Wakili Indonesia, Mahasiswa ITB Raih Juara di Ajang Esri Young Scholar Award

Kamis, 06 Mei 2021 - 21:24 WIB
loading...
Wakili Indonesia, Mahasiswa...
Mahasiswa Oceanografi ITB Muhammad Firman Nurrudin berhasil meraih juara pertama dalam kompetisi Esri Young Scholar Award 2021. Foto/Dok/ITB
A A A
JAKARTA - Mahasiswa Oceanografi Institut Teknologi Bandung (ITB) Muhammad Firman Nurrudin berhasil meraih juara pertama dalam kompetisi Esri Young Scholar Award 2021 . Capaian tersebut membuat ia berhak mewakili Indonesia untuk memaparkan karyanya di ajang Esri User Conference 2021 dan Esri Student Summit 2021.

Dalam kompetisi tersebut, Firman membuat sebuah karya yang dinamakan “Java Tuna Watch: Remote Sensing and GIS for Analyzing Tuna Fishing Ground Pattern in WPP RI 573 Area”.



Karya ini merupakan suatu program berbasis web yang memanfaatkan teknologi Geographic Information System (GIS). Program ini dapat digunakan untuk memetakan daerah-daerah yang dapat dijadikan Tuna Protected Area dan bisa dijadikan landasan pertimbangan data bagi nelayan untuk menentukan waktu yang tepat dalam menangkap ikan Tuna

Mahasiswa asal Magelang, Jawa Tengah ini menjelaskan bahwa awal mula ia tertarik untuk membuat program tersebut ketika ia banyak berdiskusi dengan para nelayan asal Pangandaran dan Pantai Selatan Jawa.

“Saya sering diskusi bersama nelayan di daerah Pangandaran dan beberapa di daerah selatan Jawa. Ternyata belakangan ini mereka mengalami degradasi penangkapan ikan. Dari sana saya tahu bahwa ada permasalahan yang terjadi di bidang perikanan,” katanya seperti dikutip dari laman resmi ITB di itb.ac.id, Kamis (6/5/2021).



Pada dasarnya, program yang digagas oleh Firman ini bekerja dengan memodelkan data klorofil dan suhu permukaan laut yang didapat melalui Satelit Aqua Modis menggunakan persamaan matematis yang diinput ke dalamnya. Data tersebut dibutuhkan untuk mengetahui keberadaan ikan pelagis kecil yang merupakan mangsa dari ikan tuna.

Setelah dimodelkan, data ini akan mengungkapkan di titik mana ikan pelagis tersebut berkumpul dan kemudian dapat dijadikan acuan untuk mengetahui keberadaan lokasi ikan tuna di laut.

Lebih lanjut, Firman menjelaskan bahwa beberapa kelebihan yang dimiliki alat ini adalah penggunaan biaya yang dikeluarkan tidak mahal dan mampu mendeskripsikan sisi lain dari permasalahan yang terjadi di dunia kelautan sehingga menarik untuk dikembangkan lebih lanjut.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2353 seconds (0.1#10.140)