PJJ di Masa Pandemi, KPAI: Beberapa Siswa Terpaksa Dirawat di Rumah Sakit Jiwa

Minggu, 24 Januari 2021 - 13:45 WIB
loading...
PJJ di Masa Pandemi,...
Sejumlah siswa mengikuti proses belajar-mengajar dengan daring atau pembelajaran jarak jauh. Foto/Dok/SINDOnews
A A A
BOGOR - Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Retno Listiyarti banyak memberikan catatan terhadap pelaksanaan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) yang berdampak negatif terhadap kesehatan.

"KPAI sendiri dalam pengawasan sudah menemukan, beberapa anak memang terpaksa di rawat di Rumah Sakit Jiwa (RSJ), karena mengalami gangguan kesehatan secara psikologis," ungkap Retno dalam Talkshow 'Nasib Siswa di Masa Pandemi' yang disiarkan secara virtual di kanal YouTube MNC Trijaya Network, Sabtu (23/1/2021). Baca juga: Kemendikbud Pertanyakan Daerah Masih Enggan Gelar Pembelajaran Tatap Muka

Gangguan terhadap kesehatan jiwa adalah menyangkut penggunaan gadget yang berlebihan. Gadget selain digunakan untuk PJJ, oleh anak banyak diimanfaatkan bermain game online dan pornografi, akibatnya menimbulkan kecanduan.

"Bahkan anak-anak ini tidak hanya, membahayakan orang lain, tetapi membahayakan dirinya sendiri, untuk beberapa kasus, anak itu kalau tidak diberi Handphone, bahkan dia membentur-benturkan dengan keras kepala dianya sendiri itu ke tembok," katanya.

Sehingga kemudian, kata Retno, banyak orang tuanya kalah atau mengalah terhadap anak dalam memberikan gadget. Bahkan ada beberapa anak yang melakukan tindakan yang membahayakan terhadap dirinya sendiri dengan cara merusak rumah. Baca juga: Rektor UIN: Ini 4 Karakter ASN di Indonesia, Kita di Posisi Mana?

"Karena dia dikurung di kamar dia memecahkan kaca jendela dan ancaman menggores nadinya, ketika orang tuanya tidak memberi handphone, itu betul-betul dilukai," ungkap Retno.

Jadi memang ini sudah mengarah kepada menyakiti diri sendiri, bahwa betapa beratnya dampak terkait dengan kecanduan gadget."Jadi menggunakan handphone atau gadget maupun internet itu sebetulnya tidak salah tetapi kalau untuk anak-anak memang harus dipantau," ujarnya.

Kemudian yang kedua adalah harus adanya aturan main. Menurutnya di Indonesia ini masyarakatnya banya memberikan gadget pada usia yang relatif dini, kemudian tidak dilakukan pengawasan. Baca juga: Masih Terkendala, PJJ Harus Dievaluasi Berbasis Temuan di Lapangan

"Ini (pengawasan) penting anak-anak itu diberi waktu yang cukup, kalau dia ada batasan waktu yang kedua handphone itu bukan miliknya tetapi dipinjamkan oleh mamah papahnya tidak boleh dipassword, sehingga orang tua bisa melakukan pemantauan," ungkapnya.

Jadi ini yang justru harus dibangun, sebab dampak negatif dari gadget atau belajar daring itu betul-betul terjadi di masyarakata.

"Jadi bukan, KPAI menyatakan ini sesuatu yang di negara orang lain atau tidak pernah terjadi atau akan terjadi di Indonesia, tidak. Ini betul-betul terjadi," ujarnya.

Bahkan, lanjut Retno, banyak RSJ yang membuat bangsal khusus anak. Dan itu sebelumnya tidak ada fasilitas bangsal perawatan gangguan jiwa untuk anak. "Bahkan bangsal di RSJ itu disediakan hanya untuk kecanduan gadget," katanya.

