Ribuan Relawan 'Mengajar Dari Rumah' Disebar ke Wilayahnya Masing-masing

Minggu, 18 Oktober 2020 - 12:27 WIB
loading...
Ribuan Relawan Mengajar Dari Rumah Disebar ke Wilayahnya Masing-masing
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Anwar Makarim. Foto/Dok/SINDOnews
A A A
JAKARTA - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) kembali melepas relawan Gerakan Mengajar Dari Rumah (MDR) yang terdiri dari mahasiswa dan alumni penerima beasiswa Bidikmisi. Selain mengajar, para relawan ini juga akan bertugas untuk mengubah perilaku masyarakat sehingga protokol kesehatan bisa semakin maksimal diterapkan di masyarakat.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Anwar Makarim menyampaikan rasa kagum dan bangga kepada para relawan mahasiswa mengajar dari rumah karena apa yang telah dilakukan sangat luar biasa. Di tengah keterbatasan, katanya, dan juga tantangan namun para relawan sudah berjiwa besar dan tanpa pamrih membantu masyarakat dengan mengajar peserta didik dari rumah. (Baca juga: Kampus Merdeka Bekali Mahasiswa untuk Hadapi Tantangan Masa Depan )

"Adik adik telah secara sukarela mengurangi beban para murid guru dan orang tua dengan cara memastikan pembelajaran tetap berlangsung meski masih dalam situasi pandemi. Kita tidak ingin pandemi ini menyurutkan gelombang transformasi pendidikan yang sedang kita persiapkan bersama. Oleh karena itu semangat adik mahasiswa dan alumni Bidik Misi sungguh saya apresiasi," katanya pada Pembukaan Volunteer Gerakan 'Mengajar Dari Rumah' dan Gerakan Mengubah Perilaku Batch II secara virtual, Jumat (16/10).

Nadiem menjelaskan, ribuan mahasiswa dan alumni Bidikmisi adalah angkatan pertama relawan Mengajar Dari Rumah yang dilepas bulan Agustus lalu. Para mahasiswa relawan ini mengajar anak-anak disekitar rumah mulai dari lingkup RT, RW, kampung sampai desa. Mereka, ujar Nadiem, tidak hanya mengajar anak-anak tentang literasi namun juga numerasi dan juga kesenian. Sehingga anak-anak pun tidak hanya mendapatkan pembelajaran namun juga membantu kesehatan mental mereka yang tidak bisa menjalani kehidupan normal karena masa pandemi ini.

Dari keberhasilan program Gerakan MDR angkatan pertama ini, ujar mantan petinggi aplikasi Gojek ini, Mendikbud mendapat laporan banyak yang ingin melanjutkan dharma baktinya kembali. Nadiem pun mendukung pelaksanaan program pada angkatan kedua ini yang sekaligus mereka akan mengemban misi dari Satgas COVID-19 untuk mengubah perilaku masyarakat. (Baca juga: Rektor UI: Ini 10 Kompetensi Utama yang Harus Dimiliki Mahasiswa )

"Mengingatkan masyarakat untuk menjalani protokol 3 M. Memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan dengan air. Perilaku sederhana ini dapat menekan penyebaran virus Corona. Semoga adik-adik dapat membantu memberikan pemahaman kepada masyarakat agar budaya baru, untuk hidup sehat, saling jaga bisa kita tanamkan," tutur alumnus Harvard University tersebut.

Dalam kesempatan yang sama, Ketua Gugus Tugas Penanganan COVID-19 Letjen TNI Doni Monardo mengatakan, mengapa keterlibatan mahasiswa ini penting karena berdasarkan hasil survey BPS pada 14 sampai 21 Desember lalu terdapat 17 % masyarakat yang merasakan tidak mungkin dan sangat tidak mungkin terpapar COVID-19. Oleh karena itu, jika tidak ada pembenahan ataupun sosialisasi lebih lanjut mengenai perubahan perilaku maka akan semakin banyak yang tidak patuh kepada protokol kesehatan sehingga yang terpapar Corona juga akan semakin banyak.

Doni memaparkan, dari daya yang diperoleh di Wisma Atlet ada 7 % masyarakat yang terpapar Corona itu tidak pernah keluar rumah. Padahal pada awalnya pemerintah mengajak semua orang untuk bekerja dan belajar dari rumah tapi ternyata rumah juga bukan tempat yang aman juga. Sehinggga, katanya, dapat disimpulkan sebenarnya relatif tidak ada lagi tempat yang sangat aman selama pandemi ini berlangsung. Oleh karenanya, ujar Doni, protokol kesehatan itu harus dilakukan sepanjang waktu.

Doni menerangkan, selain protokol 3M yang harus tertib dijalankan dia juga meminta agar semua masyarakat untuk istirahat yang cukup, jangan begadang, olahraga teratur, jangan panik dan hati harus gembira serta makan makanan bergizi. "Jika semua sudah dipenuhi maka kita akan bisa menjadi pihak yang dapat mengurangi proses penularan dan bahkan sampai bisa membantu memutus mata rantai penularan," ucap Doni.

Doni menjelaskan, bahwa sudah menjadi tanggung jawab kita semua untuk menjelaskan kepada masyarakat bahwa COVID-19 ini nyata dan bukan rekayasa. Sebab korban jiwa secara global sampai saat ini telah mencapai 1 juta lebih dan yang terpapar sudah lebih dari 37 juta orang. sementara di Indonesia, jelasnya, yang terpapar sudah mencapai 360.000 dan yang wafat mencapai lebih dari 12.000. Sementara yang sembuh, ujarnya, sudah semakin banyak yakni hampir mencapai 275.000 orang.
(mpw)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1522 seconds (0.1#10.140)