Kemendikbud Gelar Kompetisi KIHAJAR STEM Berhadiah Rp300 Juta
loading...
A
A
A
JAKARTA - Kemendikbud melalui Pusat Data dan Teknologi Informasi (Pusdatin) menggelar Kita Harus Belajar (KIHAJAR) Sciences, Technology, Engineering, and Mathematics (STEM) 2020.
Babak final KIHAJAR STEM telah diikuti 301 peserta didik pada 4 Oktober lalu. Mekanisme penilaian terdiri dari dua tahap, di antaranya pembuatan video Siaran Pers Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2 inovasi atau pembelajaran berbasis STEM serta menjawab pertanyaan melalui aplikasi Quizizz. (Baca juga: Kurikulum yang Disederhanakan Belum Diterapkan Maksimal )
Dewan juri akan menentukan pemenang dari masing-masing jenjang dan akan diumumkan pada 12 Oktober mendatang. Para pemenang akan mendapatkan beasiswa berupa uang tunai dengan total sebesar Rp300 juta.
Plt Pusdatin M Hasan Chabibie mengajak generasi KIHAJAR untuk memaksimalkan semua kesempatan yang saat ini bisa dinikmati salah satunya KIHAJAR untuk mengembangkan potensi dirinya.
“Bangsa ini membutuhkan generasi yang cerdas, berakhlak, mandiri, bernalar kritis, berfikiran global. Tetap belajar dan berinovasi salah satunya melalui KIHAJAR,” ucap Hasan saat membuka KIHAJAR STEM 2020 melalui siaran pers, Selasa (6/10).
Generasi KIHAJAR (GEN KIHAJAR) adalah peserta didik yang telah turut serta dalam “Kita Harus Belajar”. Melalui KIHAJAR, para peserta didik dapat mengembangkan keterampilan, pengetahuan dan kompetensi abad 21 dalam pendayagunaan teknologi informasi dan komunikasi berbasis STEM. (Baca juga: Pemerintah pada 2021 akan Rekrut 1 Juta Guru, Ini Syarat yang Diprioritaskan )
Generasi ini dikenal sebagai generasi "Digital Native" dimana mereka yang sejak lahir sudah dikelilingi beragam teknologi dan biasa berinteraksi dengan komputer, gawai dan internet.
“Teknologi adalah nafasnya zaman, mari gunakan semua teknologi yang ada saat ini dimasukan ke dalam proses pembelajaran saat ini agar dapat menumbuhkembangkan masa depan pelajar Indonesia. Teknologi tidak hanya digunakan untuk merawat masa lalu,” ujar Hasan.
Untuk itu, Indonesia saat ini membutuhkan generasi unggul yang merupakan pelajar sepanjang hayat serta memiliki kompetensi global dan berperilaku sesuai dengan nilai-nilai Pancasila. “Generasi yang bisa menjawab tantangan masa kini dan masa depan. Generasi yang memiliki karakter bangsa sebagai jati dirinya, seperti berakhlak mulia, mandiri, bernalar kritis, kreatif, gotong royong, dan Kebhinekaan Global,” lanjut Hasan.
Babak final KIHAJAR STEM telah diikuti 301 peserta didik pada 4 Oktober lalu. Mekanisme penilaian terdiri dari dua tahap, di antaranya pembuatan video Siaran Pers Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2 inovasi atau pembelajaran berbasis STEM serta menjawab pertanyaan melalui aplikasi Quizizz. (Baca juga: Kurikulum yang Disederhanakan Belum Diterapkan Maksimal )
Dewan juri akan menentukan pemenang dari masing-masing jenjang dan akan diumumkan pada 12 Oktober mendatang. Para pemenang akan mendapatkan beasiswa berupa uang tunai dengan total sebesar Rp300 juta.
Plt Pusdatin M Hasan Chabibie mengajak generasi KIHAJAR untuk memaksimalkan semua kesempatan yang saat ini bisa dinikmati salah satunya KIHAJAR untuk mengembangkan potensi dirinya.
“Bangsa ini membutuhkan generasi yang cerdas, berakhlak, mandiri, bernalar kritis, berfikiran global. Tetap belajar dan berinovasi salah satunya melalui KIHAJAR,” ucap Hasan saat membuka KIHAJAR STEM 2020 melalui siaran pers, Selasa (6/10).
Generasi KIHAJAR (GEN KIHAJAR) adalah peserta didik yang telah turut serta dalam “Kita Harus Belajar”. Melalui KIHAJAR, para peserta didik dapat mengembangkan keterampilan, pengetahuan dan kompetensi abad 21 dalam pendayagunaan teknologi informasi dan komunikasi berbasis STEM. (Baca juga: Pemerintah pada 2021 akan Rekrut 1 Juta Guru, Ini Syarat yang Diprioritaskan )
Generasi ini dikenal sebagai generasi "Digital Native" dimana mereka yang sejak lahir sudah dikelilingi beragam teknologi dan biasa berinteraksi dengan komputer, gawai dan internet.
“Teknologi adalah nafasnya zaman, mari gunakan semua teknologi yang ada saat ini dimasukan ke dalam proses pembelajaran saat ini agar dapat menumbuhkembangkan masa depan pelajar Indonesia. Teknologi tidak hanya digunakan untuk merawat masa lalu,” ujar Hasan.
Untuk itu, Indonesia saat ini membutuhkan generasi unggul yang merupakan pelajar sepanjang hayat serta memiliki kompetensi global dan berperilaku sesuai dengan nilai-nilai Pancasila. “Generasi yang bisa menjawab tantangan masa kini dan masa depan. Generasi yang memiliki karakter bangsa sebagai jati dirinya, seperti berakhlak mulia, mandiri, bernalar kritis, kreatif, gotong royong, dan Kebhinekaan Global,” lanjut Hasan.
(mpw)