FKG Unair Masuk 3 Terbaik di Indonesia versi Scimago Institutions Rankings
loading...
A
A
A
JAKARTA - Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) Universitas Airlangga (UNAIR) masuk dalam jajaran ke-3 sebagai Fakultas Kedokteran Gigi terbaik di Indonesia berdasarkan perangkingan oleh Scimago Institutions Ranking s (SIR) by Subject Areas 2021.
Dekan FKG UNAIR Dr. Agung Sosiawan drg., M.Kes mengatakan, FKG UNAIR telah tercatat pada posisi 3 besar Indonesia dan 293 besar dunia dari 694 universitas yang mengikuti pemeringkatan SIR. Pada posisi itu, FKG UNAIR telah menyisihkan sejumlah perguruan tinggi besar lainnya yang ada di Indonesia.
“Kami bangga sekaligus juga mawas diri. Sebagai FKG tertua di Indonesia, FKG UNAIR memiliki kewajiban untuk tetap menjaga marwah sebagai perguruan tinggi tertua di Indonesia. Kita perlu melakukan evaluasi terkait apa saja yang tentunya menjadi kekurangan kita,” katanya seperti dikutip dari laman resmi Unair di unair.ac.id, Kamis (29/4).
Agung menuturkan, penilaian SIR didasarkan pada 3 faktor. Pertama adalah faktor riset dengan bobot 50 %. Inovasi 30 %, serta akses keterbukaan masyarakat dalam hal terkait publikasi sebanyak 20 %.
Terkait kategori riset misalnya, lanjut Agung, penilaian menyangkut jumlah jurnal dan kolaborasi internasional. Keterbukaan akses jurnal dan jumlah publikasi yang dikaitkan dengan banyaknya sitasi juga diamati.
Sedangkan inovasi, ujarnya, penilaiannya terkait banyaknya hak paten dan dampak teknologi yang dikaitkan dengan hasil publikasi (Sustainable Development Goals, Red). “Pada tahun 2021, Alhamdulillah kita sudah sampai 649 sitasi. Kalau terkait jumlah jurnal, tergolong tinggi juga di FKG,” paparnya.
Agung menandaskan, FKG UNAIR akan terus berupaya memperbaiki diri. Cakupan jumlah jurnal dan kolaborasi internasional akan ditingkatkan. Ia juga akan menyoroti keterbukaan akses jurnal serta jumlah publikasi berkualitas.
Sementara itu, Agung juga akan fokus pada inovasi jurnal yang lebih relevan dan bermanfaat bagi masyarakat. “Kita akan genjot terkait dengan itu. Kalau UI sekarang ada di posisi 238, Unhas di posisi 277, UNAIR di posisi 293. Artinya jaraknya tidak berarti jauh, kita masih bisa mengejar mereka,” sambungnya.
Agung berharap dapat membawa FKG UNAIR menjadi yang terunggul di Indonesia. Terlebih lagi bagaimana FKG UNAIR bisa menjadi lokomotif dari gerbong sebuah pengembangan ilmu di Bidang Kedokteran Gigi.
“Tentu ini membutuhkan keseriusan dan komitmen untuk bersama-sama meningkatkan kualitas pembelajaran, kualitas riset, dan kualitas pengabdian masyarakat. Dengan adanya capaian ini, saya berharap FKG UNAIR dapat kembali kepada masa kejayaannya dulu,” pungkasnya.
Dekan FKG UNAIR Dr. Agung Sosiawan drg., M.Kes mengatakan, FKG UNAIR telah tercatat pada posisi 3 besar Indonesia dan 293 besar dunia dari 694 universitas yang mengikuti pemeringkatan SIR. Pada posisi itu, FKG UNAIR telah menyisihkan sejumlah perguruan tinggi besar lainnya yang ada di Indonesia.
“Kami bangga sekaligus juga mawas diri. Sebagai FKG tertua di Indonesia, FKG UNAIR memiliki kewajiban untuk tetap menjaga marwah sebagai perguruan tinggi tertua di Indonesia. Kita perlu melakukan evaluasi terkait apa saja yang tentunya menjadi kekurangan kita,” katanya seperti dikutip dari laman resmi Unair di unair.ac.id, Kamis (29/4).
Agung menuturkan, penilaian SIR didasarkan pada 3 faktor. Pertama adalah faktor riset dengan bobot 50 %. Inovasi 30 %, serta akses keterbukaan masyarakat dalam hal terkait publikasi sebanyak 20 %.
Terkait kategori riset misalnya, lanjut Agung, penilaian menyangkut jumlah jurnal dan kolaborasi internasional. Keterbukaan akses jurnal dan jumlah publikasi yang dikaitkan dengan banyaknya sitasi juga diamati.
Sedangkan inovasi, ujarnya, penilaiannya terkait banyaknya hak paten dan dampak teknologi yang dikaitkan dengan hasil publikasi (Sustainable Development Goals, Red). “Pada tahun 2021, Alhamdulillah kita sudah sampai 649 sitasi. Kalau terkait jumlah jurnal, tergolong tinggi juga di FKG,” paparnya.
Agung menandaskan, FKG UNAIR akan terus berupaya memperbaiki diri. Cakupan jumlah jurnal dan kolaborasi internasional akan ditingkatkan. Ia juga akan menyoroti keterbukaan akses jurnal serta jumlah publikasi berkualitas.
Sementara itu, Agung juga akan fokus pada inovasi jurnal yang lebih relevan dan bermanfaat bagi masyarakat. “Kita akan genjot terkait dengan itu. Kalau UI sekarang ada di posisi 238, Unhas di posisi 277, UNAIR di posisi 293. Artinya jaraknya tidak berarti jauh, kita masih bisa mengejar mereka,” sambungnya.
Agung berharap dapat membawa FKG UNAIR menjadi yang terunggul di Indonesia. Terlebih lagi bagaimana FKG UNAIR bisa menjadi lokomotif dari gerbong sebuah pengembangan ilmu di Bidang Kedokteran Gigi.
“Tentu ini membutuhkan keseriusan dan komitmen untuk bersama-sama meningkatkan kualitas pembelajaran, kualitas riset, dan kualitas pengabdian masyarakat. Dengan adanya capaian ini, saya berharap FKG UNAIR dapat kembali kepada masa kejayaannya dulu,” pungkasnya.
(mpw)