JAKARTA - Kreativitas dan inovasi mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) terus mengalir. Tidak hanya bermanfaat bagi segelintir orang saja, tapi juga untuk kemaslahatan masyarakat. Kali ini giliran Zidni Ilman Nafian bersama dua orang temannya yakni Alifia Oriana dan Aldiansyah Wahyu yang merancang alat pendeteksi kelayakan oli berbasis android. Dalam proses pembuatannya, mereka bertiga dibimbing oleh Budiono, S.Si, MT.
Inovasi yang mereka rancang ini telah berhasil lolos dalam tahap pendanaan di gelaran Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS). Selain itu, mereka juga menyabet penghargaan di acara Internasional Science Technology and Engineering (ISTEC) yang bertempat Bandung tahun lalu. Seakan tidak puas, alat pendeteksi kelayakan oli ini juga berhasil meraih juara 3 dalam kompetisi Pekan Kreativitas Mahasiswa antar Perguruan Tinggi Swasta Tingkat Nasional Desember lalu (PIMTANAS). Baca juga: UNS Buka 5 Jalur di Seleksi Mandiri dengan Kuota 50 Persen
Saat ditemui, Zidni menjelaskan bahwa ide ini berangkat dari masalah yang pernah ia alami sebelumnya. Beberapa bulan lalu kendaraan bermotornya pernah kehabisan oli, padahal ia berada di tengah perjalanan. Hal itu tentu sangat menyulitkannya. “Saya harus mendorong dan mencari bengkel terdekat. Selain menghabiskan tenaga juga menghabiskan waktu,” ceritanya melalui keterangan pers, Selasa (19/1/2021).
Berangkat dari masalah itu, akhirnya ia bersama dua temannya merancang alat yang mampu mendeteksi kelayakan oli. Alat itu akan diletakkan di dekat penutup oli kendaraan dan nantinya akan menilai apakah oli yang dipakai masih layak atau tidak. “Sebelum dicoba, kami sudah menyusun base data untuk range kekentalan oli. Ada beberapa level yang sudah dibuat, mulai dari tingkatan oli bagus, sedang hingga tidak layak,” tutur Zidni.
Berdasarkan data yang telah disusun, alat itu akan mengirimkan sinyal ke aplikasi yang sudah tersemat di smartphone. Aplikasi yang ada juga akan memberikan peringatan dan notifikasi bagi pemilik ketika oli sudah menjadi tidak layak pakai. Hal itu tentu akan mempermudah pengguna kendaraan dalam memperkirakan kapan oli harus diganti. Baca juga: Vokasi ITS Buka 3 Jalur Penerimaan Mahasiswa Baru, Ini 8 Prodi yang Dibuka
Lebih lanjut, ia bercerita bahwa proses pembuatan alat ini tidak mendapat kendala yang berarti. Dimulai dengan penyusunan rencana, diskusi bersama pembimbing hingga percobaannya. Mahasiswa Teknik Mesin tersebut berharap inovasinya bisa memberikan kebaikan dan manfaat bagi sesama. Utamanya kepada masyarakat secara luas. “Kami tentu akan lebih bahagia jika alat ini bisa digunakan masyarakat, terutama bagi mereka yang memiliki kendaraan bermotor. Jadi mereka tidak perlu mengira-ngira atau mengecek kelayakan olinya secara manual,” pungkasnya.
Inovasi yang mereka rancang ini telah berhasil lolos dalam tahap pendanaan di gelaran Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS). Selain itu, mereka juga menyabet penghargaan di acara Internasional Science Technology and Engineering (ISTEC) yang bertempat Bandung tahun lalu. Seakan tidak puas, alat pendeteksi kelayakan oli ini juga berhasil meraih juara 3 dalam kompetisi Pekan Kreativitas Mahasiswa antar Perguruan Tinggi Swasta Tingkat Nasional Desember lalu (PIMTANAS). Baca juga: UNS Buka 5 Jalur di Seleksi Mandiri dengan Kuota 50 Persen
Saat ditemui, Zidni menjelaskan bahwa ide ini berangkat dari masalah yang pernah ia alami sebelumnya. Beberapa bulan lalu kendaraan bermotornya pernah kehabisan oli, padahal ia berada di tengah perjalanan. Hal itu tentu sangat menyulitkannya. “Saya harus mendorong dan mencari bengkel terdekat. Selain menghabiskan tenaga juga menghabiskan waktu,” ceritanya melalui keterangan pers, Selasa (19/1/2021).
Berangkat dari masalah itu, akhirnya ia bersama dua temannya merancang alat yang mampu mendeteksi kelayakan oli. Alat itu akan diletakkan di dekat penutup oli kendaraan dan nantinya akan menilai apakah oli yang dipakai masih layak atau tidak. “Sebelum dicoba, kami sudah menyusun base data untuk range kekentalan oli. Ada beberapa level yang sudah dibuat, mulai dari tingkatan oli bagus, sedang hingga tidak layak,” tutur Zidni.
Baca Juga:
Berdasarkan data yang telah disusun, alat itu akan mengirimkan sinyal ke aplikasi yang sudah tersemat di smartphone. Aplikasi yang ada juga akan memberikan peringatan dan notifikasi bagi pemilik ketika oli sudah menjadi tidak layak pakai. Hal itu tentu akan mempermudah pengguna kendaraan dalam memperkirakan kapan oli harus diganti. Baca juga: Vokasi ITS Buka 3 Jalur Penerimaan Mahasiswa Baru, Ini 8 Prodi yang Dibuka
Lebih lanjut, ia bercerita bahwa proses pembuatan alat ini tidak mendapat kendala yang berarti. Dimulai dengan penyusunan rencana, diskusi bersama pembimbing hingga percobaannya. Mahasiswa Teknik Mesin tersebut berharap inovasinya bisa memberikan kebaikan dan manfaat bagi sesama. Utamanya kepada masyarakat secara luas. “Kami tentu akan lebih bahagia jika alat ini bisa digunakan masyarakat, terutama bagi mereka yang memiliki kendaraan bermotor. Jadi mereka tidak perlu mengira-ngira atau mengecek kelayakan olinya secara manual,” pungkasnya.
(mpw)
Berita Terkait
- Keren, Mahasiswa IPB Ciptakan Alat Pendeteksi Kualitas Minyak Goreng Portabel
- Gagas Masker Medis Berbahan Kain, 5 Mahasiswa Unpad Menangi Ajang Internasional
- Bikin Masker dari Sekam Padi, Mahasiswa Unpad Raih Penghargaan Internasional
- ITS Borong 13 Medali dan 2 Penghargaan di Ajang Internasional AISEEF
- UMM Kampus Islam Terbaik Dunia, Kalahkan Universitas Kairo
- Dosen UB Raih Juara 2 di India-ASEAN Hackathon 2021
- 3 Mahasiswi IPB University Gagas Resilient Ecotone untuk Keberlanjutan Hutan
- Inovasi, Mahasiswa ITS Ciptakan Alat Pendeteksi Covid-19 di Klaster Pendidikan
- Ciptakan Energi Listrik Terbarukan, Mahasiswa ITS Raih Emas di I2ASPO
- Lanskap Sawah Baru Mahasiswa IPB University Juara 1 ICoSAFS

TULIS KOMENTAR ANDA!