Dosen IPB University Berbagi Tips Gunakan Teknologi Digital Sehat dan Aman
loading...
A
A
A
JAKARTA - Dosen Sekolah Vokasi IPB University Dr Doni Yusri memberikan materi tentang pemanfaatan internet dan penggunaan teknologi digital secara sehat dan aman.
Menurutnya, saat ini ada sekitar 75 % dari total penduduk Indonesia yang menjadi pengguna aktif internet . Tentu saja semestinya pemanfaatan tersebut memberikan nilai positif seperti mendapat pengetahun, hiburan, berkomunikasi, ruang entertainment, hingga kesempatan berbisnis.
Namun dalam kenyataannya ada banyak dampak buruk yang didapat oleh pengguna seperti konflik verbal, kekerasan yang disuguhkan baik dalam kata, audio, maupun video. Juga dampak buruk kecanduan, kejahatan siber, hingga kasus-kasus kriminalitas pornografi dan masih banyak lagi.
“Dampak-dampak buruk tersebut bisa saja hadir tanpa dibutuhkan oleh pengguna. Bahkan dampak buruk bisa saja menyasar dunia pendidikan. Karena itu, baik anak didik maupun tenaga didik sebaiknya menggunakan saluran atau fitur-fitur resmi dalam proses belajar mengajar,” ujarnya melalui siaran pers, Kamis (2/9/2021).
Peneliti Pusat Studi Pembangunan Pertanian dan Pedesaan (PSP3) IPB University ini menjelaskan, untuk menghindari kejahatan maupun dampak buruk lainnya, Dr Doni menyarankan agar pengguna media sosial menggunakan tips cukup tahu tapi tidak memberi tahu.
“Dalam artian, terkadang ketika kita menggunakan berbagai aplikasi dan fitur media sosial maka ada saja link atau situs yang “nyelonong” tanpa kita kehendaki. Mau tidak mau kita jadi tahu. Maka langsung saja dihapus atau ditolak,” ujarnya.
“Cara lainnya tentu saja rutin merawat aplikasi dan fitur dengan rutin mengganti password atau memberlakukan dua faktor otentifikasi identitas. Tentang password ini selain rutin diganti juga hendaknya sangat rahasia dan pribadi,” imbuhnya.
Ia menambahkan saat ini, kita hidup di dua alam yakni dunia nyata dan dunia maya. Layaknya di dunia nyata, kita diminta untuk menjadi masyarakat yang berguna dan bermanfaat, begitu juga di dunia maya. Setiap orang hendaknya melawan hoak, menjauhi ujaran kebencian, fitnah, dan hujatan dengan selalu mengkritisi dan tabayyun dengan berita-berita yang diterima.
“Bila perlu, kita harus tahu juga siapa dan apa maksud berita dan pesan itu. Tidak ada salahnya untuk objektif dan menghindari rasa benci dan suka yang berlebihan dengan individu, organisasi, atau masyarakat tertentu,” ujar pengajar di Program Studi Manajemen Industri di Sekolah Vokasi IPB University ini.
Menurutnya, saat ini ada sekitar 75 % dari total penduduk Indonesia yang menjadi pengguna aktif internet . Tentu saja semestinya pemanfaatan tersebut memberikan nilai positif seperti mendapat pengetahun, hiburan, berkomunikasi, ruang entertainment, hingga kesempatan berbisnis.
Namun dalam kenyataannya ada banyak dampak buruk yang didapat oleh pengguna seperti konflik verbal, kekerasan yang disuguhkan baik dalam kata, audio, maupun video. Juga dampak buruk kecanduan, kejahatan siber, hingga kasus-kasus kriminalitas pornografi dan masih banyak lagi.
“Dampak-dampak buruk tersebut bisa saja hadir tanpa dibutuhkan oleh pengguna. Bahkan dampak buruk bisa saja menyasar dunia pendidikan. Karena itu, baik anak didik maupun tenaga didik sebaiknya menggunakan saluran atau fitur-fitur resmi dalam proses belajar mengajar,” ujarnya melalui siaran pers, Kamis (2/9/2021).
Peneliti Pusat Studi Pembangunan Pertanian dan Pedesaan (PSP3) IPB University ini menjelaskan, untuk menghindari kejahatan maupun dampak buruk lainnya, Dr Doni menyarankan agar pengguna media sosial menggunakan tips cukup tahu tapi tidak memberi tahu.
“Dalam artian, terkadang ketika kita menggunakan berbagai aplikasi dan fitur media sosial maka ada saja link atau situs yang “nyelonong” tanpa kita kehendaki. Mau tidak mau kita jadi tahu. Maka langsung saja dihapus atau ditolak,” ujarnya.
“Cara lainnya tentu saja rutin merawat aplikasi dan fitur dengan rutin mengganti password atau memberlakukan dua faktor otentifikasi identitas. Tentang password ini selain rutin diganti juga hendaknya sangat rahasia dan pribadi,” imbuhnya.
Ia menambahkan saat ini, kita hidup di dua alam yakni dunia nyata dan dunia maya. Layaknya di dunia nyata, kita diminta untuk menjadi masyarakat yang berguna dan bermanfaat, begitu juga di dunia maya. Setiap orang hendaknya melawan hoak, menjauhi ujaran kebencian, fitnah, dan hujatan dengan selalu mengkritisi dan tabayyun dengan berita-berita yang diterima.
“Bila perlu, kita harus tahu juga siapa dan apa maksud berita dan pesan itu. Tidak ada salahnya untuk objektif dan menghindari rasa benci dan suka yang berlebihan dengan individu, organisasi, atau masyarakat tertentu,” ujar pengajar di Program Studi Manajemen Industri di Sekolah Vokasi IPB University ini.
(mpw)