Keren, Mahasiswi Indonesia Raih Disertasi PhD Terbaik dari Universitas Belanda

Jum'at, 02 Juli 2021 - 17:36 WIB
loading...
Keren, Mahasiswi Indonesia...
Universitas Groningen, Belanda memberi penghargaan disertasi terbaik tahun 2020 kepada Isti Hidayati pada acara Summer Ceremony.. Foto/Ist
A A A
JAKARTA - Universitas Groningen, Belanda memberi penghargaan disertasi terbaik tahun 2020 kepada Isti Hidayati pada acara Summer Ceremony. Disertasi yang berjudul ‘Understanding mobility inequality: A socio-spatial approach to analyse transport and land use in Southeast Asian metropolitan cities’ ini membuatnya mendapatkan hadiah sebesar €7.500.

Setiap tahunnya, lebih dari 1.000 mahasiswa internasional lulus dari Universitas Groningen. Oleh karena itu Upacara Musim Panas diselenggarakan sebagai acara perpisahan kepada semua siswa internasional yang lulus.

Baca juga: Raeni, Mahasiswa yang Lulus Diantar Bapak Naik Becak Kini Jadi Doktor di Birmingham Inggris

Beberapa alumni berprestasi juga akan mendapatkan penghargaan pada acara ini. Salah satunya Isti Hidayati yang akan menerima Wierenga-Rengerink Prize. Wierenga-Rengerink Prize diberikan sejak 2015 kepada mahasiswa PhD yang menurut juri telah menulis disertasi terbaik versi University of Groningen, Belanda.

Setiap fakultas menominasikan satu calon, memilih dari disertasi yang telah diberikan penghargaan cum laude oleh fakultas dan melalui proses seleksi ini, juri yang terdiri dari rektor dan mantan rektor University of Groningen memilih pemenang akhir.

Keluarga Wierenga-Rengerink menyediakan hadiah berupa uang tunai melalui Ubbo Emmius Fund. Hadiah ini dapat digunakan untuk pengembangan pendidikan lanjutan.

Baca juga: 56.247 Calon Mahasiswa Bersaing Ketat di Ujian Mandiri Undip

Sejak kuliah S1 di Universitas Gadjah Mada, dan juga saat kuliah S2 di Universität Stuttgart, Jerman, Isti sudah tertarik pada isu transportasi dan kesetaraan. Isti prihatin melihat kondisi transportasi di Indonesia yang semakin bergantung pada kendaraan pribadi, apalagi di Jogja.

Isti menjelaskan, dia membandingkan ketika dia masih sekolah dan kerap menggunakan transportasi umum. Sedangkan saat ini, banyak siswa yang memilih diantar menggunakan kendaraan pribadi, ojek online, fasilitas antar-jemput atau membawa kendaraan sendiri.

“Padahal, saya merasa pengalaman naik angkutan umum itu menarik, bisa bertemu banyak orang dan melihat aktivitas orang lain. Kalau lagi suntuk, ketemu simbah-simbah yang selesai jualan di angkot dan cerita gimana hasil jualan hari ini, itu bisa bikin saya senang,” katanya melalui siaran pers, Jumat (2/7).

Baca juga: Beasiswa Unggulan Kemendikbudristek Dibuka Hari Ini, Berikut Link-nya

“Di sisi lain, saya juga pernah mengalami racism ketika saya travelling di luar negeri (karena saya pakai kerudung), yang saya pikir tidak adil. Saya bayangkan ada banyak orang yang juga mengalami racism dan pengalaman tersebut dapat menghalangi mereka bepergian,” lanjutnya.

“Di sini saya tertarik untuk lebih mendalami tentang pengalaman ketika melakukan perjalanan dan bahwa masing-masing individu tentunya punya pengalaman yang berbeda-beda,” tuturnya.

Pada Desember 2020, Isti menyelesaikan sidang disertasi dengan predikat cum laude. Ia menulis disertasinya di bawah bimbingan promotor Prof. Claudia Yamu dan Prof. Ronald Holzacker serta supervisor Dr. Wendy Tan.

Gelar PhD diraih dengan masa studi yang terhitung cepat (1 Februari 2017 - 10 Desember 2020). Menurut Isti, ini dikarenakan supervisor dan promotor bisa bekerja secara paralel.

Dalam disertasinya, Isti menawarkan wawasan spasial sosial tentang ketimpangan mobilitas melalui studi kasus empiris di Jakarta dan Kuala Lumpur, sebagai contoh tipikal kota-kota besar di Asia Tenggara.

Kesimpulan yang ditarik adalah, perbedaan kemampuan dalam melakukan mobilitas (mobility inequality) memberi pengaruh negatif bagi masyarakat marginal (umumnya perempuan, masyarakat berpenghasilan rendah, mereka dengan disabilitas).

