan tinggi vokasi diharapkan mampu memiliki satu entitas organisasi yang berperan sebagai akselerator ekonomi, baik bagi pendidikan tinggi vokasi, IDUKA, dan yang terpenting bagi masyarakat.

Wakil Kepala Lembaga STP IPB, Rokhani Hasibullah mengungkapkan, inkubator bisnis berperan dalam memfasilitasi pelaku usaha agar produk siap dipasarkan. Adapun yang dilakukan adalah merancang dan mengimplementasikan program inkubasi bisnis dan program akselerasi bisnis untuk mempercepat pengembangan bisnis tenant dan pelaku UMKM.

Rokhani mengapresiasi Direktorat Mitras DUDI terhadap program pengembangan kemitraan pendidikan tinggi vokasi dengan Vokasi. Pasalnya, keberadaan inkubator bisnis saat ini masih fokus kepada produk yang dikembangkan oleh perguruan tinggi itu sendiri sehingga belum mencakup pelaku usaha yang luas.

"Memang untuk UMKM dari luar masih terbatas. Maka dari itu, strateginya adalah melalui program Kementerian, sehingga inkubator bisnis dapat mendampingi pelaku UMKM. Mahasiswa bisa terjun, membantu segala persoalan di UMKM, tetapi dananya sudah difasilitasi oleh kementerian," ujar Rokhani.
(mpw)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Berita Terkait
Efisien dan Tepat Sasaran:...
Efisien dan Tepat Sasaran: Mekanisme Tunjangan Langsung ke Rekening, Banjir Pujian Para Guru
7 Perguruan Tinggi di...
7 Perguruan Tinggi di Indonesia yang Punya Hutan Kampus, Luasnya Berhektare-hektare
MNC University-MarkPlus...
MNC University-MarkPlus Institute Perkuat Sinergi Akademik dan Industri
Forum Alumni Telkom...
Forum Alumni Telkom University Dukung Asta Cita Pendidikan Tinggi
BWI Dukung Wakaf Perguruan...
BWI Dukung Wakaf Perguruan Tinggi untuk Pembiayaan Tridharma Pendidikan
MNC University dan Politeknik...
MNC University dan Politeknik Tempo Jalin Kerja Sama dalam Tridharma Perguruan Tinggi
Beasiswa Belum Mampu...
Beasiswa Belum Mampu Tingkatkan APK Pendidikan Tinggi, Kemendikti Susun Strategi Nasional
Mendikti Saintek Terbitkan...
Mendikti Saintek Terbitkan Kepmen Baru, Atur Pengembangan Karier Dosen
PASMAM 2025, FISIP Unpas...
PASMAM 2025, FISIP Unpas Gelar Lomba Simulasi Sidang ASEAN
Rekomendasi
Hasil Pertandingan dan...
Hasil Pertandingan dan Klasemen Liga Inggris 2024/2025: Liverpool Makin Kokoh!
Adies Kadir: Pengesahan...
Adies Kadir: Pengesahan RUU TNI Menyelaraskan Ketahanan dengan Dinamika Zaman
Gokil, Harga Emas Diramal...
Gokil, Harga Emas Diramal Tembus Rp2,1 Juta per Gram
Kitab Kuno Petunjuk...
Kitab Kuno Petunjuk Orang Mati Menuju Keabadian Ditemukan di Mesir
Barang Sitaan Kasus...
Barang Sitaan Kasus Suap Vonis Lepas Perkara CPO Tiba di Kejagung, dari Triumph hingga Harley Davidson
Cekcok Masalah Gadai...
Cekcok Masalah Gadai HP, Pria di Bengkalis Tebas Istri hingga Tewas
Berita Terkini
PGRI Dukung Rencana...
PGRI Dukung Rencana Penjurusan IPA, IPS, dan Bahasa Kembali Diterapkan di SMA
5 jam yang lalu
Standarisasi atau Standardisasi,...
Standarisasi atau Standardisasi, Mana Penulisan Kata yang Benar?
12 jam yang lalu
5 PTN yang Sedang Buka...
5 PTN yang Sedang Buka Pendaftaran Jalur Mandiri 2025, Ada Kampus Pilihanmu?
16 jam yang lalu
Cara Legalisir Ijazah...
Cara Legalisir Ijazah untuk Kuliah atau Bekerja ke Luar Negeri di Kemendikti Saintek
1 hari yang lalu
Kerjasama atau Kerja...
Kerjasama atau Kerja Sama, Mana Penulisan yang Benar Menurut KBBI?
1 hari yang lalu
Profil Edy Meiyanto,...
Profil Edy Meiyanto, Guru Besar Farmasi UGM yang Dipecat karena Kasus Asusila
1 hari yang lalu
Infografis
5 Negara yang Memilih...
5 Negara yang Memilih Jalur Negosiasi Tarif dengan AS
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved