Tingkatkan Mutu Pengabdian, UIN Bandung Latih 110 Dosen
loading...
A
A
A
BANDUNG - Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP2M) Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Gunung Djati Bandung melatih 110 dosen dalam rangka meningkatkan mutu dan kualitas pengabdian kepada masyarakat.
Rektor UIN Badung Mahmud mengatakan dalam menghadapi situasi seperti ini, dosen UIN Sunan Gunung Djati Bandung harus tampil memberikan solusi dan bermanfaat di tengah-tengah kehidupan bermasyarakat. Untuk urusan Covid-19 tentunya harus menggunakan dua pendekatan. (Baca juga: Juarai Asia Pasifik, ITB Melaju ke Final Huawei ICT Competition Tingkat Dunia )
Pertama, secara lahir (medis) mengikuti aturan-aturan protokol Covid-19, yakni jaga jarak, bermasker, cuci tangan, di rumah aja. Kedua, pendekatan batin (agama) seperti berdoa setiap pagi dan sore, dawam wudhu dan juga jangan mendatangi tempat yang sudah terkena wabah, banyak beristighfar.
"Oleh karenanya, kehadiran mata kuliah metodologi pengabdian sangat diperlukan untuk meningkatkan mutu perguruan tinggi karena selama ini baru ada mata kuliah metodologi penelitian. Padahal antara penelitian dan pengabdian itu tidak bisa dipisahkan. Ikhtiar pengabdian itu harus dilakukan di masyarakat dalam rangka memberikan solusi dan manfaat, terutama dua pendekatan (lahir, batin, intelektual, spiritual) dalam mengenai Covid- 19," jelasnya.
Kepala Subdirektorat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Dirjen Pendis Kementerian Agama Suwendi mengatakan, UIN Bandung merupakan salah satu perguruan tinggi yang aktif di bidang penelitian, pengabdian. (Baca juga: Tim ITS Sukses Tempati Juara Umum III Satria Data 2020 )
"Penelitian topnya di UIN Bandung. Untuk urusan Publikasi seperti BCRR, UIN Bandung juaranya. Kehadiran jurnal Sinta 1 dari UIN Bandung, diharapkan menjadi kenyataan," paparnya.
Hubungan antara penelitian dengan pengabdian harus ditingkatkan. Tanpa membudayakan tulis menulis, tuliskan apa yang dikerjakan dan kerjakan apa yang ditulis, tidak akan berkembang dengan baik tradisi penelitian dan pengabdian untuk peningkatan kualifikasi mutu pendidikan.
"Oleh karenanya, penelitian, pengabdian tak bisa dipisahkan karena penelitian tidak hanya mengisi ruang-ruang kosong, tapi harus beriringan saling melengkapi untuk mendorong publikasi ilmiah yang lebih baik," tuturnya. (Baca juga: Teliti Dampak Laptop saat WFH, Mahasiswa UI Raih Juara 2 Dunia di APRU )
Dalam melakukan pengabdian di tengah masyarakat dosen harus tampil memberikan solusi. "Tahun 2021 itu tahunnya riset, yang ingin kita dorong dari penerima manfaat secara masif itu masyarakat. Dari outputnya itu dosen mampu melakukan pendampingan dan pemberdayaan terhadap masyarakat. Bukan untuk menggurui mereka, tapi harus menjadi mitra dalam jangka waktu yang lama, bukan sebentar, sehingga proses hilirisasi terjadi," tandasnya.
Ditjen Pendidikan Islam Kemenag telah melakukan shortcourse dosen Perguruan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI) terkait pengabdian masyarakat berbasis PAR (Participatory Action Research) dan ABCD (Asset-Based Community Development).
"Karena pandemi, shortcourse dilaksanakan secara daring. Dengan harapan shortcourse ini menghasilkan dosen PTKI yang memiliki penguasaan di bidang metodologi PAR dan ABCD, sehingga mendorong adanya duta metodologi pengabdian kepada masyarakat di lingkungan PTKI," ujarnya.
Ketua LP2M, Husnul Qodim, menyampaikan Workshop ini sebagai ikhtiar untuk melakukan sosialisasi Keputusan Dirjen No 3091 tentang paradigma pengabdian kepada masyarakat tahun 2020, juga sebagai upaya membangun sinergi dan kolaborasi untuk pengembangan potensi pengabdian prodi-prodi di lingkungan UIN Bandung.
Keberadaan rumah pengabdian sebagai wahana bertemunya para dosen pegiat pengabdian untuk saling bertukar pikiran, gagasan, metodologi, pengalaman pengabdian serta mensinergikan berbagai program dan gerak langkah para pengabdi UIN Bandung. Tujuanya agar lebih bersinergi, bisa berkolaborasi, saling mengisi dan melahirkan inovasi dan membentuk distingsi ragam model pengabdian UIN Bandung.
