Sasar Generasi Muda, TGB Luncurkan Buku Dakwah Nusantara

Senin, 18 Januari 2021 - 21:31 WIB
loading...
Sasar Generasi Muda, TGB Luncurkan Buku Dakwah Nusantara
Kiprah dakwah Ketua Organisasi Islam Alumni Al Azhar (OIAA) Cabang Indonesia, Doktor TGB Muhammad Zainul Majdi dibukukan. Foto/Ist
A A A
JAKARTA - Kiprah dakwah Ketua Organisasi Islam Alumni Al Azhar (OIAA) Cabang Indonesia, Doktor TGB Muhammad Zainul Majdi atau kerap disapa Tuan Guru Bajang (TGB) dibukukan.

Cucu Pendiri Nahdlatul Wathan Almaghfurlah TGKH Muhammad Zainuddin Abdul Madjid ini meluncurkan Buku Dakwah Nusantara Tuan Guru Bajang-Islam Wasathiyah Vol 1 yang ditulis Febrian Putra di Ballroom Islamic Center, Kota Mataram, Sabtu (16/1/2021).

TGB mengatakan, banyak yang menafsirkan dakwahnya atas dasar berbagai kepentingan untuk memenuhi undangan dakwah. Ia ingin merajut silaturahim dengan ulama, tokoh-tokoh di Indonesia.

"Nahdlatul Wathan menjadi mesin pergerakan umat yang tak bisa berdiri sendiri, bagian dari pergerakan islamiyah wathaniyah. Maka kita harus memperkuat simpul ukhuwah," katanya mengenai alasan Dakwah Nusantara.

Perbuatan baik, lanjut Gubernur NTB periode 2008-2018 ini, tidak bisa dikerjakan sendiri, Allah meletakkan semua orang dalam perannya masing-masing. Diakuinya, awal Dakwah Nusantara memunculkan pertanyaan di dalam dirinya."Apakah saya harus memenuhi undangan? Karena saat itu saya masih menjadi pejabat," ucapnya.

"Hingga Ibu saya bilang penuhi saja undangan itu. Istri saya juga bilang jalan. Maka saya ingat hadist Rasul ketika pintu kebaikan dibuka, maka masuklah. Kita tak tahu kapan pintu itu tertutup," sambungnya.

Doktor Ahli Tafsir Alquran ini menegaskan, ternyata langkahnya tak salah. Di akhir jabatan ada gempa menimpa Pulau Lombok. Setelah itu pandemi Covid-19 terjadi hingga saat ini."Kalau Dakwah Nusantara saat itu tak dilaksanakan, mungkin tak ada Dakwah Nusantara," tegasnya.

TGB menyebut, salah satu cara mencintai Indonesia adalah berkeliling ke seluruh sudut negeri. Mengutip kata ulama, Islam tak pernah hadir di ruang hampa. Ketika Islam datang tak pernah berusaha menguasai budaya dan perdaban."Di tanah yang subur Islam menyirami sehingga tanaman tumbuh menjulang," tandasnya.

Acara peluncuran buku ini mendapat sambutan hangat dari sahabat dan sejawat TGB dari berbagai tempat, ada Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Pol Boy Rafli Amar, Pengasuh Ponpes Al Hidayat, Lasem KH Zaim Ahmad yang merupakan cucu KH Ma'shum Lasem sahabat dari Maulanasyaikh TGKH M Zainuddin Abdul Madjid, kemudian Direktur Madrasah Muallimin Muhammadiyah, Yogyakarta KH Aly Aulia, Rektor IAIN Madura Dr Muhammad Kosim, serta Pengasuh Ponpes Al Aziziyah Jombang, KH Muiz Aziz yang juga cicit dari KH Bisri Syamsuri.

Kiai Zaim dalam sambutannya mengatakan, pesan-pesan dakwah yang disampaikan TGB kuat dengan nilai wasathiyah, di Nahdlatul Ulama biasa dikenal tawasuth, tasamuh, dan tawazun. "Saya memang belum sepenuhnya membaca buku itu. Tapi sosok dari TGB yang saya kenal adalah pendakwah yang menyampaikan nilai Islam yang ramah," katanya."Saya dengan TGB memiliki hubungan , kakek kami bersahabat," sambungnya.

