Pandemi, Wakil Ketua MPR Jazilul Fawaid Wisuda Doktoral secara Virtual

Rabu, 21 Oktober 2020 - 05:31 WIB
loading...
Pandemi, Wakil Ketua MPR Jazilul Fawaid Wisuda Doktoral secara Virtual
Wakil Ketua MPR Jazilul Fawaid menjalani wisuda program doktoral (S3) UNJ secara virtual dari kediamannya di Tangerang Selatan, Selasa (20/10). Foto/Abdul Rochim
A A A
JAKARTA - Wakil Ketua MPR Jazilul Fawaid menjalani wisuda program doktoral (S3) Universitas Negeri Jakarta di tengah pandemi COVID-19. Karena itu, prosesi wisuda pun dilaksanakan tidak seperti umumnya wisuda, namun dilakukan secara virtual dari kediamannya di kawasan Ciputat Timur, Tangerang Selatan, Selasa (20/10/2020).

Kendati dilakukan secara virtual dari rumah, sebagai seorang wisudawan, politikus yang akrab disapa Gus Jazil ini tetap mengenakan baju toga lengkap dengan topinya. (Baca juga: Hubungkan Alumni dari Seluruh Dunia, IPB Diaspora Network Diresmikan )

"Ini pengalaman saya dan para wisudawan UNJ pertama secara virtual, jadi kagok juga kita pakai toga sendiri, berdiri sendiri, mendengarkan prosesi wisuda secara virtual dari rumah," ujarnya.

Karena prosesi wisuda digelar virtual dari rumah, Gus Jazil pun hanya mendapatkan ucapan selamat secara langsung dari orang-orang terdekatnya seperti istri dan keempat anaknya.

Namun, hal terpenting menurut Gus Jazil, pesan dari prosesi wisuda secara virtual ini adalah dalam keadaan sulit seperti pandemi COVID-19 pun, semua kegiatan harus tetap berjalan. "Jadi COVID-19 tidak menghalangi untuk melakukan aktivitas seperti wisuda dengan tetap menggunakan protokol kesehatan," tuturnya. (Baca juga: Jawab Keraguan, Ini Capaian Jokowi-Ma'ruf di Bidang Pendidikan )

Hikmah dari prosesi wisuda secara virtual ini, kata Jazil, pertama lebih efektif dan efisien. "Saya yakin biayanya tidak besar, tetapi hanya yang membedakan rasanya karena tidak diwisuda bersama, itu kelihatannya aneh, gregetnya kurang, semangatnya juga kurang, tetapi sesungguhnya tidak mengurangi sedikitpun makna wisuda itu sendiri," katanya.

Menurutnya, dalam kondisi seperti ini, justru ini saatnya para wisudawan terjun ke tengah-tengah masyarakat. "Kondisi masyarakat sedang sulit. Mahasiswa diwisuda ini butuh kreativitas bagaimana para wisudawan atau sarjana baru ini bisa langsung menerapkan ilmunya di tengah kesulitan. Kalau pekerjaan di tengah sulitnya mencari pekerjaan," urainya.

Dikatakan Gus Jazil, prosesi wisuda adalah kegiatan seremonial bahwa semua wisudawan sesuai dengan ikrarnya, diminta untuk terjun ke masyarakat untuk mengaktualisasikan ilmu dan keterampilan yang dimiliki sesuai dengan bidang masing-masing. (Baca juga: Menristek Dorong Kolaborasi Riset Indonesia dengan Eropa )

"Saya yang wisuda S3 dan kebetulan juga memiliki amanat sebagai Wakil Ketua MPR, tentu ilmu di bidang yang saya dalami, Manajemen Sumber Daya Manusia (SDM) bisa saya terapkan di dunia kerja sebagai Wakil Ketua MPR atau di dunia politik sebagai Waketum PKB, toh apakah MPR apakah politik, semuanya yang diatur adalah SDM," katanya.

