Ingat Saat Kuliah, Ketua DPR Wejang Ratusan Mahasiswa Magang di Senayan
loading...
A
A
A
JAKARTA - Ketua DPR Puan Maharani memberikan kuliah singkat kepada ratusan mahasiswa yang menjadi peserta program Magang di Rumah Rakyat. Materi yang disampaikan seputar kerja diplomasi parlemen, cara menyerap dan menyalurkan aspirasi masyarakat, termasuk mengenai pembahasan rancangan undang-undang di DPR.
"Kalian akan bisa lihat dan alami sendiri kerja-kerja politik yang dilakukan DPR. Seperti kerja diplomasi parlemen lalu bagaimana DPR menyerap dan menyalurkan aspirasi masyarakat. Setiap hari selalu ada aspirasi masyarakat yang masuk dan diperjuangkan di DPR,” Kata Puan saat pemaparan dihadapan ratusan mahasiswa magang di Rumah Rakyat, Selasa (28/9/2021).
Magang di rumah wakil rakyat merupakan salah satu program Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) dalam rangka Merdeka Belajar-Kampus Merdeka. Setidaknya, dari sekitar 7 ribu mahasiswa yang mendaftar untuk bisa magang di Senayan, hanya 150 mahasiswa yang diterima.
Alumni FISIP UI ini berharap program tersebut dapat membuat mahasiswa turut menjadi bagian dari kerja-kerja politik untuk memajukan Indonesia. Melalui program Magang di Rumah Rakyat, ia mengajak mahasiswa belajar mendengarkan aspirasi dari masyarakat yang datang dari berbagai golongan.
“Ada mekanismenya yang diatur dalam Tata Tertib DPR seperti melalui Rapat Dengar Pendapat Umum dan berbagai kunjungan kerja untuk berdialog dengan kelompok-kelompok masyarakat, yang kehidupannya dapat terdampak oleh sebuah RUU yang akan disahkan,” jelas Puan.
Para peserta juga bisa belajar mengenai proses penyusunan APBN, yang dipersiapkan dari satu tahun sebelumnya. Mulai dari perencanaan dan penganggaran, pembahasan di berbagai rapat antara DPR bersama dengan Pemerintah hingga kemudian akhirnya ditetapkan lalu dilaksanakan, dilaporkan, dan dipertanggungjawabkan.
Mantan Menko PMK ini juga menilai program Magang di Rumah Rakyat bagus dilakukan sebagai bentuk riset untuk melengkapi keahlian mahasiswa dengan pola pikir yang sistematis. Dengan begitu, mahasiswa bisa mendapat modal pengalaman saat bekerja nanti.
Puan berharap, berbagai pengetahuan dan keahlian yang didapat mahasiswa selama magang di DPR akan menjadi bekal berharga di masa depan.
Proses magang ini bukan hanya sekadar mengejar jumlah SKS, tetapi bagian dari proses perjalanan agar mahasiswa menjadi manusia yang merdeka dalam berpikir serta berimbang antara pengetahuan teori dengan aplikasi di dunia nyata.
“Dan saya sarankan kalian nikmati yang namanya proses ini, nikmati masa-masa kalian belajar, baik di kampus maupun selama magang karena masa muda adalah masa yang tidak bisa tergantikan,” sebut Puan.
Dia berharap program Kampus Merdeka Kemendikbudristek bisa menjadikan mahasiswa semakin bertumbuh menjadi sumber daya manusia (SDM) unggul. Sebab masa depan bangsa ada di tangan mahasiswa sebagai generasi penerus.
Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi Kemendikbudristek Paristiyanti Nurwardani mengungkapkan, program magang mahasiswa itu bertujuan untuk menyinergikan perguruan tinggi dengan industri dan kehidupan nyata.
Dalam praktiknya, aktivitas Kampus Merdeka telah berhasil membantu untuk menghilangkan sekat antara perguruan tinggi dan industri.
Dalam program Kampus Merdeka, kata dia, ada satu program yang paling diminati. Yakni, MSIB. Lebih dari 70 persen mahasiswa dari 1 juta pendaftar memilih untuk mengikuti program magang tersebut. ”DPR menjadi salah satu mitra favorit yang dipilih mahasiswa,” ujarnya.
Setidaknya, ada sekitar 7 ribu mahasiswa yang mendaftar untuk bisa magang di Senayan. Namun, hanya 150 orang yang diterima.
