Ini Alasan Utama Mahasiswa Kurang Minat Belajar Daring
loading...
A
A
A
BANDUNG - Mayoritas mahasiswa dianggap kurang berminat melakukan pembelajaran daring , kendati telah melakukan proses pembelajaran ini kurang dari setahun. Salah satu persoalannya adalah kurang maksimalnya penerimaan materi.
Survei tersebut dilakukan secara internal kepada sekitar 1.500 mahasiswa Universitas Sangga Buana (USB) YPKP beberapa waktu lalu. Survei dilakukan secara acak, menggunakan 20 poin penilaian terhadap pembelajaran daring.
"Hasil kajian kami, dari 20 poin pertanyaan, mayoritas menilainya kurang minat terhadap pembelajaran daring," kata Rektor USB Asep Effendi di Jalan Progo, Kota Bandung, Kamis (11/2/2021).
Dari hasil survei tersebut, menunjukkan ada berbagai persoalan pada pembelajaran jarak jauh. Sehingga mahasiswa kurang maksimal melaksanakan perkuliahan. Padahal, konsep dan pembelajaran yang diterapkan mengikuti anjuran Kementerian Pendidikan.
Menurut dia, berbagai persoalan yang muncul diantaranya terkait jaringan telekomunikasi, terutama di daerah. Terkadang menyebabkan miss komunikasi antara dosen dan mahasiswa. Kedua, persoalan materi pembelajaran yang dianggap kurang maksimal.
"Mungkin ini mewakili penilaian mahasiwa selama ini. Tapi kami tidak tahu seperti apa di kampus lain," katanya.
USB sendiri, kata dia, berharap pembelajaran bisa dilakukan secara daring dan luring pada Februari ini. Namun ternyata kebijakan tersebut belum bisa dilakukan sesui anjuran pemerintah.
"Tapi kami bersyukur, dari 4.000 mahasiswa, sekitar 3.700 bisa daftar ulang. Yang 300 belum mungkin ini yang terdampak," katanya.
Survei tersebut dilakukan secara internal kepada sekitar 1.500 mahasiswa Universitas Sangga Buana (USB) YPKP beberapa waktu lalu. Survei dilakukan secara acak, menggunakan 20 poin penilaian terhadap pembelajaran daring.
"Hasil kajian kami, dari 20 poin pertanyaan, mayoritas menilainya kurang minat terhadap pembelajaran daring," kata Rektor USB Asep Effendi di Jalan Progo, Kota Bandung, Kamis (11/2/2021).
Dari hasil survei tersebut, menunjukkan ada berbagai persoalan pada pembelajaran jarak jauh. Sehingga mahasiswa kurang maksimal melaksanakan perkuliahan. Padahal, konsep dan pembelajaran yang diterapkan mengikuti anjuran Kementerian Pendidikan.
Menurut dia, berbagai persoalan yang muncul diantaranya terkait jaringan telekomunikasi, terutama di daerah. Terkadang menyebabkan miss komunikasi antara dosen dan mahasiswa. Kedua, persoalan materi pembelajaran yang dianggap kurang maksimal.
"Mungkin ini mewakili penilaian mahasiwa selama ini. Tapi kami tidak tahu seperti apa di kampus lain," katanya.
USB sendiri, kata dia, berharap pembelajaran bisa dilakukan secara daring dan luring pada Februari ini. Namun ternyata kebijakan tersebut belum bisa dilakukan sesui anjuran pemerintah.
"Tapi kami bersyukur, dari 4.000 mahasiswa, sekitar 3.700 bisa daftar ulang. Yang 300 belum mungkin ini yang terdampak," katanya.
(mpw)