Catatan KPAI terkait dampak PJJ terhadap penglihatan anak. Pihaknya menerima laporan, namun tidak banyak mengenai dampak bagi kesehatan mata selam mengikuti PJJ.

"Dampaknya bagi kesehatan mata adalah minus. Tapi ada satu yang kemudian mengalami kebutaan. Itu sebetulnya sudah mengalami kelainan mata sebelumnya," jelasnya.
(mpw)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Berita Terkait
Efisien dan Tepat Sasaran:...
Efisien dan Tepat Sasaran: Mekanisme Tunjangan Langsung ke Rekening, Banjir Pujian Para Guru
Link Pengumuman Hasil...
Link Pengumuman Hasil Akhir Seleksi CPNS Kemendikbud dan Kemenag 2024
Dana PIP Kemdikbud 2024...
Dana PIP Kemdikbud 2024 Cair, Bagaimana Cara Penarikannya?
Mengenal Wahyudi Aksara,...
Mengenal Wahyudi Aksara, Guru Muda yang Nyalakan Pelita di Tanah Borneo
Wahyudi, Guru Inspirator:...
Wahyudi, Guru Inspirator: Melampaui Keterbatasan, Menembus Segala Hambatan Menjadi Kemungkinan
Lebih dari Sekadar Mengajar,...
Lebih dari Sekadar Mengajar, Wahyudi yang Mendidik dengan Hati
6 Warga Aceh Barat yang...
6 Warga Aceh Barat yang Dipasung Akhirnya Dibebaskan
Anggota DPR: Hardiknas...
Anggota DPR: Hardiknas Momentum Pemerataan Akses dan Kualitas Pendidikan di Sumbar
Pegawai Rumah Sakit...
Pegawai Rumah Sakit Jiwa di Kalbar Disiram Air Keras Orang Tak Dikenal
Rekomendasi
Pakistan Tembak Jatuh...
Pakistan Tembak Jatuh Jet Tempur Rafale India, Indonesia Tetap Beli 42 Unit Rp133,9 Triliun?
Pembongkaran Gedung...
Pembongkaran Gedung SMPN 20 Diprotes Warga, Pemkot Tangsel Beri Penjelasan
Saksikan KIKO Season...
Saksikan KIKO Season 4 Episode PATROLERS pada Minggu 18 Mei 2025 Jam 08.00 Pagi di RCTI
Heroik! 3.000 Pasukan...
Heroik! 3.000 Pasukan Bone Taklukkan Ratusan Pasukan Meriam Belanda
Tiap Malam, GTV Big...
Tiap Malam, GTV Big Movies Tayangkan Aksi Seru dan Menegangkan yang Cocok Jadi Teman Kumpul Keluarga!
Rumah Robert Bonosusatya...
Rumah Robert Bonosusatya Digeledah KPK terkait Kasus Rita Widyasari
Berita Terkini
Daftar Gaji PPPK 2025...
Daftar Gaji PPPK 2025 Golongan 1 hingga 17, Cek Nominal Terbaru di Sini
Darunnajah Hadirkan...
Darunnajah Hadirkan Akademisi Dunia dalam ICOP 2025
4 Perbedaan PNS Pusat...
4 Perbedaan PNS Pusat dan Daerah, Gajinya Besaran Mana?
Libatkan BEM, Kemendiktisaintek...
Libatkan BEM, Kemendiktisaintek Luncurkan Program Mahasiswa Berdampak
5 Sekolah Kedinasan...
5 Sekolah Kedinasan Semi Militer untuk Jadi Calon PNS, Nomor 1 Ahli Intelijen
Kisah Sigra, Siswa Kelas...
Kisah Sigra, Siswa Kelas 3 SD yang Sukses Sabet 35 Juara Olimpiade Matematika dan Sains
Infografis
Makin Brutal, Israel...
Makin Brutal, Israel Bakar Rumah-rumah Warga di Tepi Barat
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved