Prodi Pariwisata LSPR-Kemenparekraf Siap Maksimalkan Potensi Wisata Domestik
loading...
A
A
A
JAKARTA - Program Studi Pariwisata, Fakultas Bisnis, LSPR Communication & Business Institute (LSPR) berkolaborasi dengan Kementerian Pariwisata & Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) menyelenggarakan Studium Generale melalui media daring (webinar) pada Kamis, (18/3).
Topik yang diangkat adalah “New Direction & Strategies for The Recovery of Indonesian Tourism” dengan pembicara utama Deputi Bidang Produk Wisata dan Penyelenggara Kegiatan, Rizki Handayani Mustafa. Selain itu, Menteri Pariwisata & Ekonomi Kreatif RI, Sandiaga Salahuddin Uno, Rektor LSPR Communication & Business Institute, Dr. Andre Ikhsano, dan Dekan Fakultas Bisnis Yuliana R. Prasetyawati.
Yuliana dalam sambutannya menyampaikan bahwa Prodi Pariwisata Fakultas Bisnis LSPR menyelenggarakan Studium Generale ini agar dapat memberikan gambaran pada sivitas akademika & masyarakat luas tentang langkah yang diambil, inovasi yang telah dilakukan, dan pengembangan sumber daya manusia di Indonesia.
“Hal ini dilakukan untuk memaksimalkan potensi Pariwisata domestik dalam tahap pemulihan di era New Normal, serta membahas peluang industri Pariwisata pasca-Pandemi,” ujar Yuliana dalam keterangan pers yang diterima SINDOnews, Senin (22/3/2021).
Vaksin Covid-19 yang mulai didistribusikan di seluruh dunia pada awal tahun 2021 menjadi harapan bagi percepatan pemulihan industri pariwisata global. Strategi pembangunan Pariwisata telah dipersiapkan oleh berbagai negara dengan tujuan mengantisipasi perubahan yang terjadi pada industri ini pasca pandemi Covid-19.
Indonesia melalui Kementerian Pariwisata & Ekonomi Kreatif tentunya telah mempersiapkan strategi untuk pengembangan & pemulihan industri Pariwisata Indonesia.
Dalam sambutannya, Sandiaga mengapresiasi langkah Prodi Pariwisata LSPR untuk bergerak bersama melakukan kegiatan edukasi dalam rangka pemulihan pariwisata Indonesia. Ia mengatakan, pariwisata & ekonomi kreatif adalah salah satu sektor yang paling strategis untuk membuka lapangan pekerjaan secara luas, sehingga bisa dikatakan sektor ini berkaitan langsung dengan hajat hidup orang banyak.
Sektor ini juga akan dipersiapkan untuk pemberdayaan SDM generasi masa depan Indonesia. Namun, adanya pandemi membuat sektor ini sekarang menjadi terpuruk, terutama karena pembatasan wilayah yang berdampak pada berkurangnya jumlah wisatawan luar negeri ke Indonesia.
Untuk itu, Kemenparekraf sedang mempersiapkan langkah-langkah untuk membuka lagi pariwisata Indonesia pada dunia internasional di Juni atau Juli 2021. Di sektor ekonomi kreatif, Sandiaga mengajak masyarakat untuk bangga menggunakan produk lokal.
Ia juga memaparkan bahwa dalam 10 tahun ini, Indonesia akan menjadi destinasi favorit domestik & internasional di Asia Tenggara. Untuk langkah awal, tahun 2021 sebagai tahun pemulihan, Kemenparekraf mengenalkan 3G: Gercep, gerak cepat; Gerak Bersama, yaitu Kemenpar harus merangkul institusi pendidikan, masyarakat & media untuk bersama mencapai kemajuan Pariwisata Nasional; yang terakhir adalah Gaspol yang berarti Kemenpar akan menggarap semua potensi untuk bangkit dan pulih pasca Pandemi.
Sekarang ini, peluang yang dapat dimanfaatkan dari pandemi ini di bidang pariwisata adalah mass tourism yang bertransformasi menjadi sustainable tourism. Pariwisata akan lebih memperhatikan keseimbangan antara lingkungan dan manfaat ekonominya.