Sementara itu, KH Aly Aulia menyebut, dakwah-dakwah dari TGB memang layak untuk dibukukan. Pesan yang disampaikan dalam setiap dakwahnya layak disebarluaskan."Beberapa waktu lalu kami sudah mengundang beliau. Selain ke sekolah, beliau berjumpa dengan KH Syafii Maarif di kediamannya. Disana TGB juga diminta memberi ceramah di Masjid Nogososro," ucapnya. "Ini menunjukkan kuatnya pesan-pesan dakwah dari TGB," tandasnya.

Penyampaian virtual ditutup oleh Komjen Pol Boy Rafli Amar. Jendral bintang tiga ini mengapresiasi undangan peluncuran dan bedah buku dari TGB. Perjalanan Dakwah Nusantara tergambar di dalam buku ini, mulai dari pondok pesantren, universitas, dan organisasi masyarakat lintas agama."Di dalam dakwah beliau menyambung silaturahmi, menguatkan persatuan dan persatuan. Dan terus mengingatkan menjaga adab di ruang publik," katanya.

Boy yang beberapa waktu berjumpa TGB berharap buku ini disebarluaskan di masyarakat khususnya generasi muda. Pesan selain harus berilmu dan memiliki keluhuran ahlak merupakan pesan kuat."Selamat atas diluncurkannya buku ini. Terima kasih atas segala kiprah dan dedikasi yang diberikan oleh TGB bagi bangsa dan negara," tambahnya.

Pada acara yang menghadirkan Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Provinsi NTB mulai Wakil Gubernur NTB Dr Hj Sitti Rohmi Djalilah, Kapolda NTB Irjen Moh Iqbal, serta Danrem 162 Wira Bhakti Brigjen TNI Ahmad Rizal Ramdani turut memberi kesempatan kepada Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama NTB Prof Masnun Tahir dan Ketua Pengurus Wilayah Muhammadiyah Dr Falahuddin.

Prof Masnun menyebut, buku ini telah menunjukkan jika sesungguhnya TGB HM Zainul Majdi bukan hanya milik Nahdlatul Wathan dan NTB semata, TGB merupakan milik Indonesia. "Ini catatan-catatan yang menunjukkan kiprah dakwah dari TGB," katanya.

Penyampaian dari Prof Masnun ini diaminkan oleh Dr Falahuddin, setelah buku ini diluncurkan dari Muhammadiyah bersedia untuk membedahnya."Ini akan kita sampaikan ke pengurus pusat," ucapnya.

Sementara itu, Wakil Gubernur NTB Dr Hj Sitti Rohmi Djalilah berharap lahirnya buku itu dapat memberikan inspirasi bukan hanya bagi masyarakat NTB saja, tetapi juga Indonesia dan dunia. Buku ini dihajatkan agar masyarakat bisa mengambil isi dari dakwah TGB tidak hanya hadir pada saat beliau dakwah, tetapi seluruh masyarakat juga bisa membaca buku ini dan juga dari generasi ke generasi. "Insya Allah akan memberikan manfaat yang jauh lebih besar,” tuturnya.

Sementara itu, Penulis Buku Dakwah Nusantara, Febrian Putra mengatakan, buku ini merupakan catatannya saat menemani petinggi Nahdlatul Wathan ini berkeliling. Ia mencatat segala hal terkait TGB, ulama, para akademisi, tokoh masyarakat, hingga tokoh lintas agama."Bila dalam dunia jurnalis, kami sering menyebutnya indept news. Catatan dari dekat dan mendalam," katanya.

Mantan jurnalis ini menyebut, Buku Dakwah Nusantara Tuan Guru Bajang-Islam Wasathiyah nantinya akan dibuat beberapa seri. Dengan begitu, khalayak akan mengetahui lebih detail mengenai agenda menguatkan keislaman dan kebangsaan.

"Seperti Tuan Guru selalu katakan, tak ada pertentangan antara keislaman dan kebangsaan. Keduanya dalam satu tarikan nafas. Saya ingin masyarakat Indonesia dan dunia membacanya," sambungnya.
(mpw)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2429 seconds (0.1#10.140)