Inspiratif, Alumnus UNS Ini Jadi Kepala Sekolah di Usia Muda

Kamis, 04 Februari 2021 - 15:33 WIB
loading...
Inspiratif, Alumnus...
Alumnus UNS Nur Fitri Fatimah yang menjadi kepala sekolah di usia muda. Foto/Humas UNS
A A A
JAKARTA - Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta tidak hanya menghasilkan lulusan terbaik yang berprofesi menjadi guru. Namun ternyata ada alumninya yang menjadi kepala sekolah di usia yang masih terbilang muda.

Dia adalah Nur Fitri Fatimah. Lulusan prodi Pendidikan Kimia FKIP yang lulus pada 2016 lalu ini menjadi Kepala Sekolah di usia muda. Nur kini berusia 26 tahun dan menjadi kepsek di SD Muhammadiyah Baitul Fallah (MBF) yang terletak di Bancak 1, RT 1/RW 2, Bancak 2, Gebyog, Mojogedang, Kabupaten Karanganyar.

Perempuan asal Karanganyar ini menuturkan, cikal bakal berdirinya MBF adalah terbentuknya Sekolah Tani Organik Intan Pari (STOIP) yang digagas oleh Forum Mahasiswa Islam Karangayar (Formaiska) pada 2016 silam.

Setelah berjalan beberapa saat, terdapat tanah wakaf seluas 4.000 meter persegi yang dipercayakan untuk kebermanfaatan sosial oleh seseorang. Tanah ini pun, kemudian dimanfaatkan oleh Pipit, panggilan akrabnya, beserta teman-temannya untuk memulai pembangunan SD MBF.

Pipit dan tim mulai merintis SD MBF sejak awal dengan semangat perbaikan pendidikan yang ada di Indonesia. “Saya ingin turut serta memperbaiki pendidikan di Indonesia,” katanya seperti dikutip dari laman resmi UNS di uns.ac.id, Kamis (4/2).

Setelah pembangunan sekolah usai, dengan persetujuan bersama, Pipit diangkat menjadi kepsek pertama di SD MBF di usianya yang masih belia yakni 24 tahun. Selama menjadi kepsek, telah terdapat capaian yang membanggakan bagi SD MBF.

Pada Desember tahun lalu, salah satu siswa mereka yang duduk di bangku kelas 1 SD berhasil menyabet penghargaan pada ajang Thailand International Math Olimpiade. Dengan usia sekolah yang masih muda, tentu hal tersebut menjadi kebanggaan sendiri.

Pipit juga mengaku, pengalaman paling berkesan selama menjadi kepsek adalah ketika mengelola SDM di dalam timnya. Ia harus mempelajari banyak karakter manusia dan bagaimana cara menghadapinya. Di situ, terdapat tantangan dalam harmonisasi SDM yang harus ia selesaikan.

Untuk mengatasi itu semua, Pipit selalu berusaha menjaga dirinya sendiri agar dalam keadaan yang teratur, terus menjaga diri agar selalu berpikir dan bertindak positif. Dengan SDM yang kompak, Pipit merasa keberjalanan program-program di SD MBF pun akan lebih lancar. Dalam bekerja, Pipit selalu juga menekankan untuk bekerja dengan ikhlas.

Kegigihan Pipit juga tercermin dengan semangatnya menempuh perjalanan dari rumah menuju SD MBF yang memakan waktu 90 menit. Pipit juga harus berjuang untuk melakukan manajerial keuangan yang baik. Juga, perlu upaya lebih untuk membumikan pendidikan yang terletak di desa, bukan kota.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2066 seconds (0.1#10.140)