Peduli Kesehatan Mental Anak Muda, Siti Atikoh Ungkap Program Ganjar-Mahfud Hadirkan Psikolog di Sekolah

Sabtu, 16 Desember 2023 - 15:56 WIB
loading...
Peduli Kesehatan Mental Anak Muda, Siti Atikoh Ungkap Program Ganjar-Mahfud Hadirkan Psikolog di Sekolah
Istri Capres Nomor Urut 3 Ganjar Pranowo, Siti Atikoh, menyatakan Ganjar-Mahfud sangat peduli dengan kesehatan mental. Paslon Capres-Cawapres Nomor Urut 3 itu berkomitmen mewujudkan warga bahagia, terkhusus untuk anak muda. Foto/Tim Siti Atikoh
A A A
JAKARTA - Istri Calon Presiden (Capres) Nomor Urut 3 Ganjar Pranowo, Siti Atikoh , menyatakan Ganjar-Mahfud sangat peduli dengan kesehatan mental. Paslon Capres-Cawapres Nomor Urut 3 itu berkomitmen mewujudkan warga bahagia, terkhusus untuk anak muda.

Saat menyampaikan pidato di Rakornas 2023 Pijar, Atikoh berkata kesehatan itu tak hanya fisik, melainkan mental. Ia menilai, seorang warga tak bisa dikatakan bebas dari penyakit mental seperti depresi. Apalagi, penyakit depresi itu timbul dari proses yang panjang.

"Kalau kita bisa men-treatment-nya di awal-awal, bisa mengidentifikasi, ini masyarakat akan bahagia. Karena ini kan visi misinya Ganjar-Mahfud itu ingin masyarakat sejahtera. Kalau bisa masalah sejahtera itu, sejahtera jasmani, sejahtera rohani, dan tidak ada rasa takut, aman. Kalau kita tidak aman, ditakut-takuti, itu berarti kita belum sejahtera," tutur Atikoh di Kantor DPP PDIP, Jakarta Pusat, Sabtu (16/12/2023).

Kendati demikian, Atikoh menyatakan, Ganjar-Mahfud akan mengeluarkan program psikolog di lembaga pendidikan, seperti sekolah. "Jadi di sekolah-sekolah itu nanti juga setiap sekolah ada psikolog, mungkin bisa bekerja sama," kata Atikoh.



Ibunda Muhammad Zinedine Alam Ganjar ini pun mencontohkan sekolah di Jawa Tengah yang mempunyai program "one student, one client'. "Kalau program di Jawa Tengah itu salah satunya one student one client. Karena selama ini saya sering sekali mendapat keluhan kalau terkena bullying, itu bagaimana konsultasi?" tutur Atikoh.

"BK (bimbingan konseling), selama ini lebih seolah-olah menjadi investigator untuk punishment kepada anak-anak, bukan untuk mendampingi. Padahal seharusnya harus dinormalisasi, ketika ada anak-anak sekolah yang kalau dia merasakan kurang nyaman atau ada yang bisa dicurhatkan, itu ke BK," ucapnya.

Atikoh menambahkan, kadang-kadang ada anak sekolah yang merasa kurang tertangani mental health-nya. "Maka perlu adanya psikiater atau psikolog yang ahli," tandas Atikoh.
(zik)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.0999 seconds (0.1#10.140)