Bantu Pendidikan Siswa, Kampus Terjunkan Ribuan Mahasiswa ke Desa-desa
loading...
A
A
A
JAKARTA - Kemendikbud menilai keikutsertaan mahasiswa pada Program Kampus Mengajar Perintis (KMP) adalah bentuk kepedulian mahasiswa kepada para pelajar yang tengah menghadapi situasi pembelajaran tidak biasa di tengah pandemi.
“Kampus Mengajar adalah salah satu bentuk kepedulian mahasiswa untuk pendidikan adik-adik kita di desa maupun kota, yang saat ini tentu mengalami kondisi yang sangat tidak nyaman. Dimana mereka tetap harus belajar, sementara tidak bisa bertemu dengan guru, tidak bisa bertemu dengan teman-temannya, dan ini adalah tantangan bagi kita semua,” ujar Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Kemendikbud Nizam pada acara Pembekalan Program Kampus Mengajar Perintis melalui siaran pers, Kamis (8/10). (Baca juga: Dorong Riset, FU UIN Jakarta Gelar Sharing Best Practice Penelitian )
Nizam menjelaskan, program KMP ini berkaitan dengan tujuan dari dilaksanakannya Kampus Merdeka yakni agar ada hubungan antara dunia perguruan tinggi dengan dunia nyata atau dunia kerja. Ia berharap para mahasiswa program KMP ini akan menjadi agen yang bisa menginspirasi lingkungan masyarakat dan tentunya membantu sekolah untuk bisa bertahan melaksanakan pembelajarannya dengan menggunakan teknologi-teknologi yang dikuasai oleh para mahasiswa.
“Pendidikan selama masa pandemi ini tidak boleh kehilangan makna. Karena pendidikan tidak hanya sekadar mengenai pembelajaran, tetapi juga membangun sikap, perilaku, mindset, soft skill dan hard skill yang harus dikuasai oleh mahasiswa,” pungkasnya. (Baca juga: UU Ciptaker Buat Dunia Pendidikan Semakin Komersial )
Lebih lanjut, Nizam menjelaskan bahwa pada saat peserta KMP akan melakukan proses mengajar, maka mereka akan mengajarkan mengenai literasi, membangun sikap positif, semangat untuk positif, semangat untuk sehat, semangat untuk bisa, dan semangat untuk maju. Hal-hal tersebut yang ditekankan dan dibangun bersama para mahasiswa lainnya untuk Indonesia yang lebih baik, Indonesia yang sehat, Indonesia yang maju, dan Indonesia yang jaya. (Baca juga: Ini Solusi agar Guru Honorer Usia di Atas 35 Tahun Bisa Tetap Jadi PNS )
“Saat teman-teman mahasiswa mengajar di sekitar tempat tinggal kalian, mohon untuk selalu mengimbau lingkungan sekitar untuk menghindari 3C yaitu closed spaces (ruang tertutup), crowded places (tempat kerumunan), dan close contact settings (situasi berdekatan). Selain itu juga untuk selalu mematuhi 3M yaitu memakai masker saat berjumpa orang lain, mencuci tangan setiap memulai atau mengakhiri kegiatan, dan menjaga jarak aman saat bersama orang lain,” pesan Nizam.
“Kampus Mengajar adalah salah satu bentuk kepedulian mahasiswa untuk pendidikan adik-adik kita di desa maupun kota, yang saat ini tentu mengalami kondisi yang sangat tidak nyaman. Dimana mereka tetap harus belajar, sementara tidak bisa bertemu dengan guru, tidak bisa bertemu dengan teman-temannya, dan ini adalah tantangan bagi kita semua,” ujar Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Kemendikbud Nizam pada acara Pembekalan Program Kampus Mengajar Perintis melalui siaran pers, Kamis (8/10). (Baca juga: Dorong Riset, FU UIN Jakarta Gelar Sharing Best Practice Penelitian )
Nizam menjelaskan, program KMP ini berkaitan dengan tujuan dari dilaksanakannya Kampus Merdeka yakni agar ada hubungan antara dunia perguruan tinggi dengan dunia nyata atau dunia kerja. Ia berharap para mahasiswa program KMP ini akan menjadi agen yang bisa menginspirasi lingkungan masyarakat dan tentunya membantu sekolah untuk bisa bertahan melaksanakan pembelajarannya dengan menggunakan teknologi-teknologi yang dikuasai oleh para mahasiswa.
“Pendidikan selama masa pandemi ini tidak boleh kehilangan makna. Karena pendidikan tidak hanya sekadar mengenai pembelajaran, tetapi juga membangun sikap, perilaku, mindset, soft skill dan hard skill yang harus dikuasai oleh mahasiswa,” pungkasnya. (Baca juga: UU Ciptaker Buat Dunia Pendidikan Semakin Komersial )
Lebih lanjut, Nizam menjelaskan bahwa pada saat peserta KMP akan melakukan proses mengajar, maka mereka akan mengajarkan mengenai literasi, membangun sikap positif, semangat untuk positif, semangat untuk sehat, semangat untuk bisa, dan semangat untuk maju. Hal-hal tersebut yang ditekankan dan dibangun bersama para mahasiswa lainnya untuk Indonesia yang lebih baik, Indonesia yang sehat, Indonesia yang maju, dan Indonesia yang jaya. (Baca juga: Ini Solusi agar Guru Honorer Usia di Atas 35 Tahun Bisa Tetap Jadi PNS )
“Saat teman-teman mahasiswa mengajar di sekitar tempat tinggal kalian, mohon untuk selalu mengimbau lingkungan sekitar untuk menghindari 3C yaitu closed spaces (ruang tertutup), crowded places (tempat kerumunan), dan close contact settings (situasi berdekatan). Selain itu juga untuk selalu mematuhi 3M yaitu memakai masker saat berjumpa orang lain, mencuci tangan setiap memulai atau mengakhiri kegiatan, dan menjaga jarak aman saat bersama orang lain,” pesan Nizam.
(mpw)