Paris berharap program Merdeka Belajar Kampus Merdeka dapat membantu menciptakan SDM yang berkualitas. Dia yakin para mahasiswa akan dididik dan mendapat pengalaman yang istimewa selama satu semester magang.
"Kalian akan bisa lihat dan alami sendiri kerja-kerja politik yang dilakukan DPR. Seperti kerja diplomasi parlemen lalu bagaimana DPR menyerap dan menyalurkan aspirasi masyarakat. Setiap hari selalu ada aspirasi masyarakat yang masuk dan diperjuangkan di DPR,” Kata Puan saat pemaparan dihadapan ratusan mahasiswa magang di Rumah Rakyat, Selasa (28/9/2021).
Magang di rumah wakil rakyat merupakan salah satu program Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) dalam rangka Merdeka Belajar-Kampus Merdeka. Setidaknya, dari sekitar 7 ribu mahasiswa yang mendaftar untuk bisa magang di Senayan, hanya 150 mahasiswa yang diterima.
Alumni FISIP UI ini berharap program tersebut dapat membuat mahasiswa turut menjadi bagian dari kerja-kerja politik untuk memajukan Indonesia. Melalui program Magang di Rumah Rakyat, ia mengajak mahasiswa belajar mendengarkan aspirasi dari masyarakat yang datang dari berbagai golongan.
“Ada mekanismenya yang diatur dalam Tata Tertib DPR seperti melalui Rapat Dengar Pendapat Umum dan berbagai kunjungan kerja untuk berdialog dengan kelompok-kelompok masyarakat, yang kehidupannya dapat terdampak oleh sebuah RUU yang akan disahkan,” jelas Puan.
Para peserta juga bisa belajar mengenai proses penyusunan APBN, yang dipersiapkan dari satu tahun sebelumnya. Mulai dari perencanaan dan penganggaran, pembahasan di berbagai rapat antara DPR bersama dengan Pemerintah hingga kemudian akhirnya ditetapkan lalu dilaksanakan, dilaporkan, dan dipertanggungjawabkan.
Mantan Menko PMK ini juga menilai program Magang di Rumah Rakyat bagus dilakukan sebagai bentuk riset untuk melengkapi keahlian mahasiswa dengan pola pikir yang sistematis. Dengan begitu, mahasiswa bisa mendapat modal pengalaman saat bekerja nanti.
Puan berharap, berbagai pengetahuan dan keahlian yang didapat mahasiswa selama magang di DPR akan menjadi bekal berharga di masa depan.
Proses magang ini bukan hanya sekadar mengejar jumlah SKS, tetapi bagian dari proses perjalanan agar mahasiswa menjadi manusia yang merdeka dalam berpikir serta berimbang antara pengetahuan teori dengan aplikasi di dunia nyata.
“Dan saya sarankan kalian nikmati yang namanya proses ini, nikmati masa-masa kalian belajar, baik di kampus maupun selama magang karena masa muda adalah masa yang tidak bisa tergantikan,” sebut Puan.
Dia berharap program Kampus Merdeka Kemendikbudristek bisa menjadikan mahasiswa semakin bertumbuh menjadi sumber daya manusia (SDM) unggul. Sebab masa depan bangsa ada di tangan mahasiswa sebagai generasi penerus.
Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi Kemendikbudristek Paristiyanti Nurwardani mengungkapkan, program magang mahasiswa itu bertujuan untuk menyinergikan perguruan tinggi dengan industri dan kehidupan nyata.
Dalam praktiknya, aktivitas Kampus Merdeka telah berhasil membantu untuk menghilangkan sekat antara perguruan tinggi dan industri.
Dalam program Kampus Merdeka, kata dia, ada satu program yang paling diminati. Yakni, MSIB. Lebih dari 70 persen mahasiswa dari 1 juta pendaftar memilih untuk mengikuti program magang tersebut. ”DPR menjadi salah satu mitra favorit yang dipilih mahasiswa,” ujarnya.
Setidaknya, ada sekitar 7 ribu mahasiswa yang mendaftar untuk bisa magang di Senayan. Namun, hanya 150 orang yang diterima.
Paris berharap program Merdeka Belajar Kampus Merdeka dapat membantu menciptakan SDM yang berkualitas. Dia yakin para mahasiswa akan dididik dan mendapat pengalaman yang istimewa selama satu semester magang.
(mpw)