“Tren wisata ‘sea, sun, and sand’ berubah ke arah yang lebih baik menjadi ‘sustainability, serenity, and spirituality’. Selain lebih seimbang, tren pariwisata di masa depan akan lebih personalize, customize, localize, and smaller in size. Dihimbau agar masyarakat penikmat, minat, dan pembelajar pariwisata dapat menjadi pengusaha di bidang pariwisata yang modern namun tetap berbasis kearifan lokal,” ujar Sandiaga dalam sambutannya.
Rizki Handayani Mustafa dalam paparannya menyampaikan dampak pandemi pada sektor Pariwisata & Ekonomi Indonesia yang terpuruk saat ini, dari mulai banyak usaha yang tutup hingga event dan kegiatan yang ditunda hingga situasi membaik. Namun, Kemenparekraf ingin agar masyarakat optimis untuk menyambut kejayaan sektor pariwisata.
“Pandemi ini akan mengubah kebiasaan dan tren dalam berwisata, seperti protokol kesehatan yang lebih ketat, dan masyarakat yang lebih memilih untuk menjadi wisatawan domestik,” ungkapnya.
Kemenpar sebagai Lembaga Pemerintahan juga telah melakukan langkah-langkah antisipasi yang berhubungan dengan kedua perubahan tren tersebut dengan cara: Beradaptasi dengan kondisi sekarang & kebiasaan baru; Berinovasi untuk dapat mencapai potensi maksimal; Dan berkolaborasi dengan berbagai pihak, terutama ekosistem Parekraf dan masyarakat untuk menciptakan lapangan kerja seluas-luasnya.
Dalam hal ini, Rizki mengajak LSPR sebagai institusi pendidikan bersama berkolaborasi dalam membentuk narasi untuk menggugah empati masyarakat melalui konten positif tentang berwisata di dalam negeri dengan menjaga protokol kesehatan. Hal ini diharapkan dapat membantu masyarakat & UMKM yang bergerak di bidang pariwisata. “Untuk sektor ekonomi kreatif, kami mengajak masyarakat untuk turut serta dalam gerakan nasional bangga buatan Indonesia,” pungkasnya.
Topik yang diangkat adalah “New Direction & Strategies for The Recovery of Indonesian Tourism” dengan pembicara utama Deputi Bidang Produk Wisata dan Penyelenggara Kegiatan, Rizki Handayani Mustafa. Selain itu, Menteri Pariwisata & Ekonomi Kreatif RI, Sandiaga Salahuddin Uno, Rektor LSPR Communication & Business Institute, Dr. Andre Ikhsano, dan Dekan Fakultas Bisnis Yuliana R. Prasetyawati.
Yuliana dalam sambutannya menyampaikan bahwa Prodi Pariwisata Fakultas Bisnis LSPR menyelenggarakan Studium Generale ini agar dapat memberikan gambaran pada sivitas akademika & masyarakat luas tentang langkah yang diambil, inovasi yang telah dilakukan, dan pengembangan sumber daya manusia di Indonesia.
“Hal ini dilakukan untuk memaksimalkan potensi Pariwisata domestik dalam tahap pemulihan di era New Normal, serta membahas peluang industri Pariwisata pasca-Pandemi,” ujar Yuliana dalam keterangan pers yang diterima SINDOnews, Senin (22/3/2021).
Vaksin Covid-19 yang mulai didistribusikan di seluruh dunia pada awal tahun 2021 menjadi harapan bagi percepatan pemulihan industri pariwisata global. Strategi pembangunan Pariwisata telah dipersiapkan oleh berbagai negara dengan tujuan mengantisipasi perubahan yang terjadi pada industri ini pasca pandemi Covid-19.
Indonesia melalui Kementerian Pariwisata & Ekonomi Kreatif tentunya telah mempersiapkan strategi untuk pengembangan & pemulihan industri Pariwisata Indonesia.
