Banyak Klaster Baru, Siswa Masuk Sekolah Diusulkan Setelah Vaksinasi
loading...
A
A
A
BANDUNG - Forum Orang Tua Siswa (Fortusis) Kota Bandung mengusulkan agar proses belajar mengajar tatap muka dilakukan setelah penduduk Indonesia mendapatkan vaksinasi COVID-19 . Hal itu perlu dilakukan agar tidak muncul klaster baru dari pelajar.
Ketua Fortusis Kota Bandung Dwi Subawanto mengatakan, pada prinsipnya orang tua siswa tidak mempermasalahkan siswa belajar online. Para orang tua, memilih sabar menunggu hingga pandemi berakhir. Asalkan anak anak tetap sehat dan tidak terpapar virus. (Baca juga: Masa Pandemi, Pemerintah Pusat Harus Cek Kesiapan Pembukaan Sekolah )
"Kami sabar menunggu. Tidak menjadi persoalan belajar dating. Dari pada dipaksakan sekolah tatap muka, tetapi meminimalkan klaster baru," jelas Dwi, Senin (16/11/2020).
Menurut dia, idealnya, belajar tatap muka dilakukan setelah status virus COVID -19 betul betul aman bagi anak-anak. Setidaknya, setelah proses vaksinasi virus dilakukan. Informasi yang didapat, bila vaksinasi bisa dilakukan awal tahun, harapannya sekolah bisa dilakukan pada Maret 2021.
"Tetapi tetap saja harus dipastikan aman. Misalnya guru yang mengajar harus sudah divaksin atau menjalani swab. Karena mereka banyak berbicara di depan anak," beber dia. (Baca juga: Kemendikbud Anggarkan Rp3,6 T untuk Bantuan Subsidi Upah bagi Guru dan Dosen )
Menurut dia, menerapkan protokol kesehatan kepada anak agak sulit. Lantaran mereka sangat mudah melakukan interaksi. Misalnya mengobrol, tatap muka, atau bermain bersama.
Ketua Fortusis Kota Bandung Dwi Subawanto mengatakan, pada prinsipnya orang tua siswa tidak mempermasalahkan siswa belajar online. Para orang tua, memilih sabar menunggu hingga pandemi berakhir. Asalkan anak anak tetap sehat dan tidak terpapar virus. (Baca juga: Masa Pandemi, Pemerintah Pusat Harus Cek Kesiapan Pembukaan Sekolah )
"Kami sabar menunggu. Tidak menjadi persoalan belajar dating. Dari pada dipaksakan sekolah tatap muka, tetapi meminimalkan klaster baru," jelas Dwi, Senin (16/11/2020).
Menurut dia, idealnya, belajar tatap muka dilakukan setelah status virus COVID -19 betul betul aman bagi anak-anak. Setidaknya, setelah proses vaksinasi virus dilakukan. Informasi yang didapat, bila vaksinasi bisa dilakukan awal tahun, harapannya sekolah bisa dilakukan pada Maret 2021.
"Tetapi tetap saja harus dipastikan aman. Misalnya guru yang mengajar harus sudah divaksin atau menjalani swab. Karena mereka banyak berbicara di depan anak," beber dia. (Baca juga: Kemendikbud Anggarkan Rp3,6 T untuk Bantuan Subsidi Upah bagi Guru dan Dosen )
Menurut dia, menerapkan protokol kesehatan kepada anak agak sulit. Lantaran mereka sangat mudah melakukan interaksi. Misalnya mengobrol, tatap muka, atau bermain bersama.
(mpw)