Rektor UIN Badung Mahmud mengatakan dalam menghadapi situasi seperti ini, dosen UIN Sunan Gunung Djati Bandung harus tampil memberikan solusi dan bermanfaat di tengah-tengah kehidupan bermasyarakat. Untuk urusan Covid-19 tentunya harus menggunakan dua pendekatan. (Baca juga: Juarai Asia Pasifik, ITB Melaju ke Final Huawei ICT Competition Tingkat Dunia )
Pertama, secara lahir (medis) mengikuti aturan-aturan protokol Covid-19, yakni jaga jarak, bermasker, cuci tangan, di rumah aja. Kedua, pendekatan batin (agama) seperti berdoa setiap pagi dan sore, dawam wudhu dan juga jangan mendatangi tempat yang sudah terkena wabah, banyak beristighfar.
"Oleh karenanya, kehadiran mata kuliah metodologi pengabdian sangat diperlukan untuk meningkatkan mutu perguruan tinggi karena selama ini baru ada mata kuliah metodologi penelitian. Padahal antara penelitian dan pengabdian itu tidak bisa dipisahkan. Ikhtiar pengabdian itu harus dilakukan di masyarakat dalam rangka memberikan solusi dan manfaat, terutama dua pendekatan (lahir, batin, intelektual, spiritual) dalam mengenai Covid- 19," jelasnya.
Kepala Subdirektorat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Dirjen Pendis Kementerian Agama Suwendi mengatakan, UIN Bandung merupakan salah satu perguruan tinggi yang aktif di bidang penelitian, pengabdian. (Baca juga: Tim ITS Sukses Tempati Juara Umum III Satria Data 2020 )
"Penelitian topnya di UIN Bandung. Untuk urusan Publikasi seperti BCRR, UIN Bandung juaranya. Kehadiran jurnal Sinta 1 dari UIN Bandung, diharapkan menjadi kenyataan," paparnya.
Hubungan antara penelitian dengan pengabdian harus ditingkatkan. Tanpa membudayakan tulis menulis, tuliskan apa yang dikerjakan dan kerjakan apa yang ditulis, tidak akan berkembang dengan baik tradisi penelitian dan pengabdian untuk peningkatan kualifikasi mutu pendidikan.
"Oleh karenanya, penelitian, pengabdian tak bisa dipisahkan karena penelitian tidak hanya mengisi ruang-ruang kosong, tapi harus beriringan saling melengkapi untuk mendorong publikasi ilmiah yang lebih baik," tuturnya. (Baca juga: Teliti Dampak Laptop saat WFH, Mahasiswa UI Raih Juara 2 Dunia di APRU )
Dalam melakukan pengabdian di tengah masyarakat dosen harus tampil memberikan solusi. "Tahun 2021 itu tahunnya riset, yang ingin kita dorong dari penerima manfaat secara masif itu masyarakat. Dari outputnya itu dosen mampu melakukan pendampingan dan pemberdayaan terhadap masyarakat. Bukan untuk menggurui mereka, tapi harus menjadi mitra dalam jangka waktu yang lama, bukan sebentar, sehingga proses hilirisasi terjadi," tandasnya.
Ditjen Pendidikan Islam Kemenag telah melakukan shortcourse dosen Perguruan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI) terkait pengabdian masyarakat berbasis PAR (Participatory Action Research) dan ABCD (Asset-Based Community Development).
"Karena pandemi, shortcourse dilaksanakan secara daring. Dengan harapan shortcourse ini menghasilkan dosen PTKI yang memiliki penguasaan di bidang metodologi PAR dan ABCD, sehingga mendorong adanya duta metodologi pengabdian kepada masyarakat di lingkungan PTKI," ujarnya.
Ketua LP2M, Husnul Qodim, menyampaikan Workshop ini sebagai ikhtiar untuk melakukan sosialisasi Keputusan Dirjen No 3091 tentang paradigma pengabdian kepada masyarakat tahun 2020, juga sebagai upaya membangun sinergi dan kolaborasi untuk pengembangan potensi pengabdian prodi-prodi di lingkungan UIN Bandung.
Keberadaan rumah pengabdian sebagai wahana bertemunya para dosen pegiat pengabdian untuk saling bertukar pikiran, gagasan, metodologi, pengalaman pengabdian serta mensinergikan berbagai program dan gerak langkah para pengabdi UIN Bandung. Tujuanya agar lebih bersinergi, bisa berkolaborasi, saling mengisi dan melahirkan inovasi dan membentuk distingsi ragam model pengabdian UIN Bandung.
(mpw)