Sekolah Tatap Muka, Perlu Patroli Khusus Awasi Mobilisasi Siswa

Kamis, 03 Desember 2020 - 21:25 WIB
loading...
Sekolah Tatap Muka, Perlu Patroli Khusus Awasi Mobilisasi Siswa
Suasana simulasi belajar mengajar tatap muka di salah satu sekolah dasar di Jawa Barat. Foto/Dok/SINDOnews
A A A
JAKARTA - Perhimpunan untuk Pendidikan dan Guru (P2G) menilai diperlukan tim patroli khusus untuk memantau pergerakan siswa selepas jam sekolah ketika sekolah tatap muka dimulai Januari nanti.

Koordinator Nasional P2G Satriwan Salim mengatakan, ada kendala berat untuk disiapkan dan dilakukan sekolah dalam pembelajaran tatap muka. Salah satunya adalah, koordinasi dengan semua pemangku kepentingan. "Pilihan komponen yang menjadi kendala bagi responden berikutnya adalah koordinasi dengan semua pihak," katanya pada konferensi pers virtual Hasil Survey Nasional P2G, Kamis (3/12). (Baca juga: 8 Komponen Harus Disiapkan Sebelum Sekolah Tatap Muka Dimulai )

Survey P2G dilakukan pada 24 November-27 November, dengan sebanyak 320 responden guru/kepala sekolah/manajemen sekolah (yayasan) dari berbagai jenjang pendidikan PAUD/TK-SD/MISMP/MTs-SMA/SMK/MA yang berasal dari 29 Provinsi dan 100 kota/kabupaten seluruh wilayah Indonesia.

Satriwan menjelaskan, responden menilai koordinasi menjadi kunci. Seperti dengan Komite Sekolah, Dinas Pendidikan, Dinas Kesehatan, Puskesmas, Satpol PP, Dinas Perhubungan, dan bahkan dengan pihak kepolisian. Misalkan saja untuk memantau dan mengawasi kelompok siswa sepulang dari pembelajaran tatap muka.

"Kemana mereka, menggunakan kendaraan apa, apa yang mereka lakukan, mematuhi protokol kesehatan atau tidak dan seterusnya. Maka perlu adanya Tim Khusus pembelajaran tatap muka siswa paska jam sekolah," katanya. (Baca juga: Guru Besar Kesehatan Anak UI: Ini Cara Edukasi 3M kepada Anak-anak )

Satriwan menuturkan, bisa dibayangkan nanti ketika sekolah sudah masuk pada satu kabupaten maka akan ada berapa banyak siswa yang selepas jam sekolah usai yang akan naik angkot, yang naik motor atau anak yang tidak langsung pulang melainkan nongkrong untuk main game dan sebagainya.

Mobilisasi siswa selepas jam sekolah, ujarnya, akan sulit dideteksi oleh guru yang tidak memiliki kapasitas dan kontrol yang tinggi begitu siswa keluar dari gerbang sekolah. Maka, lanjutnya, setiap daerah harus mempunyai tim khusus pembelajaran tatap muka siswa atau yang melakukan patroli.

"Mungkin selama ini ada patroli buat mengawasi tawuran seperti di beberapa daerah kantung tawuran siswa kalau sekarang tim patroli yang mengawasi mobilitas siswa. Itu penting," pungkas Satriwan.
(mpw)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2578 seconds (0.1#10.140)