Ingin Salip PTN, PTKI Harus Perkuat Skills dan Knowledge Mahasiswa
loading...
A
A
A
JAKARTA - Perguruan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI) dituntut dapat merespon tantangan kekinian (current challenges) sekaligus memprediksi dan menyelesaikan tantangan umat di masa depan. Karenanya, PTKI ke depan juga harus memperkuat keterampilan teknis para mahasiswa .
Hal ini disampaikan oleh Kasubdit Kelembagaan dan Kerjasama M. Adib Abdushomad dalam webinar International Collaboration Series, Selasa (15/12). Wabinar ini diikuti sejumlah Wakil Rektor PTKI bidang Akademik dan Kerja sama, Direktur Pascasarjana, serta akademisi dari PTKI negeri dan swasta. Hadir juga, beberapa mahasiswa Indonesia yang kini sedang menumpuh studi di luar negeri. (Baca juga: Ini Catatan Penting Agar Sukses Mendaftar pada SNMPTN-SBMPTN )
Webinar ini menghadirkan narasumber, Guru Besar dari Western Sydney University (WSU) Australia. James Arvanitakis. “Work experience during university perlu dipersiapkan agar setiap mahasiswa memilki skill dan knowledge yang transferrable dan applicable di manapun sebagaimana model kampus merdeka belajar saat ini,” terang Adib.
“Intinya, jangan sampai kampus berorientasi mencetak selembar Ijazah semata atau certificate oriented, tanpa diikuti kompetensi yang memadai. Untuk menghindari hal tersebut, pimpinan PTKI harus perkuat skills and knowledge mahasiswa,” sambungnya.
Sebelumnya, Direktur Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam Suyitno menyoroti tiga problem dunia Pendidikan Tinggi, yakni: SDM (human resources), kurikulum, dan kelembagaan (institusi). “Ketiga aspek ini merupakan common problem yang dihadapi banyak Perguruan Tinggi di berbagai belahan dunia saat ini. Untuk itu, Perguruan Tinggi harus mampu memaksimalkan SDM-nya, serta mampu mendesain Kurikulum sesuai konteks zamannya dan tidak kalah penting adalah penguatan Institusi,” jelasnya. (Baca juga: Jangan Sampai Terlewat, Begini Tahapan Pendaftaran SBMPTN 2021 )
“Itulah kenapa saat ini kementerian Agama menyelenggarakan program 5000 Doktor dalam rangka penguatan SDM baik dalam maupun luar negeri serta program peningkatan akreditasi lembaga,” tambahnya.
Prof. James Arvanitakis dalam kesempatan ini menyampaikan tema tentang ‘Policy on Higher Education to Face Current Challenges and Future Needs of the Society’. Menurutnya, perguruan tinggi perlu menciptakan Citizen Scholars yang mampu berpikir kritis, working across boundaries, serta sinergis.
“Mencipatkan generasi yang seperti ini tentu memerlukan desain pembelajaran yang kontekstual karena menurutnya perubahan akan terus ada (changes is always happening),” tandasnya.
Lihat Juga: FKH UWKS dan Universiti Malaysia Kelantan Kenalkan Konsep Animal Welfare ke Generasi Muda
Hal ini disampaikan oleh Kasubdit Kelembagaan dan Kerjasama M. Adib Abdushomad dalam webinar International Collaboration Series, Selasa (15/12). Wabinar ini diikuti sejumlah Wakil Rektor PTKI bidang Akademik dan Kerja sama, Direktur Pascasarjana, serta akademisi dari PTKI negeri dan swasta. Hadir juga, beberapa mahasiswa Indonesia yang kini sedang menumpuh studi di luar negeri. (Baca juga: Ini Catatan Penting Agar Sukses Mendaftar pada SNMPTN-SBMPTN )
Webinar ini menghadirkan narasumber, Guru Besar dari Western Sydney University (WSU) Australia. James Arvanitakis. “Work experience during university perlu dipersiapkan agar setiap mahasiswa memilki skill dan knowledge yang transferrable dan applicable di manapun sebagaimana model kampus merdeka belajar saat ini,” terang Adib.
“Intinya, jangan sampai kampus berorientasi mencetak selembar Ijazah semata atau certificate oriented, tanpa diikuti kompetensi yang memadai. Untuk menghindari hal tersebut, pimpinan PTKI harus perkuat skills and knowledge mahasiswa,” sambungnya.
Sebelumnya, Direktur Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam Suyitno menyoroti tiga problem dunia Pendidikan Tinggi, yakni: SDM (human resources), kurikulum, dan kelembagaan (institusi). “Ketiga aspek ini merupakan common problem yang dihadapi banyak Perguruan Tinggi di berbagai belahan dunia saat ini. Untuk itu, Perguruan Tinggi harus mampu memaksimalkan SDM-nya, serta mampu mendesain Kurikulum sesuai konteks zamannya dan tidak kalah penting adalah penguatan Institusi,” jelasnya. (Baca juga: Jangan Sampai Terlewat, Begini Tahapan Pendaftaran SBMPTN 2021 )
“Itulah kenapa saat ini kementerian Agama menyelenggarakan program 5000 Doktor dalam rangka penguatan SDM baik dalam maupun luar negeri serta program peningkatan akreditasi lembaga,” tambahnya.
Prof. James Arvanitakis dalam kesempatan ini menyampaikan tema tentang ‘Policy on Higher Education to Face Current Challenges and Future Needs of the Society’. Menurutnya, perguruan tinggi perlu menciptakan Citizen Scholars yang mampu berpikir kritis, working across boundaries, serta sinergis.
“Mencipatkan generasi yang seperti ini tentu memerlukan desain pembelajaran yang kontekstual karena menurutnya perubahan akan terus ada (changes is always happening),” tandasnya.
Lihat Juga: FKH UWKS dan Universiti Malaysia Kelantan Kenalkan Konsep Animal Welfare ke Generasi Muda
(mpw)