Dalam sambutannya, Sandiaga mengapresiasi langkah Prodi Pariwisata LSPR untuk bergerak bersama melakukan kegiatan edukasi dalam rangka pemulihan pariwisata Indonesia. Ia mengatakan, pariwisata & ekonomi kreatif adalah salah satu sektor yang paling strategis untuk membuka lapangan pekerjaan secara luas, sehingga bisa dikatakan sektor ini berkaitan langsung dengan hajat hidup orang banyak.
Sektor ini juga akan dipersiapkan untuk pemberdayaan SDM generasi masa depan Indonesia. Namun, adanya pandemi membuat sektor ini sekarang menjadi terpuruk, terutama karena pembatasan wilayah yang berdampak pada berkurangnya jumlah wisatawan luar negeri ke Indonesia.
Untuk itu, Kemenparekraf sedang mempersiapkan langkah-langkah untuk membuka lagi pariwisata Indonesia pada dunia internasional di Juni atau Juli 2021. Di sektor ekonomi kreatif, Sandiaga mengajak masyarakat untuk bangga menggunakan produk lokal.
Ia juga memaparkan bahwa dalam 10 tahun ini, Indonesia akan menjadi destinasi favorit domestik & internasional di Asia Tenggara. Untuk langkah awal, tahun 2021 sebagai tahun pemulihan, Kemenparekraf mengenalkan 3G: Gercep, gerak cepat; Gerak Bersama, yaitu Kemenpar harus merangkul institusi pendidikan, masyarakat & media untuk bersama mencapai kemajuan Pariwisata Nasional; yang terakhir adalah Gaspol yang berarti Kemenpar akan menggarap semua potensi untuk bangkit dan pulih pasca Pandemi.
Sekarang ini, peluang yang dapat dimanfaatkan dari pandemi ini di bidang pariwisata adalah mass tourism yang bertransformasi menjadi sustainable tourism. Pariwisata akan lebih memperhatikan keseimbangan antara lingkungan dan manfaat ekonominya.
“Tren wisata ‘sea, sun, and sand’ berubah ke arah yang lebih baik menjadi ‘sustainability, serenity, and spirituality’. Selain lebih seimbang, tren pariwisata di masa depan akan lebih personalize, customize, localize, and smaller in size. Dihimbau agar masyarakat penikmat, minat, dan pembelajar pariwisata dapat menjadi pengusaha di bidang pariwisata yang modern namun tetap berbasis kearifan lokal,” ujar Sandiaga dalam sambutannya.
Rizki Handayani Mustafa dalam paparannya menyampaikan dampak pandemi pada sektor Pariwisata & Ekonomi Indonesia yang terpuruk saat ini, dari mulai banyak usaha yang tutup hingga event dan kegiatan yang ditunda hingga situasi membaik. Namun, Kemenparekraf ingin agar masyarakat optimis untuk menyambut kejayaan sektor pariwisata.
“Pandemi ini akan mengubah kebiasaan dan tren dalam berwisata, seperti protokol kesehatan yang lebih ketat, dan masyarakat yang lebih memilih untuk menjadi wisatawan domestik,” ungkapnya.
Kemenpar sebagai Lembaga Pemerintahan juga telah melakukan langkah-langkah antisipasi yang berhubungan dengan kedua perubahan tren tersebut dengan cara: Beradaptasi dengan kondisi sekarang & kebiasaan baru; Berinovasi untuk dapat mencapai potensi maksimal; Dan berkolaborasi dengan berbagai pihak, terutama ekosistem Parekraf dan masyarakat untuk menciptakan lapangan kerja seluas-luasnya.
Dalam hal ini, Rizki mengajak LSPR sebagai institusi pendidikan bersama berkolaborasi dalam membentuk narasi untuk menggugah empati masyarakat melalui konten positif tentang berwisata di dalam negeri dengan menjaga protokol kesehatan. Hal ini diharapkan dapat membantu masyarakat & UMKM yang bergerak di bidang pariwisata. “Untuk sektor ekonomi kreatif, kami mengajak masyarakat untuk turut serta dalam gerakan nasional bangga buatan Indonesia,” pungkasnya.
(mpw)