Dikti-LPDP-Nuffic Neso Kolaborasi Sediakan Beasiswa Full dan Biaya Hidup
loading...
A
A
A
JAKARTA - Ditjen Dikti Kemendikbud , Lembaga Pengelola Dana Pendidikan ( LPDP ) dan Nuffic Neso Indonesia bersinergi dan berkolaborasi menyiapkan SDM unggul Indonesia melalui program beasiswa program master bersama pada bidang prioritas pembangunan Indonesia dan bidang keahlian di Belanda.
Agenda kerja sama bilateral kedua negara ini memberikan kesempatan kepada penerima beasiswa untuk melanjutkan studi pada perguruan tinggi terkemuka di Belanda. Untuk bidang terkait pengelolaan dan teknologi air; kewirausahan berkelanjutan dan ekonomi sirkular yang berfokus pada perikanan dan kelautan; dan ilmu dan teknologi perikanan dan kelautan.
Dirjen Dikti Kemendikbud Nizam mengatakan, program ini akan mengakselarasi tingkat pendidikan pascasarjana. Nizam menyampaikan agar kerja sama ini melibatkan juga institusi perguruan tinggi di Indonesia. Sehingga tidak hanya pengiriman mahasiswa Indonesia ke Belanda tetapi juga melibatkan dosen dan guru besar di Indonesia di dalam membimbing mahasiswa di Indonesia.
Dengan demikian, kerja samanya nantinya bisa lebih dalam dan lebih dekat lagi, karena hubungan kedua negara akan terbangun semakin kokoh. “Sebetulnya terdapat satu hal lagi yang mungkin perlu kita perkuat yaitu dalam bidang pertanian, karena kita tahu bahwa Belanda adalah eksportir pertanian yang terbesar kedua di dunia. Jadi kita perlu belajar dari teman-teman di Belanda,” katanya melalui siaran pers, Selasa (20/4).
Direktur Utama LPDP Andin Hadiyanto berharap melalui pendanaan beasiswa co-funding yang dikolaborasikan, mampu memberikan kesempatan kepada talenta terbaik Indonesia untuk memperkuat ilmu dan teknologi melalui studi pada berbagai sektor unggulan di Belanda.
Serta terciptanya harmonisasi yang memberikan nilai tambah bagi peningkatan hubungan bilateral kedua negara. “LPDP bersama dengan Nuffic Neso dan Ditjen Dikti siap melakukan monitoring dan evaluasi bersama agar kerja sama yang baik ini semakin optimal,” katanya.
Direktur Nuffic Neso Indonesia Peter Van Tjuil juga menyambut baik program kerja sama ini dan berharap universitas terkemuka di Belanda dapat memberikan kemampuan terbaiknya pada keilmuan dan teknologi perairan untuk mendukung Indonesia memperkuat prioritas pembangunan nasional.
“Bergabunglah bersama beasiswa dalam bidang pengelolaan dan teknologi air, kewirausahaan dan ekonomi sirkular, dan kami akan berkolaborasi dalam seluruh proses seleksi penerimaan beasiswa,” ucapnya.
Program kerja sama beasiswa ini akan dimulai pada tahun akademik 2021 untuk durasi studi sepanjang 1 atau 2 tahun. Beasiswa diberikan melalui skema co-funding antar pihak yang mencakup seluruh pendanaan terkait biaya studi/institusi di universitas Belanda yang meliputi biaya kursus bahasa dan akulturasi Belanda, biaya visa pelajar, biaya kuliah, asuransi kesehatan, materi studi, tunjangan skripsi, dan biaya pengelolaan ke universitas Belanda.
Di samping itu, para penerima program beasiswa kerja sama tersebut juga akan memperoleh tunjangan hidup bulanan, tiket keberangkatan dan kepulangan internasional, tunjangan kedatangan, dan manfaat lain yang relevan sebagaimana diatur dalam peraturan dan ketentuan yang berlaku.
Agenda kerja sama bilateral kedua negara ini memberikan kesempatan kepada penerima beasiswa untuk melanjutkan studi pada perguruan tinggi terkemuka di Belanda. Untuk bidang terkait pengelolaan dan teknologi air; kewirausahan berkelanjutan dan ekonomi sirkular yang berfokus pada perikanan dan kelautan; dan ilmu dan teknologi perikanan dan kelautan.
Dirjen Dikti Kemendikbud Nizam mengatakan, program ini akan mengakselarasi tingkat pendidikan pascasarjana. Nizam menyampaikan agar kerja sama ini melibatkan juga institusi perguruan tinggi di Indonesia. Sehingga tidak hanya pengiriman mahasiswa Indonesia ke Belanda tetapi juga melibatkan dosen dan guru besar di Indonesia di dalam membimbing mahasiswa di Indonesia.
Dengan demikian, kerja samanya nantinya bisa lebih dalam dan lebih dekat lagi, karena hubungan kedua negara akan terbangun semakin kokoh. “Sebetulnya terdapat satu hal lagi yang mungkin perlu kita perkuat yaitu dalam bidang pertanian, karena kita tahu bahwa Belanda adalah eksportir pertanian yang terbesar kedua di dunia. Jadi kita perlu belajar dari teman-teman di Belanda,” katanya melalui siaran pers, Selasa (20/4).
Direktur Utama LPDP Andin Hadiyanto berharap melalui pendanaan beasiswa co-funding yang dikolaborasikan, mampu memberikan kesempatan kepada talenta terbaik Indonesia untuk memperkuat ilmu dan teknologi melalui studi pada berbagai sektor unggulan di Belanda.
Serta terciptanya harmonisasi yang memberikan nilai tambah bagi peningkatan hubungan bilateral kedua negara. “LPDP bersama dengan Nuffic Neso dan Ditjen Dikti siap melakukan monitoring dan evaluasi bersama agar kerja sama yang baik ini semakin optimal,” katanya.
Direktur Nuffic Neso Indonesia Peter Van Tjuil juga menyambut baik program kerja sama ini dan berharap universitas terkemuka di Belanda dapat memberikan kemampuan terbaiknya pada keilmuan dan teknologi perairan untuk mendukung Indonesia memperkuat prioritas pembangunan nasional.
“Bergabunglah bersama beasiswa dalam bidang pengelolaan dan teknologi air, kewirausahaan dan ekonomi sirkular, dan kami akan berkolaborasi dalam seluruh proses seleksi penerimaan beasiswa,” ucapnya.
Program kerja sama beasiswa ini akan dimulai pada tahun akademik 2021 untuk durasi studi sepanjang 1 atau 2 tahun. Beasiswa diberikan melalui skema co-funding antar pihak yang mencakup seluruh pendanaan terkait biaya studi/institusi di universitas Belanda yang meliputi biaya kursus bahasa dan akulturasi Belanda, biaya visa pelajar, biaya kuliah, asuransi kesehatan, materi studi, tunjangan skripsi, dan biaya pengelolaan ke universitas Belanda.
Di samping itu, para penerima program beasiswa kerja sama tersebut juga akan memperoleh tunjangan hidup bulanan, tiket keberangkatan dan kepulangan internasional, tunjangan kedatangan, dan manfaat lain yang relevan sebagaimana diatur dalam peraturan dan ketentuan yang berlaku.
(mpw)