Dan perbedaan kemampuan tersebut dipengaruhi oleh ruang terbangun, misalnya konfigurasi jalan, fungsi dan bentuk bangunan, dan praktik sosial, misalnya ketergantungan pada kendaraan pribadi.

Pengalaman yang dialami saat penelitian yang dia sukai ialah bertemu banyak orang yang membantu dan memiliki ketertarikan yang sama. Dia pun belajar hal baru seperti tahu gang-gang kecil di Jakarta dan Kuala Lumpur, tempat jajanan enak, dan pengalaman lain saat travelling. Meski disisi lain dia sempat stress saat pengumpulan data.

Isti juga menambahkan, dukungan dari supervisor dan teman-teman Universitas Groningen, perkumpulan pelajar Indonesia, serta keprofesionalitasan LPDP yang tidak pernah telat memberi uang beasiswa, ikut membantunya mengurangi stress, sehingga bisa mencapai prestasi ini.

Dalam siaran persnya, Direktur Nuffic Neso Indonesia, Peter van Tuijl, mengucapkan selamat atas prestasi yang diraih oleh Isti Hidayati. Peter berharap semoga prestasi anak bangsa ini bisa menambah motivasi para pelajar Indonesia lainnya dalam bersaing di kancah internasional.
(mpw)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Berita Terkait
Majelis Masyayikh-Kemenag...
Majelis Masyayikh-Kemenag Rancang Standar Mutu Pendidikan Pesantren Jenjang Pascasarjana
Siti Fadila, Wisudawan...
Siti Fadila, Wisudawan Termuda UGM yang Raih Gelar Magister di Usia 22 Tahun
Bahlil Disanksi Revisi...
Bahlil Disanksi Revisi Disertasi, Rektor UI: Persoalan Ini Sudah Selesai
Riwayat Pendidikan Chandra...
Riwayat Pendidikan Chandra Wijaya, Dosen Promotor Bahlil Lahadalia yang Disanksi UI
UI Soal Desakan Pembatalan...
UI Soal Desakan Pembatalan Gelar Doktor Bahlil: Tidak Relevan
UI: Bahlil Belum Lulus,...
UI: Bahlil Belum Lulus, Tuntutan Pembatalan Disertasi Tidak Tepat
Ashanty Lulus Ujian...
Ashanty Lulus Ujian Proposal Disertasi S3, Raih Nilai A
Trimedya Dorong Pengelolaan...
Trimedya Dorong Pengelolaan Barang Sitaan dan Rampasan Jadi Motor Pemasukan Negara
Polemik Disertasi Bahlil,...
Polemik Disertasi Bahlil, Iluni UI Desak Rektor Bersikap Tegas
Rekomendasi
Bantu Pulangkan PMI...
Bantu Pulangkan PMI Terlantar di Turki, DPD RI: Pekerja Migran Harus Dilindungi
Diperiksa Soal Ijazah...
Diperiksa Soal Ijazah Palsu Jokowi, Roy Suryo Ditanya Mengenai Riwayat Hidup
Ciptakan Lapangan Kerja,...
Ciptakan Lapangan Kerja, HT: Infrastruktur Penting dalam Menyambut Bonus Demografi
Dompet Dhuafa Salurkan...
Dompet Dhuafa Salurkan 35.000 Hewan Kurban ke Penjuru Nusantara hingga Palestina
Raline Shah Gantikan...
Raline Shah Gantikan Luna Maya sebagai Ketua Jomblo Indonesia, Patokannya Sekarang 41 Tahun
5 Fakta Ayesha Farooq,...
5 Fakta Ayesha Farooq, Pionir Pilot Tempur Wanita Pakistan yang Menembus Batas Gender
Berita Terkini
UUM dan Uhamka Perpanjang...
UUM dan Uhamka Perpanjang Kerja Sama Strategis Bidang Pendidikan
Daftar Gaji PPPK 2025...
Daftar Gaji PPPK 2025 Golongan 1 hingga 17, Cek Nominal Terbaru di Sini
Darunnajah Hadirkan...
Darunnajah Hadirkan Akademisi Dunia dalam ICOP 2025
4 Perbedaan PNS Pusat...
4 Perbedaan PNS Pusat dan Daerah, Gajinya Besaran Mana?
Libatkan BEM, Kemendiktisaintek...
Libatkan BEM, Kemendiktisaintek Luncurkan Program Mahasiswa Berdampak
5 Sekolah Kedinasan...
5 Sekolah Kedinasan Semi Militer untuk Jadi Calon PNS, Nomor 1 Ahli Intelijen
Infografis
Benarkah Kapal Nabi...
Benarkah Kapal Nabi Nuh Kayunya Berasal dari Indonesia?
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved