Mahasiswa UMM Sulap Limbah Tembakau Jadi Pestisida Alami
loading...
A
A
A
JAKARTA - Melihat banyaknya limbah tembakau dan puntung rokok di dusun Sumberejo, Blitar, Jawa Timur, membuat tim mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) menciptakan inovasi baru . Mereka mengajak para petani untuk mengelola sampah tembakau dan puntung rokok menjadi pestisida alami. Agenda ini telah mereka adakan sejak Agustus 2020 lalu. Adapun tim ini terdiri dari Vera Yunita Wulandari, Achmad Septiano Febrian, Lusi Liana Ningrum, Nayunda Nanda Rista, dan Nur Alvina Proborini.
Vera selaku ketua kelompok bercerita bahwa ide ini muncul dari kebiasaan masyarakat di lingkungan rumahnya. Dusun Sumberejo dikenal dengan produk pertanian yang melimpah, khususnya tembakau kering. Sayangnya, sebagian tembakau tidak dapat dijual karena kualitasnya kurang bagus. Tembakau-tembakau yang tidak layak jual akhirnya dibuang begitu saja. “Bapak-bapak di sini juga gemar merokok sehingga sampah rokok yang dihasilkan juga cukup banyak,” kata mahasiswi Fakultas Pertanian dan Peternakan tersebut.
Berbekal hal itu, ia dan timnya melakukan penelitian untuk mengetahui kandungan tembakau. Hingga pada akhirnya mereka menemukan bahwa nikotin dalam tembakau bisa dijadikan pestisida alami. Tentu saja, kesempatan ini tidak mereka biarkan begitu saja. Akhirnya, ide tersebut diajukan ke Program Kreativitas Mahasiswa – Teknologi (PKM-T). Seperti yang mereka duga, ide ini berhasil mencapai ke tahap pendanaan Dikti.
Vera juga menjelaskan beberapa peraturan Dikti yang berubah karena adanya pandemi. Salah satunya agenda sosialisasi yang hanya bisa diadakan secara daring. Meski begitu, ia dan tim tetap melakukan usaha yang maksimal agar mampu memberikan dampak baik bagi masyarakat. “Jadi kami membuat video tutorial. Adappun videonya tidak diperbolehkan menggunakan orang sungguhan. Jadi kami menggunakan video animasi untuk memudahkan para petani dalam memahami materi dengan baik,” lanjut mahasiswi kelahiran Blitar ini.
Di akhir wawancara, Vera kembali menjelaskan bahwa meskipun tidak bisa melakukan praktek langsung di lapangan, ia melihat para petani tembakau sangat antusias dengan materi yang diberikan. “Selain mengurangi limbah dan sampah, kami berharap para petani dapat mengembangkan keterampilan baru dengan membuat pestisida. Lebih-lebih bila mampu membantu perekonomian para petani tembakau,” tandas Vera.
Vera selaku ketua kelompok bercerita bahwa ide ini muncul dari kebiasaan masyarakat di lingkungan rumahnya. Dusun Sumberejo dikenal dengan produk pertanian yang melimpah, khususnya tembakau kering. Sayangnya, sebagian tembakau tidak dapat dijual karena kualitasnya kurang bagus. Tembakau-tembakau yang tidak layak jual akhirnya dibuang begitu saja. “Bapak-bapak di sini juga gemar merokok sehingga sampah rokok yang dihasilkan juga cukup banyak,” kata mahasiswi Fakultas Pertanian dan Peternakan tersebut.
Berbekal hal itu, ia dan timnya melakukan penelitian untuk mengetahui kandungan tembakau. Hingga pada akhirnya mereka menemukan bahwa nikotin dalam tembakau bisa dijadikan pestisida alami. Tentu saja, kesempatan ini tidak mereka biarkan begitu saja. Akhirnya, ide tersebut diajukan ke Program Kreativitas Mahasiswa – Teknologi (PKM-T). Seperti yang mereka duga, ide ini berhasil mencapai ke tahap pendanaan Dikti.
Vera juga menjelaskan beberapa peraturan Dikti yang berubah karena adanya pandemi. Salah satunya agenda sosialisasi yang hanya bisa diadakan secara daring. Meski begitu, ia dan tim tetap melakukan usaha yang maksimal agar mampu memberikan dampak baik bagi masyarakat. “Jadi kami membuat video tutorial. Adappun videonya tidak diperbolehkan menggunakan orang sungguhan. Jadi kami menggunakan video animasi untuk memudahkan para petani dalam memahami materi dengan baik,” lanjut mahasiswi kelahiran Blitar ini.
Di akhir wawancara, Vera kembali menjelaskan bahwa meskipun tidak bisa melakukan praktek langsung di lapangan, ia melihat para petani tembakau sangat antusias dengan materi yang diberikan. “Selain mengurangi limbah dan sampah, kami berharap para petani dapat mengembangkan keterampilan baru dengan membuat pestisida. Lebih-lebih bila mampu membantu perekonomian para petani tembakau,” tandas Vera.
(mpw)