Hindari Konflik, Universitas Mercu Buana Kenalkan Komunikasi antar Budaya

Selasa, 17 Agustus 2021 - 21:54 WIB
loading...
Hindari Konflik, Universitas Mercu Buana Kenalkan Komunikasi antar Budaya
Magister Ilmu Komunikasi, UMB menggelar konferensi nasional komunikasi social volenteering Menabur Budaya Kebaikan Indonesia Kepada Semua Bangsa Melalui Komunikasi Antar Budaya. Foto/Dok UMB
A A A
JAKARTA - Indonesia negara yang kaya budaya . Punya 718 bahasa, 352 jenis tarian tradisional, 17.508 pulau, dan 34 Propinsi, serta mengakui 7 religi. Meski demikian, Indonesia juga merupakan negara yang terbuka dan ramah pada bangsa asing.

Indonesia juga merupakan negara yang dilalui jalur perdagangan dan pelayaran dunia, seperti negara-negara Asia Timur dengan negara-negara di Eropa, Timur Tengah dan India. Kapal-kapal dagang dari Jepang, Cina dan negara Asia Timur lainnya yang menuju ke Eropa, juga akan melalui Indonesia, demikian sebaliknya. Indonesia juga dilalui jalur perdagangan antara Asia ke Australia dan Selandia Baru.



Kondisi ini membawa pengaruh besar bagi Indonesia, baik secara sosial, ekonomi, maupun budaya. Karena menjadi jalur lalu lintas pelayaran dan perdagangan dunia, maka bangsa Indonesia telah lama menjalin interaksi sosial dengan bangsa lain. Selain interaksi dalam bidang perdagangan terjalin pula interaksi dalam bidang sosial dan budaya.

Apalagi secara geografis, Indonesia terletak di antara dua benua dan dua samudera. Benua Asia dan Benua Australia, dan di antara 2 samudera, yaitu Samudera Hindia dan Samudera Pasifik. Dikelilingi 10 negara, ada Singapura, Malaysia, Thailand, India, Vietnam, Filipina, dan Palau di sebelah utara, dan di sebelah Selatan ada Timor Leste, dan Australia. Sedangkan di sebelah Timur ada negara Papua Nugini, dan di sebelah Barat ada Samudera Hindia.

Hidup berdampingan dengan banyak negara tetangga, tentu saja terkadang menimbulkan konflik. Selain akibat perbedaan budaya, juga karena adanya sikap pro dan kontra, salah persepsi, dan kurangnya sikap saling menghargai misalnya. Padahal jumlah bangsa Indonesia yang bekerja dan tinggal menetap di luar negeri juga banyak.



Menurut data BPS tahun 2014, setidaknya ada sekitar 45.699 warganegara Indonesia yang tinggal menetap di luar negeri. Terdiri atas 36.702 laki-laki dan 8.997 perempuan. Semua ini tentu saja membawa pengaruh bagi citra dan reputasi Indonesia, terutama bila muncul persoalan komunikasi akibat berbeda budaya.

Agar tidak salah persepsi dan untuk menghindari konflik, serta agar komunikasi efektif, dan sebagai upaya menjembatani berbagai persoalan komunikasi antar pihak berbeda budaya, serta untuk menyatakan identitas & integritas bangsa, Universitas Mercu Buana , melalui program Magister Ilmu Komunikasi, memperkenalkan komunikasi antar budaya, sebagai cara menabur budaya kebaikan Indonesia kepada semua bangsa.

Acara ini bersifat free, dan bisa diikuti oleh siapa saja. Acara social volenteering ini sebagai bentuk pengabdian kepada masyarakat dari Magister Ilmu Komunikasi, Universitas Mercu Buana. Diselenggarakan pada Minggu, 15 Agustus 2021, mengusung tema “Menabur Budaya Kebaikan Indonesia Kepada Semua Bangsa Melalui Komunikasi Antar Budaya”.

Menghadirkan pembicara dari dalam negeri dan luar negeri. Dari negara Australia (Gaby Yarmias), Portugal (Mia das Neves Syamsu), dan German (Tasha Schumi). Sebagai Keynote Speaker, Dr. Rosmawaty Hilderiah Pandjaitan, S.Sos., M.T. Acara dibuka oleh Kaprodi Magister Ilmu Komunikasi Universitas Mercu Buana, Dr. Heri Budianto, M.Si. Acara dipandu oleh MC dalam dua bahasa, yaitu bahasa Indonesia oleh Rosidah, S.Psi dan bahasa Inggris oleh Fanny Rofalina, S.Kom, dengan moderator oleh Debby Heidelina, S.I.Kom, dan Sugeng Andriyanto sebagai operator.

Diikuti lebih dari 100 peserta, dari dalam dan luar negeri. Termasuk dari Jerman, Moscow (Rusia), Lisabon, Portugal, Prancis, dan Australia. Acara semula diperkirakan dua jam, namun akibat antusias peserta, acara baru berakhir setelah 3 jam lebih, yaitu pukul 17.22 waktu Indonesia bagian Barat.

Banyak pesan bijak dari para narasumber. Sekalipun sudah tinggal lebih dari 10 tahun di luar negeri, narasumber dari luar negeri mengaku tetap cinta dan bangga pada Indonesia, dan tidak lupa juga menabur budaya kebaikan Indonesia kepada semua bangsa melalui komunikasi antar budaya.

Misalnya dengan cara mengibarkan bendera Merah Putih setiap sampai di puncak gunung yang didaki di negara manapun juga, memakai batik atau tenun sebagai pakaian yang menjadi ciri khas Indonesia, memperkenalkan tarian tradisional, adat istiadat, etiket cara bersalaman, bahasa Indonesia, sikap ramah tamah dan tradisi gotong royong, serta lagu dan aneka masakan khas Indonesia, berikut keindahan alam Indonesia.

Berikut sepenggal pesan bijak dan pantun dari Keynote speaker, Dr. Rosmawaty Hilderiah Pandjaitan, atau yang biasa disapa dengan sebutan Bunda Rossa, sebagai salah satu tips agar mampu menabur budaya kebaikan Indonesia kepada semua bangsa melalui komunikasi antar budaya.

Mengutip pesan pijak dari pakar komunikasi, DeVito (1997), “hindarilah kecenderungan untuk mengevaluasi nilai-nilai, kepercayaan, perilaku dari suatu budaya sebagai lebih baik daripada nilai-nilai, kepercayaan dan perilaku dari budaya lain”.

Sedangkan sebagai pantun penutup karya Bunda Rossa, “Cintaku padamu bagaikan nafas, ‘tak akan kutahan agar kau tak lepas. Sejauh & setinggi apapun diriku terbang lepas, Pancasila dan Merah Putih selalu jadi identitas”.
(mpw)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1349 seconds (0.1#10.140)