12 Kampus Kerja Sama Kembangkan Pembelajaran Daring melalui ICE Institute
loading...
A
A
A
JAKARTA - Universitas Terbuka menggelar acara penandatanganan kerja sama antara Universitas Terbuka dengan perguruan tinggi mitra dalam rangka pengembangan Indonesia Cyber Education (ICE) Institute.
ICE Institute merupakan program Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen DIkti) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang dititipkan kepada Universitas Terbuka yang telah dipercaya selama lebih dari 30 tahun sebagai pionir pendidikan tinggi jarak jauh.
ICE Institute dibentuk sebagai marketplace pembelajaran daring di Indonesia dengan harapan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi dapat menempuh mata kuliah yang ditawarkan dan dapat diimplementasikan pada pendidikan di lingkungan sekitar.
Berdasarkan data kerja sama yang sudah terjalankan saat ini, ICE Institute bekerja sama dengan 12 perguruan tinggi berkualitas di Indonesia. Di antaranya Universitas Indonesia, Universitas Gadjah Mada, Institut Pertanian Bogor, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Universitas Padjajaran, Universitas Diponegoro, Universitas Negeri Jakarta, Universitas Sebelas Maret, Universitas Pradita, Universitas Bina Nusantara, Universitas Pelita Harapan dan Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya.
Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Nizam mengatakan bahwa saat ini pada era revolusi industri 4.0 seiring dengan merebaknya pandemi Covid-19 tidak menghalangi insan pendidik untuk terus maju dan berinovasi dalam pendidikan di tanah air, terutama dalam pemanfaatan teknologi terkini.
Untuk itu, Nizam berpesan agar kerja sama yang telah disepakati hari ini antara UT dengan perguruan tinggi mitra perlu terus dikembangkan. Diharapkan semakin banyak perguruan tinggi ataupun instansi pemerintah yang terlibat dalam marketplace ICE Institute ini, baik sebagai sumber ataupun pengguna materi pembelajaran.
“Harapan di masa mendatang, ICE Institute bisa menjadi marketplace pembelajar yang tidak terbatas di tingkat nasional saja. Namun dapat berkembang di tingkat regional hingga Internasional sehingga dapat memfasilitasi seluruh mahasiswa Indonesia tanpa adanya batesan tertentu,” harapnya melalui siaran pers, Kamis (6/5)
Pada kesempatan yang sama, Rektor Universitas Terbuka Ojat Darojat menekankan bahwa hadirnya ICE Institute di dunia pendidikan saat ini sebagai solusi dan jawaban untuk pemerintah agar dapat memfasilitasi murid belajar dimanapun berada.
ICE Institute merupakan program Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen DIkti) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang dititipkan kepada Universitas Terbuka yang telah dipercaya selama lebih dari 30 tahun sebagai pionir pendidikan tinggi jarak jauh.
ICE Institute dibentuk sebagai marketplace pembelajaran daring di Indonesia dengan harapan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi dapat menempuh mata kuliah yang ditawarkan dan dapat diimplementasikan pada pendidikan di lingkungan sekitar.
Berdasarkan data kerja sama yang sudah terjalankan saat ini, ICE Institute bekerja sama dengan 12 perguruan tinggi berkualitas di Indonesia. Di antaranya Universitas Indonesia, Universitas Gadjah Mada, Institut Pertanian Bogor, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Universitas Padjajaran, Universitas Diponegoro, Universitas Negeri Jakarta, Universitas Sebelas Maret, Universitas Pradita, Universitas Bina Nusantara, Universitas Pelita Harapan dan Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya.
Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Nizam mengatakan bahwa saat ini pada era revolusi industri 4.0 seiring dengan merebaknya pandemi Covid-19 tidak menghalangi insan pendidik untuk terus maju dan berinovasi dalam pendidikan di tanah air, terutama dalam pemanfaatan teknologi terkini.
Untuk itu, Nizam berpesan agar kerja sama yang telah disepakati hari ini antara UT dengan perguruan tinggi mitra perlu terus dikembangkan. Diharapkan semakin banyak perguruan tinggi ataupun instansi pemerintah yang terlibat dalam marketplace ICE Institute ini, baik sebagai sumber ataupun pengguna materi pembelajaran.
“Harapan di masa mendatang, ICE Institute bisa menjadi marketplace pembelajar yang tidak terbatas di tingkat nasional saja. Namun dapat berkembang di tingkat regional hingga Internasional sehingga dapat memfasilitasi seluruh mahasiswa Indonesia tanpa adanya batesan tertentu,” harapnya melalui siaran pers, Kamis (6/5)
Pada kesempatan yang sama, Rektor Universitas Terbuka Ojat Darojat menekankan bahwa hadirnya ICE Institute di dunia pendidikan saat ini sebagai solusi dan jawaban untuk pemerintah agar dapat memfasilitasi murid belajar dimanapun berada.