Naik i-Car, Nadiem Ingin Mahasiswa Bisa Memiliki Banyak Disiplin Ilmu
loading...
A
A
A
SURABAYA - Menteri Pendidikan, Kebudayaan Riset dan Teknologi ( Mendikbudristek ) Nadiem Anwar Makarim ingin para mahasiswa memiliki banyak disiplin ilmu. Semua itu menjadi penting karena tuntutan zaman yang terus bergerak cepat.
Saat tiba di kampus Institut Teknologi Sepuluh Nopember ( ITS ) Surabaya, Nadiem langsung mencoba menaiki i-Car, mobil autonomous atau tak berawak rancangan ITS. Ia begitu menikmati perjalanan singkat menaiki i-Car bersama Wagub Jatim Emil Elestianto Dardak dan Dirjen Dikti Prof Ir Nizam serta Rektor ITS Prof Dr Ir Mochamad Ashari.
Nadiem menuturkan, pendidikan saat ini butuh perubahan segera. Nantinya jika sistem pendidikan di Indonesia baik, negara-negara lain akan menjadikan contoh. Walaupun baru pertama berjalan, Nadiem berpesan agar tidak cepat lelah dan bisa bersama-sama dalam melewati masa yang sulit.
“Agar program berjalan sukses memang tak bisa sekali berhasil, butuh percobaan kedua, ketiga serta dibarengi evaluasi yang baik,” ujarnya, Kamis (21/10/2021).
Ia pun mewanti-wanti kepada para rektor dan kepala program studi di perguruan tinggi agar tidak membatasi mahasiswa dalam mengikuti program Kampus Merdeka yang mempunyai syarat memenuhi 20 SKS per semesternya.
“Jangan pula mempersulit mahasiswa yang ingin belajar dan kredit semester di luar lini jurusannya. Pasalnya, zaman semakin maju dan mahasiswa tidak hanya butuh satu disiplin ilmu untuk bisa sukses dalam dunia kerja,” ungkapnya.
Selain itu, katanya, ada banyak kasus mahasiswa yang berkuliah tidak sesuai dengan minatnya, maka dari itu program MBKM yang bisa melakukan transfer SKS di luar ilmu disiplin ini benar-benar ditujukan untuk bisa belajar ilmu lain dengan merdeka. “Bisa saja mereka ke depan setelah lulus kuliah dapat berkarir dengan ilmu yang hanya diberikan sebatas 3 semester,” jelasnya.
Sementara itu, Dirjen Dikti Prof Ir Nizam mengatakan, jika ke depannya akan ditetapkan target 150.000 mahasiswa berpartisipasi di MBKM, dan Matching Fund sebanyak 5 kali lipat. Peningkatan ini diharapkan dapat menjadi tolakan yang baik bagi perkembangan pendidikan tinggi di Indonesia.
“Diharapkan nantinya output-an program ini dapat memperbaiki kualitas dari dunia industri, inovasi dan pembangunan Indonesia ke depannya,” kata Nizam.
Saat tiba di kampus Institut Teknologi Sepuluh Nopember ( ITS ) Surabaya, Nadiem langsung mencoba menaiki i-Car, mobil autonomous atau tak berawak rancangan ITS. Ia begitu menikmati perjalanan singkat menaiki i-Car bersama Wagub Jatim Emil Elestianto Dardak dan Dirjen Dikti Prof Ir Nizam serta Rektor ITS Prof Dr Ir Mochamad Ashari.
Nadiem menuturkan, pendidikan saat ini butuh perubahan segera. Nantinya jika sistem pendidikan di Indonesia baik, negara-negara lain akan menjadikan contoh. Walaupun baru pertama berjalan, Nadiem berpesan agar tidak cepat lelah dan bisa bersama-sama dalam melewati masa yang sulit.
“Agar program berjalan sukses memang tak bisa sekali berhasil, butuh percobaan kedua, ketiga serta dibarengi evaluasi yang baik,” ujarnya, Kamis (21/10/2021).
Ia pun mewanti-wanti kepada para rektor dan kepala program studi di perguruan tinggi agar tidak membatasi mahasiswa dalam mengikuti program Kampus Merdeka yang mempunyai syarat memenuhi 20 SKS per semesternya.
“Jangan pula mempersulit mahasiswa yang ingin belajar dan kredit semester di luar lini jurusannya. Pasalnya, zaman semakin maju dan mahasiswa tidak hanya butuh satu disiplin ilmu untuk bisa sukses dalam dunia kerja,” ungkapnya.
Selain itu, katanya, ada banyak kasus mahasiswa yang berkuliah tidak sesuai dengan minatnya, maka dari itu program MBKM yang bisa melakukan transfer SKS di luar ilmu disiplin ini benar-benar ditujukan untuk bisa belajar ilmu lain dengan merdeka. “Bisa saja mereka ke depan setelah lulus kuliah dapat berkarir dengan ilmu yang hanya diberikan sebatas 3 semester,” jelasnya.
Sementara itu, Dirjen Dikti Prof Ir Nizam mengatakan, jika ke depannya akan ditetapkan target 150.000 mahasiswa berpartisipasi di MBKM, dan Matching Fund sebanyak 5 kali lipat. Peningkatan ini diharapkan dapat menjadi tolakan yang baik bagi perkembangan pendidikan tinggi di Indonesia.
“Diharapkan nantinya output-an program ini dapat memperbaiki kualitas dari dunia industri, inovasi dan pembangunan Indonesia ke depannya,” kata Nizam.
(mpw)