Simposium Nasional AGSI Tegaskan Sejarah Sebagai Keterampilan Berpikir
loading...

Presiden AGSI Sumardiansyah Perdana Kusuma (tengah) saat membacakan pandangan para pakar dan guru sejarah usai acara Simposium Nasional Pengajaran Sejarah II di Surabaya, Jawa Timur. Foto/Dok/AGSI
A
A
A
JAKARTA - Simposium Nasional Pengajaran Sejarah yang digelar Asosiasi Guru Sejarah Indonesia (AGSI) menghasilkan rekomendasi dan kesimpulan penting bagi perkembangan pembelajaran sejarah di Indonesia. Salah satunya adalah sejarah tidak sekadar materi hafalan akan masa lalu namun sebagai keterampilan berpikir.
Symposium yang digelar luring dan daring (12/12) ini mengangkat tema Sejarah Pemikiran Kritis Untuk Merawat Kebhinekaan. 1700 peserta hadir di symposium ini. Secara khusus Dirjen Kebudayaan Kemendikbud Hilmar Farid pun membuka symposium ini.(Baca juga: Ini Catatan Penting Agar Sukses Mendaftar pada SNMPTN-SBMPTN )
Turut hadir juga para pakar sejarah seperti Said Hamid Hasan (Guru Besar Pendidikan Sejarah), Anhar Gonggong (Sejarawan), Ari Sapto (Universitas Malang), dan Agus Suprijono (Universitas Negeri Surabaya).
Presiden AGSI Sumardiansyah Perdana Kusuma membacakan pandangan para pakar dan guru sejarah yang menghasilkan kesimpulan dan rekomendasi penting. Sumardiansyah mengatakan, symposium ini menyimpulkan sejarah adalah imajinasi kebangsaan yang dibangun dari bacaan terhadap masa lalu.
‘’Selain itu sejarah juga tampil sebagai referensi dikehidupan kekinian sekaligus sebagai bahan proyeksi untuk berjalan menuju masa depan,” katanya melalui siaran pers yang diterima SINDONews, Rabu (16/12). (Baca juga: Jangan Sampai Terlewat, Begini Tahapan Pendaftaran SBMPTN 2021 )
Symposium yang digelar luring dan daring (12/12) ini mengangkat tema Sejarah Pemikiran Kritis Untuk Merawat Kebhinekaan. 1700 peserta hadir di symposium ini. Secara khusus Dirjen Kebudayaan Kemendikbud Hilmar Farid pun membuka symposium ini.(Baca juga: Ini Catatan Penting Agar Sukses Mendaftar pada SNMPTN-SBMPTN )
Turut hadir juga para pakar sejarah seperti Said Hamid Hasan (Guru Besar Pendidikan Sejarah), Anhar Gonggong (Sejarawan), Ari Sapto (Universitas Malang), dan Agus Suprijono (Universitas Negeri Surabaya).
Presiden AGSI Sumardiansyah Perdana Kusuma membacakan pandangan para pakar dan guru sejarah yang menghasilkan kesimpulan dan rekomendasi penting. Sumardiansyah mengatakan, symposium ini menyimpulkan sejarah adalah imajinasi kebangsaan yang dibangun dari bacaan terhadap masa lalu.
‘’Selain itu sejarah juga tampil sebagai referensi dikehidupan kekinian sekaligus sebagai bahan proyeksi untuk berjalan menuju masa depan,” katanya melalui siaran pers yang diterima SINDONews, Rabu (16/12). (Baca juga: Jangan Sampai Terlewat, Begini Tahapan Pendaftaran SBMPTN 2021 )
Lihat Juga :