Solidaritas Sosial Minimalisir Potensi Gangguan Kesehatan Mental

Jum'at, 15 Oktober 2021 - 09:00 WIB
loading...
Solidaritas Sosial Minimalisir...
Foto: Doc. HIMPSI Jaya
A A A
JAKARTA - Polarisasi atau kesenjangan sosial yang semakin melebar akhir-akhir ini di masyarakat dunia mendapat perhatian khusus dari World Federation of Mental Health.

Perhatian tersebut diwujudkan dalam pilihan tema Hari Kesehatan Mental Dunia yaitu "Kesehatan Mental dalam Dunia yang Tidak Setara" (Mental Health in an Unequal World).

Terlebih pandemi Covid-19 menambah tekanan tersendiri karena kehidupan sosial menjadi terbatas dan berpotensi mengakibatkan rasa kesepian, keterasingan bahkan depresi dan gangguan mental lainnya.

Peran solidaritas sosial menjadi penting untuk meningkatkan kesehatan mental masyarakat termasuk masyarakat Indonesia. Dengan solidaritas sosial maka kesenjangan sosial dapat dipersempit dan potensi gangguan kesehatan mental dapat diminimalisir. Dalam konteks Indonesia perlu digarisbawahi bahwa solidaritas sosial tersebut harus diselenggarakan dalam bingkai Kebhinekaan sebagai karakteristik masyarakat Indonesia.

Oleh karena itu, untuk memperingati Hari Kesehatan Mental Dunia 2021 pada 10 Oktober 2021, HIMPSI Jaya memilih tema: “Solidaritas Sosial dalam Kebhinekaan: Ekspresi Mental Masyarakat".

Tema tersebut menjadi payung besar beragam kegiatan untuk memperingati Hari Kesehatan Mental. Di dalamnya terdapat sosialisasi dan edukasi tema melalui media sosial, penghargaan kepada komunitas terpuji yang giat melakukan solidaritas sosial, pelayanan psikologi gratis untuk berbagai kalangan, khususnya yang termarjinalkan yang diwujudkan dalam bentuk Bakti Sosial di beberapa lokasi.

Bakti Sosial pertama dilakukan di Panti Rehabilitasi Mental (ODGJ) Al Fajar Berseri pada 19 September 2021. Bakti Sosial kedua dilakukan di Panti Werdha PNIEL pada 24 September 2021.

Bakti Sosial ketiga dilakukan di Panti Rehabilitasi Mental (ODGJ) Jamrud Biru pada tanggal 25 September 2021. Terakhir Himpsi Jaya mengunjungi Rumah Sahabat Anak Puspita pada 5 Oktober 2021, dimana dalam kesempatan tersebut hadir pula Walikota Jakarta Timur M. Anwar di Rumah Sahabat Anak, Himpsi Jaya. Ia membagikan buku Sahabat Anak yang disusun oleh Muhammad Chalid dari Himpsi Jaya.

Himpsi Jaya juga melakukan psikoedukasi, memberikan bingkisan, memberikan hiburan serta melakukan aktivitas bersama penghuni panti. Hal yang sama juga dilakukan Himpsi Jaya di ketiga panti lainnya.

Adapun untuk kegiatan bersama Lembaga Pemasyarakatan dilakukan pada 5 dan 7 Oktober 2021 di Jakarta. Himpsi Jaya mengunjungi Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) kelas II. Dalam hal ini dilakukan kegiatan pendampingan korban terorisme dengan cara mengajak adik-adik AnDik (WBP anak).

Terdapat pula Telekonseling yang berlangsung sejak 1 hingga 31 oktober 2021. Total ada 1000 orang yang mendaftar, serta Edukasi Kesehatan Mental kepada masyarakat melalui media sosial (Instagram dan Facebook) melalui lomba Bentangan 1000 Poster yang berlangsung dari 17-23 Oktober 2021.

Kegiatan Kurasi dan Penghargaan terhadap Komunitas Pelaku Solidaritas Sosial juga dilakukan dengan kriteria kegotongroyongan, berbasis kerelawanan, memiliki sasaran kegiatan yang inklusif, independen (tidak mewakili kepentingan politik atau perusahaan), mengupayakan solusi praktis sesuai kebutuhan, serta sudah dilaksanakan berulang kali dan memiliki dokumentasi kegiatan. Dalam hal ini, terpilihlah Harmoni Warna Indonesia, SeMut IJOers, #SaveJanda, GENG Indonesia, Bintang Ungu, dan Mahina Sanusa sebagai komunitas terpuji.

