Sekolah Tatap Muka Harus Digelar untuk Hindari Risiko 'Lost Generation'
loading...
A
A
A
JAKARTA - Anggota Komisi X DPR Muhammad Khadafi mendukung pembukaan sekolah tatap muka terbatas segera dilaksanakan sesuai protokol kesehatan secara ketat. Hal tersebut dimaksudkan agar tidak terjadi kehilangan generasi atau lost generation terhadap putra putri terbaik bangsa dalam menghadapi bonus demografi .
"Mudah-mudahan Covid-19 cepat berlalu dan anak-anak kita bisa kembali mengejar pendidikan untuk SDM Indonesia yang unggul di saat bonus demografi. Kita ngak mau sampai terjadi lost generation," kata Muhammad Khadafi kepada SINDOnews, Kamis (22/4/2021).
Menurutnya, penanganan Covid-19 menjadi sangat penting agar proses belajar mengajar tatap muka bisa segera diterapkan di seluruh sekolah di Indonesia. Langkah ini sangat penting dan menjadi tugas bersama agar proses pendidikan tetap berjalan dan tidak terganggu dengan adanya Covid-19 yang masih mewabah.
"Tentunya pembelajaran tatap muka harus dijalankan sesuai prokes dan ada aturan jika satu tempat terjadi klaster baru maka harus ditutup. Makanya nanti pembelajaran tatap muka akan dilakukan secara bertahap karena untuk bisa menanamkan prokes kepada setiap sekolah," terangnya.
Dia menambahkan, pembelajaran tatap muka yang direncanakan Kemendikbud mulai Juli 2021 harus tetap menerapkan protokol kesehatan dengan ketat dan disesuaikan dengan zonasi sebaran Covid-19. Kemendikbud diminta menggelar sosialisasi terkait protokol kesehatan yang tepat untuk diterapkan di sekolah.
“Nantinya akan diberikan sosialisasi seperti apa protokol kesehatan dan penanggulangan dalam proses pendidikannya sendiri. Ini otomatis menjadi hal baru, new normal yang harus kita taati bersama,” kata dia lagi.
Politisi Fraksi PKB itu menambahkan, pihak sekolah diingatkan menyiapkan sarana prasarana pendukung seperti thermogun, alat cuci tangan dan lainnya. Sebelum pembelajaran dimulai, baik anak didik, tenaga pendidik, dilakukan pengecekan suhu tubuh, mencuci tangan dan Prokes Covid-19 lainnya.
“Nantinya saat anak-anak sekolah, dia akan dicek suhu, kemudian nanti juga akan ada tempat untuk cuci tangan. Kemudian juga letak-letak tempat bangku, tingkat kehadiran juga harus diperhatikan. Nanti akan dievaluasi, dilihat bagaimana situasi penyebaran Covid-19 di sekolah. Jangan sampai melonjak dengan adanya sekolah tatap muka ini.” pungkasnya.
"Mudah-mudahan Covid-19 cepat berlalu dan anak-anak kita bisa kembali mengejar pendidikan untuk SDM Indonesia yang unggul di saat bonus demografi. Kita ngak mau sampai terjadi lost generation," kata Muhammad Khadafi kepada SINDOnews, Kamis (22/4/2021).
Menurutnya, penanganan Covid-19 menjadi sangat penting agar proses belajar mengajar tatap muka bisa segera diterapkan di seluruh sekolah di Indonesia. Langkah ini sangat penting dan menjadi tugas bersama agar proses pendidikan tetap berjalan dan tidak terganggu dengan adanya Covid-19 yang masih mewabah.
"Tentunya pembelajaran tatap muka harus dijalankan sesuai prokes dan ada aturan jika satu tempat terjadi klaster baru maka harus ditutup. Makanya nanti pembelajaran tatap muka akan dilakukan secara bertahap karena untuk bisa menanamkan prokes kepada setiap sekolah," terangnya.
Dia menambahkan, pembelajaran tatap muka yang direncanakan Kemendikbud mulai Juli 2021 harus tetap menerapkan protokol kesehatan dengan ketat dan disesuaikan dengan zonasi sebaran Covid-19. Kemendikbud diminta menggelar sosialisasi terkait protokol kesehatan yang tepat untuk diterapkan di sekolah.
“Nantinya akan diberikan sosialisasi seperti apa protokol kesehatan dan penanggulangan dalam proses pendidikannya sendiri. Ini otomatis menjadi hal baru, new normal yang harus kita taati bersama,” kata dia lagi.
Politisi Fraksi PKB itu menambahkan, pihak sekolah diingatkan menyiapkan sarana prasarana pendukung seperti thermogun, alat cuci tangan dan lainnya. Sebelum pembelajaran dimulai, baik anak didik, tenaga pendidik, dilakukan pengecekan suhu tubuh, mencuci tangan dan Prokes Covid-19 lainnya.
“Nantinya saat anak-anak sekolah, dia akan dicek suhu, kemudian nanti juga akan ada tempat untuk cuci tangan. Kemudian juga letak-letak tempat bangku, tingkat kehadiran juga harus diperhatikan. Nanti akan dievaluasi, dilihat bagaimana situasi penyebaran Covid-19 di sekolah. Jangan sampai melonjak dengan adanya sekolah tatap muka ini.” pungkasnya.
(mpw)