Sebelumnya, Jazilul Fawqid menjalani ujian doktoral di UNJ pada Februari 2020 lalu sebelum pandemi COVID-19. Namun, prosesi wisuda tertunda akibat adanya pandemi dan baru bisa dilaksanakan sekarang.

Dalam desertasinya, Jazilul Fawaid mengangkat tema "Pengaruh Rekrutmen, Kompetensi, dan Komitmen Organisasi Terhadap Kinerja Anggota DPR RI Periode 2014-2019" yang diuji dalam sidang terbuka Program Pascasarjana UNJ, Senin (17/2/2020).

Jazilul mengatakan, pola rekrutmen menjadi salah satu variabel yang sangat menentukan dalam kinerja anggota DPR. Selama ini, sistem rekrutmen caleg dilakukan secara terbuka dan itu menjadi kewenangan partai. "Ujung tombaknya adalah rekrutmen oleh partai. Sekarang faktanya terbuka sehingga siapapun bisa masuk asal mendapatkan suara terbanyak," katanya.

Wakil Ketua Umum DPP PKB itu mengatakan, akibat sistem rekrutmen terbuka membuat sistem kaderisasi di dalam partai menjadi lemah padahal ujung tombak rekrutmen adalah parpol.

"Kalau model tertutup, partai punya tanggung jawab melahirkan kader yang serius. Kan di dalam partai itu ada kader dadakan, kader mualaf, dan kader yang memang dikader," urainya.

Idealnya, kata Jazilul, jika sistem rekrutmen dan kaderisasi dibebankan kepada parpol maka seharusnya negara memberikan anggaran untuk pendidikan kaderisasi kepada parpol. Selama ini, dana bantuan politik (banpol) yang diberikan kepada parpol hanya untuk kepentingan administratif kepartaian saja.

Ditanya mengenai sikap PKB ke depan mengenai sistem pemilu apakah memilih untuk tetap terbuka atau tertutup, Jazil mengatakan bahwa PKB harus mengukur aspirasi umum parpol-parpol lain dan juga masyarakat karena selama ini kebiasaan masyarakat memilih langsung dengan pola terbuka.

Mengenai sikap PKB ke depan mengenai sistem pemilu apakah memilih untuk tetap terbuka atau tertutup, Jazil mengatakan bahwa PKB harus mengukur aspirasi umum parpol-parpol lain dan juga masyarakat karena selama ini kebiasaan masyarakat memilih langsung dengan pola terbuka.

”Tentu PKB akan evaluasi mana sistem yang paling tepat karena dengan sistem ini partai sebagai pilar demokrasi, pintu utama rekrutmen kurang ada maknanya. Karena semuanya bisa masuk untuk menjadi caleg tak harus menjadi kader partai, nanti jelang pemilu baru masuk sehingga greget kader menjadi kurang,” urainya.

Akibat dari pola rekrutmen itu pula, menurut Jazil kinerja DPR menjadi kurang maksimal. Sebab, tidak semua anggota DPR memiliki komitmen kerja yang tinggi. Dia mencontohkan, produk legislasi yang dihasilkan DPR RI selalu lebih rendah dari target yang ditetapkan.

"Periode lalu misalnya, targetnya 246 UU, tapi yang dihasilkan cuma 77. Itu terlalu tinggi target, salah rencana atau apa? Kalau itu salah rencana, diukur saja kemampuan untuk bekerja. Tidak periode per periode target tinggi tapi hasilnya kecil," kata Jazilul Fawaid yang akhirnya dinyatakan lulus ujian doktoral dengan nilai sangat memuaskan.

Sementara itu, Rektor UNJ Komarudin berharap para wisudawan mulai Sarjana, Magister, dan Doktor diharapkan dapat mengamalkan ilmunya, bertakwa kepada Tuhan, dan selalu menjunjung tinggi nama baik almamater. "Dan mengamalkan ilmu pengetahuan saudara bagi kejayaan nusa dan bangsa," tuturnya.
(mpw)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1565 seconds (0.1#10.140)