Dalam rangkaian acara Festival Solidaritas Sosial ini diselenggarakan pula Pelatihan Psychological First Aid (Dukungan Psikologis Awal) bagi masyarakat. Ini bertujuan agar mereka dapat menolong dirinya sendiri dan orang-orang di sekitarnya yang memiliki permasalahan psikologis.

Di samping itu diselenggarakan tiga Webinar pada 6, 9, dan 16 Oktober 2021. Pada 6 Oktober 2021 Himpsi Jaya menyelenggarakan webinar yang berjudul "Menata Hati Caregiver", dengan narasumber Dra. Dharmayati Utoyo Lubis, MA., PhD, Psikolog yang menyampaikan bahwa siapa saja dapat menjadi caregiver, karena ini bukan tentang hanya merawat orang yang sudah tua, tetapi suami, istri, bahkan anak.

Meski begitu, sekitar 70% caregiver rentan memiliki penyakit yang berbahaya karena lupa memberi perhatian terhadap diri sendiri. Maka penting untuk menata hati caregiver agar tetap sehat secara fisik maupun psikis. Salah satu caranya dengan berkomunikasi, me time ketika menyadari bahwa diri sudah lelah atau bahkan mengalami burn out, dan mencari support system dan juga memberikan perkataan positif kepada diri sendiri bahwa sudah berhasil menjadi caregiver .

Pada 9 Oktober 2021 juga berlangsung webinar bertajuk "Solidaritas Sosial dalam Kebhinekaan; Ekspresi Kesehatan Mental Masyarakat Indonesia". Dr. Eko Aditya Meinarno menyampaikan bahwa wujud tingkah laku solidaritas sosial adalah gotong royong.

Ia juga menyampaikan kedermawanan tidak secara tiba-tiba muncul tetapi didasari oleh latihan sosial yang membuat kita jadi membantu orang lain. Namun tantangan saat ini adalah kedermawanan hanya untuk kelompok sendiri dan bukan untuk sesama manusia secara keseluruhan. "Jadi masih ada pemisah antara Kami dan Kita yang menjadi tugas kita bersama untuk meleburkan menjadi kekitaan," katanya.

Alisa Wahid mengatakan perlunya memperkuat nilai toleransi dengan mengakui adanya perbedaan dan bisa menerima itu. Alisa juga menekankan bahwa kematangan diri menjadi syarat utama mengatasi adanya kebhinekaan.

Denny JA, Ph.D menyampaikan kutipan dari Ibrahim Hooper bahwa tindakan nyata menjadi lebih penting dari sekedar kata-kata dan lebih memberikan solusi. Saat ini situasi pandemi mempengaruhi kesehatan mental seseorang karena menimbulkan rasa terisolasi, kesepian, dan tekanan ekonomi, perlu juga dipertimbangkan adanya menteri urusan kesepian, untuk menjaga kesehatan mental masyarakat (Denny JA, 2021).

Sebagai puncak acara Festival Solidaritas Sosial pada 10 Oktober 2021 yang dilaksanakan secara hibrid, didapuk sebagai keynote speaker Hartono Laras, Kepala Badan Pendidikan Penelitian dan Penyuluhan Sosial Kementerian Sosial yang mewakili Menteri Sosial Tri Rismaharini. Ia menyampaikan bahwa pemerintah bersama masyarakat perlu bekerja bersama meningkatkan rasa solidaritas sosial bagi sesama.

Lebih lanjut, pada 16 Oktober 2021 akan digelar talkshow mengenai "Manfaat PPKM terhadap Kesehatan Mental" dilanjutkan dengan pengumuman pemenang lomba edukasi Bentangan 1000 Poster di instagram @himpsijakartaraya dan Facebook Himpsi Jakarta Raya pada 31 Oktober 2021.

Kegiatan-kegiatan tersebut bagi Himpsi Jaya sebagai bentuk sumbangsih terhadap kesehatan mental dunia. Dengan mengusung tema Solidaritas Sosial diharapkan masyarakat memiliki rasa kebersamaan dengan cara berbuat kebaikan pada sesama, merasa bermanfaat, dapat membahagiakan orang lain serta terhindar dari perasaan depresi, sedih, kesepian, bosan, dan lelah. Dengan solidaritas sosial, kita dapat menjaga kesehatan mental masyarakat Indonesia.

Marilah kobarkan rasa gotong goyong dan guyub sebagai budaya masyarakat Indonesia. “Together We Win!
(atk)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1842 seconds (0.1#10.140)