Orientasi Mahasiswa MNC College, Mahasiswa Belajar Langsung dari Hary Tanoesoedibjo

Rabu, 30 September 2020 - 21:49 WIB
loading...
Orientasi Mahasiswa...
Executive Chairman MNC Group Hary Tanoesoedibjo saat menjadi keynote speaker Pekan Orientasi Mahasiswa Baru (POMBA) MNC College, Rabu (30/9). Foto/Dok/SINDOnews
A A A
JAKARTA - Executive Chairman MNC Group Hary Tanoesoedibjo berbagi pengalamannya kepada mahasiswa MNC College. Dia berpesan agar para mahasiswa terus belajar, menjadi pribadi yang multidisiplin, multitalenta, adaptif dan nasionalis, sehingga bisa berkontribusi besar bagi pembangunan ekonomi Indonesia, khususnya di era 4.0.

"Bangunlah karir kalian di Indonesia, jadilah manusia yang produktif. Kalau karir kita baik, secara otomatis kita juga membangun Indonesia," ujarnya saat menjadi keynote speaker Pekan Orientasi Mahasiswa Baru (POMBA) MNC College, Tahun Akademik 2020/2021, Rabu (30/9/2020). (Baca juga: Mendikbud: Lilin Pancasila Tetap Menyala saat Pandemi COVID-19 )

Dalam kegiatan yang berlangsung secara daring itu, Hary mengungkapkan transformasi dirinya dari seorang yang bandel, menjadi sangat rajin. Hingga mendapatkan beasiswa dan menjadi lulusan terbaik dengan predikat cumlaude.

Pria asal Surabaya, Jawa Timur itu meraih gelar Bachelor of Commerce dari Carleton University, Canada (1988) dan Master of Business Administration dari Ottawa University, Canada (1989).

"Waktu itu jarang sekali lulusan MBA. Untuk memiliki nilai yang baik, tentunya saya harus kerja keras, belajar rajin. Dulu nggak ada komputer sendiri, komputer tuh ada di perpustakaan. Jadi, saya harus ke perpustakaan sampai jam 2-3 pagi," kenang Hary. (Baca juga: Kemenristek Dorong Penciptaan Teknopreneur di Indonesia )

Saat kembali ke Indonesia, Hary nekat membangun perusahaan broker dengan modal terbatas. Dia terus mengembangkan usahanya dengan merambah berbagai bidang: Mulai dari media massa hingga perbankan.

"Saya banyak baca buku, buku saya ratusan. Saya belajar otodidak, belajar macam-macam. Akhirnya MNC Group bisa berkembang ke sana-ke sini," tutur Ketua Umum Federasi Futsal Indonesia itu.

Hary berpesan kepada generasi muda agar terus belajar, karena ilmu tidak pernah ada habisnya. Keinginan belajar itu pula yang dulu mendorongnya menjadi dosen di program S2 Lembaga Manajemen Universitas Indonesia. (Baca juga: IPB University Juara 1 Terbanyak Kompetisi Mahasiswa yang Digelar Kemendikbud )

Menurutnya, dengan menjadi pengajar, memaksanya untuk terus belajar. Hingga kini, Hary masih aktif menjadi dosen tamu di berbagai universitas di Tanah Air.

"Dengan kita mau belajar, akibatnya itu ada dua hal, multitalenta dan multidisiplin," kata pengusaha yang sudah berbagi ilmu di lebih dari 186 perguruan tinggi se-Indonesia itu.

Terus belajar, lanjut Hary, juga menjadi kunci untuk bisa beradaptasi di era industri 4.0 sekarang ini. Industri 4.0 sudah mengubah banyak hal. Contohnya, ritel yang tergantikan dengan e-commerce.

"Banyak sektor konvensional tergilas. Apa yang harus kita lakukan? Mau tidak mau harus adaptif. Bagaimana kita bisa adaptif? Harus belajar terus," tegas Hary.

Suami Liliana Tanoesoedibjo itu pun menegaskan pentingnya membangun karakter atau character building. "Jangan tergantung pada kemampuan teknis. Bangunlah karakter kita, jadilah pribadi yang positif," katanya.

Positif yang dimaksudnya adalah disiplin, rajin, pantang menyerah, fighting spirit tinggi, punya komitmen

Lewat kisah perjalanan karir yang dibagikannya, Hary ingin menegaskan bahwa sukses harus dibangun, tidak akan datang tiba-tiba. "Sukses itu sesuatu yang kita bangun dari hal kecil, yang kemudian akhirnya menjadi besar," paparnya.

Menurutnya, membangun kesuksesan dalam berkarir merupakan salah satu cara untuk ikut berperan membangun Indonesia. "Mencintai negara kita, meningkatkan nasionalisme itu bentuknya bisa macam-macam. Misalnya menjadi entrepreneur, nanti punya karyawan, ikut membuka lapangan kerja," ungkapnya.

Hary mengungkapkan Indonesia punya segalanya untuk bisa menjadi bangsa yang besar, menjadi negara yang maju. SDM yang mayoritas usia produktif, SDA melimpah, 2 musim yang menjadikan tanahnya subuh, dan lainnya.

"Indonesia punya kesempatan besar. Siapa yang bisa membuat Indonesia besar? Ya kita sendiri. Kita harus bangun bangsa kita, negara kita. Pada akhirnya kita, anak cucu kita sendiri yang akan diuntungkan kalau Indonesia menjadi negara yang besar, negara yang maju," pungkasnya.
(mpw)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1021 seconds (0.1#10.140)