Sistem Belajar Online Butuh Evaluasi
loading...
A
A
A
Masyarakat Tuntut Evaluasi
Segala bentuk kendala sistem belajar online diharapkan dapat dijadikan bahan evaluasi bagi pemerintah untuk menciptakan program yang lebih baik lagi dan sekaligus program yang mampu menciptakan rasa nyaman bagi para siswa dan orang tua. Para responden mengusulkan beberapa masukan.
Pertama, untuk meringankan beban orang tua secara ekonomi, masyarakat mengusulkan adanya upaya pemerintah untuk memberikan layanan internet gratis melalui kerjasama dengan provider internet. Begitupun masalah akses internet yang masih belum bisa menjangkau beberapa wilayah di Indonesia.
Upaya perluasan jaringan menjadi hal yang mendesak demi tercapainya pemerataan pendidikan ke seluruh pelosok negeri. Masukan lainnya adalah terkait dengan beban tugas dari pihak sekolah. Masyarakat berharap pemerintah bisa lebih bertindak tegas terhadap pihak sekolah dengan mengeluarkan kebijakan yang menjamin bahwa tugas-tugas yang diberikan pihak sekolah tidak sampai memberatkan para siswa.
Selain itu, kesulitan beberapa siswa untuk menggunakan aplikasi belajar tertentu juga membuahkan tuntutan adanya sosialisasi, edukasi dan penciptaan aplikasi serta sistem alternatif yang lebih meringankan siswa sehingga proses belajar mengajar tetap bisa berjalan efektif dan nyaman, tak hanya bagi siswa tapi juga orang tua siswa serta tenaga pengajar sendiri.
Dan yang terpenting, pemerintah juga perlu memberikan solusi terkait banyaknya anak-anak di Indonesia yang tidak memiliki gadget serta laptop karena ketidakmampuan ekonomi. Di Sumenep, Jawa Timur, untuk menyiasati kendala ini, seorang guru dengan sukarela menghampiri muridnya satu persatu setiap hari agar semua muridnya tetap bisa mendapatkan materi pendidikan.
Kondisi ini selayaknya dapat langsung ditindaklanjuti oleh pemerintah sehingga semua anak di negeri ini bisa tetap memperoleh layanan pendidikan meski dalam situasi bencana seperti sekarang ini.
(Wiendy Hapsari/Tika Vidya)
Segala bentuk kendala sistem belajar online diharapkan dapat dijadikan bahan evaluasi bagi pemerintah untuk menciptakan program yang lebih baik lagi dan sekaligus program yang mampu menciptakan rasa nyaman bagi para siswa dan orang tua. Para responden mengusulkan beberapa masukan.
Pertama, untuk meringankan beban orang tua secara ekonomi, masyarakat mengusulkan adanya upaya pemerintah untuk memberikan layanan internet gratis melalui kerjasama dengan provider internet. Begitupun masalah akses internet yang masih belum bisa menjangkau beberapa wilayah di Indonesia.
Upaya perluasan jaringan menjadi hal yang mendesak demi tercapainya pemerataan pendidikan ke seluruh pelosok negeri. Masukan lainnya adalah terkait dengan beban tugas dari pihak sekolah. Masyarakat berharap pemerintah bisa lebih bertindak tegas terhadap pihak sekolah dengan mengeluarkan kebijakan yang menjamin bahwa tugas-tugas yang diberikan pihak sekolah tidak sampai memberatkan para siswa.
Selain itu, kesulitan beberapa siswa untuk menggunakan aplikasi belajar tertentu juga membuahkan tuntutan adanya sosialisasi, edukasi dan penciptaan aplikasi serta sistem alternatif yang lebih meringankan siswa sehingga proses belajar mengajar tetap bisa berjalan efektif dan nyaman, tak hanya bagi siswa tapi juga orang tua siswa serta tenaga pengajar sendiri.
Dan yang terpenting, pemerintah juga perlu memberikan solusi terkait banyaknya anak-anak di Indonesia yang tidak memiliki gadget serta laptop karena ketidakmampuan ekonomi. Di Sumenep, Jawa Timur, untuk menyiasati kendala ini, seorang guru dengan sukarela menghampiri muridnya satu persatu setiap hari agar semua muridnya tetap bisa mendapatkan materi pendidikan.
Kondisi ini selayaknya dapat langsung ditindaklanjuti oleh pemerintah sehingga semua anak di negeri ini bisa tetap memperoleh layanan pendidikan meski dalam situasi bencana seperti sekarang ini.
(Wiendy Hapsari/Tika Vidya)
(maf)