Kemendikbudristek Buka Seri Perdana Bimtek Pengajaran BIPA di Luar Negeri
loading...
A
A
A
JAKARTA - Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi ( Kemendikbudristek ) melalui Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa) membuka seri perdana Bimbingan Teknis Pengajaran Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA) dengan sasaran khusus pengajar BIPA di luar negeri secara berseri berdasarkan kawasan regional.
Pada seri perdana, bimtek ini digelar daring bagi pengajar BIPA di wilayah Eropa, yaitu Inggris, Swiss, Spanyol, Jerman, dan Turki. Kegiatan ini secara umum bertujuan memperluas dan memperkuat jejaring pengajar BIPA, baik dalam DAN luar negeri serta bertujuan meningkatkan kompetensi pedagogis dan profesional para pengajar BIPA.
Kepala Badan Bahasa E. Aminudin Aziz mengatakan, bimtek ini adalah bagian dalam program internasionalisasi bahasa Indonesia melalui pengajaran BIPA. Dia mengatakan, program ini sudah dinantikan oleh para pengajar BIPA.
“Selain itu, peran guru sangat fundamental untuk menjamin keberlangsungan pengajaran BIPA karena ketika guru tidak cakap dalam mengajar maka muridnya akan merasa tidak nyaman dan akhirnya tidak melanjutkan,” katanya melalui siaran pers, Jumat (21/5).
Ia menambahkan, meski bimtek secara daring, materi yang akan disampaikan oleh para narasumber tetap materi standar pengajaran BIPA. Bahkan diperbarui dengan menambahkan materi tentang sastra Indonesia.
“Saya mengharapkan para peserta bimtek akan memperoleh pengayaan bahan yang bermanfaat sehingga pada saatnya nanti mereka bisa menyampaikan materi yang lebih otentik, misalnya dalam bentuk karya sastra, seperti puisi atau cerpen,” harapnya.
Menurutnya, pada bimtek kali ini para pengajar dibekali dengan pengetahuan dan wawasan sastra. Sehingga kompetensinya tidak hanya baik dalam berbahasa Indonesia, tetapi juga baik dalam bersastra Indonesia.
“Kami berterima kasih kepada KBRI London, KBRI Bern, KBRI Madrid, KBRI Berlin, dan KJRI Istanbul yang sudah memfasilitasi bimtek ini sebagai bentuk kerja sama yang saling menguntungkan karena ketika suatu program akan bertahan, maka itu akan menjadi legasi bahwa kita sudah membuat program yang bagus untuk diteruskan oleh para perwakilan kita,” tutur Aminudin.
Plt. Kepala Pusat Pengembangan dan Pelindungan Bahasa dan Sastra Dora Amalia melaporkan, kegiatan ini dilaksanakan secara daring pada 19-21 Mei 2021. Narasumber terdiri atas pakar dan praktisi pengajaran BIPA, pakar bahasa, dan pakar sastra yang akan menyampaikan materi terkait metodologi pengajaran BIPA, tata bahasa Indonesia dalam pengajaran BIPA dan sastra Indonesia dalam pengajaran BIPA.
Dora mengatakan, bimtek seri perdana ini diikuti oleh 44 peserta dari lima negara di Eropa dengan perincian, Inggris (13 peserta), Jerman (18 peserta), Spanyol (2 peserta), Swiss (4 peserta), dan Turki (3 orang). Dan untuk seri selanjutnya, bimtek bagi pengajar lokal BIPA di Papua Nugini akan dilaksanakan pada tanggal 24—26 Mei 2021.
Pada seri perdana, bimtek ini digelar daring bagi pengajar BIPA di wilayah Eropa, yaitu Inggris, Swiss, Spanyol, Jerman, dan Turki. Kegiatan ini secara umum bertujuan memperluas dan memperkuat jejaring pengajar BIPA, baik dalam DAN luar negeri serta bertujuan meningkatkan kompetensi pedagogis dan profesional para pengajar BIPA.
Kepala Badan Bahasa E. Aminudin Aziz mengatakan, bimtek ini adalah bagian dalam program internasionalisasi bahasa Indonesia melalui pengajaran BIPA. Dia mengatakan, program ini sudah dinantikan oleh para pengajar BIPA.
“Selain itu, peran guru sangat fundamental untuk menjamin keberlangsungan pengajaran BIPA karena ketika guru tidak cakap dalam mengajar maka muridnya akan merasa tidak nyaman dan akhirnya tidak melanjutkan,” katanya melalui siaran pers, Jumat (21/5).
Ia menambahkan, meski bimtek secara daring, materi yang akan disampaikan oleh para narasumber tetap materi standar pengajaran BIPA. Bahkan diperbarui dengan menambahkan materi tentang sastra Indonesia.
“Saya mengharapkan para peserta bimtek akan memperoleh pengayaan bahan yang bermanfaat sehingga pada saatnya nanti mereka bisa menyampaikan materi yang lebih otentik, misalnya dalam bentuk karya sastra, seperti puisi atau cerpen,” harapnya.
Menurutnya, pada bimtek kali ini para pengajar dibekali dengan pengetahuan dan wawasan sastra. Sehingga kompetensinya tidak hanya baik dalam berbahasa Indonesia, tetapi juga baik dalam bersastra Indonesia.
“Kami berterima kasih kepada KBRI London, KBRI Bern, KBRI Madrid, KBRI Berlin, dan KJRI Istanbul yang sudah memfasilitasi bimtek ini sebagai bentuk kerja sama yang saling menguntungkan karena ketika suatu program akan bertahan, maka itu akan menjadi legasi bahwa kita sudah membuat program yang bagus untuk diteruskan oleh para perwakilan kita,” tutur Aminudin.
Plt. Kepala Pusat Pengembangan dan Pelindungan Bahasa dan Sastra Dora Amalia melaporkan, kegiatan ini dilaksanakan secara daring pada 19-21 Mei 2021. Narasumber terdiri atas pakar dan praktisi pengajaran BIPA, pakar bahasa, dan pakar sastra yang akan menyampaikan materi terkait metodologi pengajaran BIPA, tata bahasa Indonesia dalam pengajaran BIPA dan sastra Indonesia dalam pengajaran BIPA.
Dora mengatakan, bimtek seri perdana ini diikuti oleh 44 peserta dari lima negara di Eropa dengan perincian, Inggris (13 peserta), Jerman (18 peserta), Spanyol (2 peserta), Swiss (4 peserta), dan Turki (3 orang). Dan untuk seri selanjutnya, bimtek bagi pengajar lokal BIPA di Papua Nugini akan dilaksanakan pada tanggal 24—26 Mei 2021.
(mpw)